Rabu, 16 Oktober 2013

Revisi Kelompok 2


ILMU BANTU DALAM SEJARAH



Makalah
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Hariyono, M. Pd
dan Ibu Indah W. P. Utami S. Pd., S. Hum., M. Pd




Oleh
David Kristianto                                              130731615716
Kyky Miftakhul Jannah                                   130731607283
Siska Ferina Susianti                                        130731607274
Yulia Hasanah                                                 130731607231
Yuwa Dilla Perdana Putra                               130731607288















UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
September 2013


DAFTAR ISI


Daftar Isi......................................................................................................      i
BAB I Pendahuluan
A.      Latar Belakang............................................................................      1
B.       Rumusan Masalah........................................................................      1
C.       Tujuan..........................................................................................      2
D.      Ruang Lingkup Pembahasan.......................................................      2
E.       Metode Penulisan........................................................................      2
F.        Manfaat Penulisan.......................................................................      2

BAB II Pembahasan
A.      Definisi Ilmu Bantu Sejarah........................................................      3
B.       Konsep-Konsep Ilmu Bantu Sejarah...........................................      3
C.       Macam-Macam dan Fungsi Ilmu Bantu Sejarah.........................      4

BAB III Penutup
A.      Kesimpulan..................................................................................      15
B.       Saran............................................................................................      15

Daftar Rujukan



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sejarah berasal dari kata syajaratun yang berasal dari bahasa arab yang artinya pohon. Maksud dari kata pohon adalah adanya kejadian, perkembangan dan peristiwa yang berkesinambungan dari suatu kejadian. Dalam ilmu sejarah memiliki arti yang cakupannya sangat luas karena berkaitan dengan masyarakat masa lalu. Dalam mempelajari sejarah, secara benar sesuai kaidah ilmu sejarah, kita tidak dapat mempelajarinya sendiri karena belajar sejarah bukan merupakan pekerjaan yang mudah seperti yang dahulu kita lakukan dengan menghafal semua materi pelajaran sejarah seperti semasa kita masih duduk dibangku sekolah. Karena apa yang kita pelajari dahulu dibangku sekolah belum mencakup semua aspek sejarah yang sebenarnya. Karena dalam mempelajari sumber sejarah, apalagi yang menggunakan berbagai macam aksara seperti, Jawa Baru, Batak Kuna, Pallawa Jawa Kuna, Bali, Jawa Tengahan, Bugis, Arab Pegon, Cina dan lain-lain dengan menggunakan bahasa berbeda yang memerlukan perlengkapan serta kecakapan tersendiri.
Selain itu dalam sejarah masih ada juga hubungan kandungan sejarah dengan berbagai unsur kehidupan antara lain ekonomi, agama, sosial, budaya, politik, ilmu pengetahuan, pemerintahan, birokrasi, ataupun dengan para tokoh pemegang peran penting dalam sejarah itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mempelajrai segala aspek dalam sejarah, sejarawan tidak dapat bekerja sendiri dan hanya berkutat dalam ilmu sejarah semata. Sejarawan memerlukan yang namanya ilmu bantu untuk mengkaji sejarah lebih dalam lagi.

B.                Rumusan Masalah
1.         Apakah definisi dari ilmu bantu sejarah ?
2.         Bagaimana konsep ilmu bantu sejarah menurut para ahli ?
3.         Apa saja macam-macam dan fungsi ilmu sejarah ?
4.         Apa kegunaan ilmu bantu sejarah ?

C.                Tujuan
1.         Mengetahui pengertian sejarah
2.         Menjelaskan konsep ilmu bantu sejarah menurut para ahli
3.         Menyebutkan macam-macam dan fungsi ilmu bantu sejarah
4.         Mengetahui kegunaan ilmu bantu sejarah

D.               Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini adalah pertama-tama menjelaskan tentang definisi atau pengertian dari ilmu bantu juga menjelaskan konsep-konsep pembagian ilmu bantu menurut beberapa ahli. Selain itu ruang lingkup pembahasannya hingga pada macam-macam dan fungsi ilmu bantu, dan tujuan adanya ilmu bantu untuk ilmu sejarah.

E.               Metode Penulisan
Untuk penyusunan makalah ini, penulis tidak hanya terpaut pada satu sumber saja. Penulis juga menggunakan beberapa literatur buku. Selain itu enulis juga mecari referensi atau sumber dari internet seperti pada google, wikipedia, serta berbagai blog. Dan sekian data yang sudah terkumpul, penulis mengolahnya hingga menjadi sebuah susunan makalah mulai dari halaman judul hingga daftar rujukan.

F.                Manfaat Penulisan
1.         Dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan untuk menulis makalah.
2.         Dapat dipergunakan untuk menambah wawasan mengenai materi ilmu bantu.
3.         Dapat dipergunakan sebagai alat penyampaian pola pikir penulis.


BAB II
PEMBAHASAN

A.               Definisi Ilmu Bantu Sejarah

Menurut Puri (2013) mengatakan bahwa “sumber sejarah adalah suatu hal yang sangat penting dalam merekontruksi peristiwa sejarah”. Oleh karena itu sumber sejarah dihadapkan pada menelusuri jejak-jejak sejarah masa lalu. Untuk menelusuri jejak-jejak sejarah masa lalu para sejarawan tidak bisa hanya terpaku pada satu ilmu, namun para sejarawan harus memiliki pedoman ilmu lain. Pedoman ilmu lain tersebut yang pada akhirnya dinamakan sebagai ilmu bantu. Menurut pendapat Tamburaka (dalam Puri, 2013) “penggunaan ilmu-ilmu bantu ini tergantung pada pokok-pokok atau periode sejarah yang dipelajari. Adapun ilmu-ilmu bantu yang merupakan pendukung sejarah itu dalam bahasa Inggris disebut auxiliary sciences atau sister disciplines”. Sementara itu pengertian ilmu bantu sendiri menurut Kuntowijoyo (2013:65) adalah “ilmu yang berguna untuk sejarah”. Sementara itu menurut situs  (http://11lmu.wordpress.com/2011/07/15/ilmu-bantu-sejarah/) menerangankan bahwa “ilmu bantu sejarah adalah Ilmu-ilmu yang dapat dijadikan sumber-sumber utama bagi parasejarawan dalam penelitian dan penyusunan kembali (rekontruksi) sejarah. Dapat disimpulkan bahwa ilmu bantu sjarah merupakan ilmu yang berguna untuk membantu para sejarawan merekonstruksi sejarah masa lalu.


B.               Konsep-Konsep Ilmu Bantu Sejarah
Ilmu bantu sejarah ada bermacam-macam begitu pula pendapat mengenai konsep-konsep ilmu bantu sejarah yang dikemukakan para ahli. Adapun pendapat tersebut yaitu
Louis Gottschalk dalam mengerti sejarah terjemahan Nugroho Notosusanto (1981), menyebutkan filologi, epigrafi, palaeografi, hiraldik genealogi, brafiografi, dan kronologi sebagai ilmu      bantu   sejarah.

Sidi Gazalba dalam pengantar Sejarah Sebagai Ilmu menyatakan bahwa ilmu purbakala, ilmu piagam, filologi, palaeografi, kronologi, senumismatik, dan genealogi menjadi ilmu bantu sejarah. Gazalba selanjutnya menambahkan bahwa ilmu sosial seperti etnografi, ekonomi, dan ilmu sosial lainnya juga dapat membantu sejarawan dalam tugasnya menyusun sejarah.
Gilbert J. Garraghan, S.J. dalam A Guide to Historical Method berpendapat bahwa auxallary sciences (ilmu bantu sejarah) terdori dari : filsafat, biliografi, antropologi, linguistik, arkeologi, epigrafi,      numismatik,     dan genealogi.
Heru Soekradi K. Dalam dasar-dasar Metodologi Sejarah menempatkan filologi, arkeologi, numismatik, kronologi, epigrafi, dan genealogi sebagai “ilmu bantu sejarah”, atau ancillary diciplin. Ilmu-ilmu itu menurut Heru Soekradi sepenuhnya mengabdikan diri untuk sejarah. Adapun yang termasuk sebagai ilmu ilmu bantu sejarah ialah ilmu-ilmu sosial (auxillary disciplin).
Hal yang perlu diperhatikan adalah penguasaan dalam batas penentuan konsep ilmu bantu sejarah akan menimbulkan pemikiran yang berbeda dari para sejarawan terhadap pokok studi yang diadapi. Menurut pendapat Putra (2011) “Yang dimaksud dalam konteks ini ialah derajad subyektivitas atau pandangan sejarawan akan ikut terpengaruhi oleh penguasaan di atas, subyektivitas itu berdasarkan dimensi tertentu dari ilmu bantu yang digunakan untuk memandang, mendekati pokok studi atau kajian”.

C.               Macam-Macam dan Fungsi Ilmu Bantu Sejarah
Ilmu bantu sejarah seperti yang diungkapkan para ahli diatas memiliki banyak jenis dan fungsi masing-masing, antara lain:
1.                  Paleontologi
Paleontologi berasal dari bahasa Yunani παλαιός, palaios, "tua, kuno", ὄν, on (gen. ontos), "makhluk hidup" dan λόγος, logos, "ucapan, pemikiran, ilmu". Jadi dapat disimpulkan bahwa paleontologi merupakan studi  suatu ilmu yang mempelajari kehidupan prasejarah dibumi atau kehidupan pada zaman purba. Namun paleontologi lebih menekankan pada ilmu yang mempelajari fosil tumbuhan atau hewan untuk menentukan tingkat evolusi dari suatu organisme yang hidup pada zaman purba. Tujuan dari Paleontologi adalah untuk menyelidiki evolusi spesies tumbuhan dan hewan serta ekosistem kuno serta iklim bumi secara keseluruhan yang terjadi pada zaman purba. Meskipun mempelajari tentang kehidupan fosil, paleontologi pada dasarnya merupakan bagian dari ilmu geologi ( ilmu yang mempelajari alam fisik).
Dalam penerapannya paleontologi lebih mirip dengan arkeologi namun paleontologi tidak memasukkan kebudayaan homo sapiens modern seperti halnya arkeologi. Kini paleotologi lebih mendayagunakan dengan metode ilmiah atau sains. Penggunaan berbagai metode ini memungkinkan paleontologi untuk menemukan sejarah evolusioner kehidupan,  ketika bumi menjadi sesuatu yang  mendukung terciptanya kehidupan, sekitar 3.800 juta tahun silam Paleotologi juga memiliki beberapa cabang ilmu antara lain, paleobotni, paleozoologi, dan mikropaleontologi.
2.      Paleontropologi
Jika paleontologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang fosil hewan dan tumbuhan pada zaman prasejarah, maka paleontropologi adalah ilmu yang mempelajari fosil manusia-manusia purba atau biasa disebut dengan antropologi ragawi. Ilmu ini bertujuan untuk mempelajari dan merekonstruksi asal usul manusia purba, persebarannya, lingkungan cara hidup, evolusinya, dan budayanya.
3.      Arkeologi
Arkeologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Archaeos = Kuno dan Logos = ilmu. Jadi dapat diartikan bahwa arkeologi adalah ilmu yang mempelajari dan merekonstruksi segala aspek kehidupan manusia yang terjadi pada masa lampau baik pada zaman prasejarah ataupun pada zaman sejarah melalui benda-benda tinggalan seperti artefak, ekofak, fitur, dan situs. Tujuan umum dari arkeolgi adalah untuk merekonstruksi sejarah kebudayaan, rekonstruksi cara-cara hidup, dan penggambaran proses budaya. Benda-benda yang ditinggalkan yang dikaji oleh arkeologi adalah :
a.      Artefak
Artefak adalah benda yang sengaja dibuat atau dimodifikasi manusia baik sebagian atau keseluruhan untuk memenuhi kebutuhannya. Artefak meliputi “benda-benda produk akhir (end product), calon alat, peralatan (tool kit), dan limbah (waste)” ( Mundarjito, 1980 ). Artefak memiliki jenis-jenis yaitu,
1)      Teknofak             : artefak yang berfungsi teknis atau praktis.
2)      Sosiofak    : artefak yang berfungsi secara sosial.
3)      Ideofak     : artefak yang berfungsi sebagai ide atau kepercayaan.


b.      Ekofak (Biofak)
Ekofak memiliki pengertian sebagai benda alam yang tidak dibuat oleh manusia namun penggunaannya berkaitan erat dengan kehidupan manusia.
Contoh : tulang binatang, kulit kerang (sebagai sisa makanan)
c.       Fitur (Feature)
Fitur merupakan satuan lingkungan yang sudah diubah oleh manusia dalam usahanya beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Selain itu fitur juga merupakan artefak yang tidak dapat diangkat atau dipindah tanpa merusak kedudukan artefak tersebut.
Contoh : gua, bekas tiang rumah, bekas liang sampah dll.
d.      Situs (Site)
Pengertian situs menurut UU no.5 tahun 12 tentang cagar budaya adalah situs merupakan lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya termasuk kelingkungannya yang diperlukan untuk pengamanannya. Sementara itu menrut UU no.11 tahun 2010 tentang cagar budaya pengertian situs caga budaya sendiri adalah lokasi yang berada di darat dan atau di air yang mengandung benda cagar budaya, bangunan cagar budaya dan atau struktur cagar budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti pada masa lalu.
4.      Paleografi
Paleografi merupakan ilmu yang mempelajari berbagai macam tulisan kuno. Ilmu ini mutlak diperlukan atau harus dipelajari oleh seorang sejarawan yang hendak mepelajari tulisan yang ada pada tulisan kuno atas papirus, tablet-tablet tanah liat, tembikar, kayu, perkamen (vellum), kertas, dan daun lontar. Paleografi memiliki norma tersendiri sebagai karya sastra. Pertama menjabarkan atau menjelaskan tulisan-tulisan kuna yang sulit untuk dibaca. Kedua, menempatkan berbagai peninggalan tertulis dalam rangka perkembangan umum tulisannya dan atas dasar itu menentukan waktu dan tempat terjadinya tulisan tertentu. Hal ini sangat penting untuk mempelajari tulisan tangan karya sastra yang biasanya tidak menyebutkan tempat dan waktu karya sastra tersebut ditulis atau suatu karya lain, seperti interpungsi, panjang jarak berbaris-baris. Bahkan naskah, urutan, tinta dan sebagainya.
Untuk memperoleh gambaran berbagai macam tulisan kuna dan perkembangannya di Indonesia, di bawah ini dijelaskan jenis tulisan pada beberapa prasasti yang tersebar di Nusantara dengan fungsinya sebagai penunjang penelitian naskah.
a.       Tulisan palawa untuk bahasa sanksekerta pada abad ke-4, dipakai di daerah-daerah luar kerajaan Palalawa yang mendapat pengaruhnya, termasuk kepulauan Indonesia. Huruf palalawa di nusantara dapat dibedakan atas dua macam, palalawa awal (early) dan Balawa lanjut (later)
b.       Tulisan Pra-Nagari yang asalnya dari India Utara dipakai untuk menulis prasasti Budha dalam bahasa Sanksekerta di Jawa Tengah pada abad ke-8 (De Casparis, 1995: 176).
c.       Tulisan kawi atau Jawa Kuna yang merupakan kelanjutan tulisan Palawa diketahui kira-kira pertengahan abad ke-8 pada prasaasti Dinoyo di Jawa Timur (760) yang kemudian berkembang lebih lanjut sampai abad ke-13 sebagai tulisan pada prasasti di jawa Timur, Bali, dan Sunda.
d.       Tulisan Jawa periode Majapahit (Jawa Tengah) dari ke-13 sampai abad abad ke-15. Sementara itu, sampai akhir abad ke-16 atau kemudiann tulisan di Jawa telah berkembang bentuk tulisan Jawa modern yang khas.
e.       Tulisan Melayu digunakan di beberapa bagian Sumatra yaitu di daerah Batak, Bengkulu, Kerinci, dan Lampung dari zaman  Raja Adityawarman.
f.       Tulisan Makasar dan bugis di Sulawesi Selatan.
g.      Tulisan Bima di Sulawesi Timur.
h.      Huruf Arab untuk bahasa Melayu Lama terdapat dalam prasasti batu di Terengganu pada abad ke-14.
5.      Epigrafi
Epigrafi berasal dari kata up (di atas), graphien (menulis,tulisan). Namun dapat disimpulkan bahwa epigrafi merupakan suatu kajian ilmu yang menyelidiki sejarah berdasarkan bahan tertulis atau tulisan kuna. Banyak pihak yang menyamakan epigrafi dengan paleografi namun pada dasarnya kedua ilmu tersebut memiliki sedikit perbedaan karenaepigrafi lebih difokuskan ke objek tempat menulis. Epigrafi biasanya dikaitkan dengan pembacaan tulisan kuno yang terdapat dalam suatu prasati, namun pada dasarnya epigrafi pembacaan tulisan kuno yang terdapat pada benda yang dapat bertahan lama seperti batu, logam, atau gading.
Prasasti tersebut pada dasarnya digunakan memberikan informasi atau catatan mengenai kejadian penting yang terjadi pada pada masa-masa awal sejarah. Namun betapapun urgensinya prasasti sebagai sejarah, prasasti tidak merekam semua peristiwa pada zamannya. Hanya beberapa aspek yang direkam dalam prasati seperti ekonomi, seni budaya dll.
Tujuan utama epigrafi adalah untuk membaca tulisan kuna tanpa ada suatu kesalahan. Hai ini sangat ditekankan karena tulisan kuna itu memang sukar dibaca karena bernagai sebab. Sebab-sebab itu antara lain karena huruf-hurufnya rusak karena bahan prasastinya aus akibat usia ataupun karena tangan-tngan usil, tiap-tiap periode bentuk hurufnya mengalami perkembangan, huruf itu sendiri memang sudah tidak terpakai lagi. Lain pada itu epigrafi juga bertugas menentukan usia , asal tulisan, serta menentukan kesalahn-kesalahan yang menyelinap dalam teks kemudian membersihkannya. Belum lagi bila prasasti itu sebagai prasasti turunan (tinulad) yang tidak jarang menimbulkan kesulitan karena penyalinannya tidak cermat baik dalam aksara maupun dalam bahasa. Ilmuwan yang pertama kali mengangkat epigrafi sebagai ilmu bantu sejarah ialah Ludwing Troube. Di Eropa tulisan epigrafi memusatkan perhatiannya pada naskah atau teks-teks manuskrip Yunani dan pagam-piagam dari zaman pertengahan.
6.      Ikonografi
Ikonografi adalah ilmu yang mempelajari tentang arca atau patung-patung kuno dari zaman prasejarah atau hingga pada zaman sejarah. Patung atau arca yang ditemukan umumnya merupakan bagian dari tempat keagamaan yang sakral. Patung tersebut banyak yang ditemukan di daerah peradaban besar seperti Mesir, Mesopotamia, Persia, Yunani, Cina, Romawi, dan India. Sedangkan di Indonesia umumnya patung atau arca di Indonesia terbuat dari tanah liat, batu, atau logam. Arca dan patung yang ada pada zaman prasejarah umumnya menggambarkan wujd nenek moyang seperti yang ditemukan di Pasemah. Sementara itu arca pada zaman sejarah di Indonesia banyak yang berupa arca perwujudan seorang raja atau ratu setelah tokoh tersebut meninggal antara lain Tribhuwana Tunggadewi diarcakan Parwati, Kertanegara diarcakan Siwa, raja Jayanegara diarcakan sebagai Wisnu, dan raja Kertarajasa Jayawardhana diarcakan sebagai Siwa.
7.      Numismatik
Numismatik (bahasa Latin: numisma, nomisma, "koin"; dari bahasa Yunani: νομίζειν nomízein, "menggunakan sesuai hukum"). Numismatik atau ilmu mata uang, mengkaji sejarah perkembangan mata uang dari zaman purba sampai sekarang. Berdasarkan mata uang yang dikoleksi dapat pula dipakai sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah suatu negara atau suatu dinasti.
8.      Ilmu Keramik
Keramik merupakan nama yang umum dipergunakan untuk tembikar, cina (china) dan porselin. Pengetahuan tentang keramik merupakan ilmu bantu dan karya seni yang sangat penting. Hasil kajian penelitian tentang benda ini merupakan bahan penting untuk penyususnan sejrah baik pada periode prasejarah atau sejarah.
Tembikar adalah sebutan umum untuk semua alat-alat dapur yang terbuat dari tanah liat yang kemudian dibakar, misalnya periuk, belangga, piring, dan kendi. Khusu untuk keramik Cina yang ditemukan dibeberapa daerah di Indonesia, merupakan temuan yang sangat penting bagi sejarah karena dipergunakan untuk mengkaji hubungan bilateral antara Cina-Indonesia dan negeri-negeri lain di Asia, Afrika, dan Eropa.
9.      Kronologi
Kronologi atau ilmu hitung waktu terbagi menjadi tiga, yaitu kronologi historis, kronologi teknis, dan kronologi matematik. Kronologi disebut juga sebagai almanak atau tentang penanggalan, atau kalender. Apabila kronoligi historis menunjukkan hitungan waktu (penanggalan) dalam konteks terjadinya sejarah. Maka kronologis teknis ialah hitungan yang berkaitan dengan sistem almanak atau kalender. Kronologis historis dinamakan pula sebagai kronografi. Dalam studi sejarah kronologis historis merupakan tulang punggungnya. Tiap peristiwa tidak terpisahkan dari berbagai waktu. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dapat dirintut hubungannya dalam waktu. Untuk menetapkan atau mencari angka-angka tahun dalam kronologi historis berkaitan erat dengan kronologi teknis.
Kronologi teknis atau sistem kalender (penanggalan) membahas sistem almanak atau penanggalan  suatu bangsa. Pertama sistem kalender berdasarkan perederan bulan. Sistem ini disbut sebagai lunar system atau tahun qamariah (qamaria ; bulan). Sistem ini agaknya sebagai sistem yang lebih tua. Sistem kedua yaitu berdasarkan peredaran Matahari, atau tahun syamsiah (matahari), disebut juga sebagai solar system. Dewasa ini kalender yang dipakai secara luas diseluruh dunia adalah kalender Masehi, berdasarkan perhitungan peredaran matahari. Pemakaian kalender ini sebagai akibat sangat luasnya pengaruh perdaban Eropa di dunia Internasional.
10.  Statistik
Secara etimologis kata “statistik” berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan katastate (bahasa Inggris) atau kata staat (bahasa Belanda), dan yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadinegara. Pada mulanya, kata “statistik” diartika sebagai “kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara. Crxton dan Cowden mendefinisikan statistik (dalam Yusuf, 2012) sebagai “koleksi, presentasi, analisis, dan interprestasi dan angka. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa statistik tidak harus dianggap sebagai subjek yang mempunyai hubungan hanya dengan ilmu-ilmu fisika, kimia, ekonomi, dan sosiaologi. Statistik itu bukan ilmu (science) melainkan sebuah metode ilmiah (dcienntilic method)”.
11.             Etnografi
Menurut Yusuf (2012) etnografi “merupakan salah satu cabang dari antropologi kajian ini memberikan deskripsi dan analisis tentang kebudayaan suatu masyarakat atau kelompok suku bangsa (ethnic group) tertentu”. Jadi dapat disimpulkan bahwa etnografi merupakan ilmu yang membahas atau mendiskripsikan tentang suku-suku atau keompok masyarakat di seluruh dunia.
12.             Genealogi
Genealogi berasal dari kata dasar gene, yaitu plasma pembawa sifat-sifat keturunan. Genealogi berarti ilmu yang mempelajari masalah keturunan. Ia berarti saling bergantung dua hal, yaitu yang muda berasal dari yang tua. Misalnya tulisan jawa berasal dari perkembangan abjad pallawa. Tulisan pallawa berasal dari tilisan atau abjad brahmi, dan lain-lain. Atau bisa disebut pengetahuan mengenai asal-asul nenek moyang atau keturunan keluarga seseorang atau orang-orang disebut genealogi. Peletak dasar genealogi sebagai ilmu ialah J.Ch. Gatterr (1727-1799), kemudian Q. Lorerirensa menerapkan dalam penulisan ilmiah (1898). Sekarang penelusuran riwayat hidup (biografi) dari orang-orang tertentu yang menjadi objek penelitian dapat dilakukan melalui biodata atau curriculum vitae. Penulisaan sejarah keluarga ( family history) umumnya mengunakan genealogi sebagai dasarnya.
13.             Filologi
Filologi yang berasal dari bahasa yunani berarti gemar berbincang-bincang. Filologi yang bertujuan untuk mengenalkan tentang teks secara sempurna kemudian menempatkannya dalam konteks sejarah kebudayaan suatu bangsa. Filologi berawal dari Eropa saat era renaisans dan humanisme. saat era itu orang mendalami kembali sastra klasik Yunani Romawi. Filologi penelitiannya lewat bahasa dan makna yang terkandung didalamnya kemudian memperbaikinya. Di waktu yang lain teks-teks yang telah dibetulkan kemudian disalin oleh para penyalin yang seringkali pekerjaannya tidak profesional, hingga menyebabkan kesalahan. Kesalahan itu dapat berupa kata-kata, kalimat, atau bagian-bagiannya, Ataupun ada halaman yang terlampaui dan tertukar dalam proses penyalinan.
Lewat teks-teks klasik itu para ahli filologi berhasil menggali nilai-nilai hidup yang terkandung dalam kebudayaan lama. Filologi yang berisikan tentang agama, sosial dan sejarah. Menurut Puri beberapa naskah kuno yang dikenal antara lain :
a.                 Negarakertagama
Negarakertagama adalah naskah lontar yang ditemukan dan dirampas oleh Belanda di Puri Cakranegara Lombok tahun 1894. Naskah ini menggunakan bahasa Jawa Kuno, berhuruf Bali dan berbentuk puisi (kakawin). Naskah ini ditulis oleh Mpu Prapanca seorang pujangga Majapahit ditulis tahun 1365 setahun setelah Gajah Mada wafat. Sekarang naskah ini disimpan di Universitas Leiden Belanda. Beberapa sejarawan telah menterjemahkan naskah seperti oleh Brandes dan H. Kern. Sementara sejarawan Indonesia yang menterjemahkan naskah ini adalah Prof. Slametmulyono (1953).
Secara garis besar isi dari naskah Negarakertagama antara lain : tinjauan filsafat Prapanca dan tujuan penulisan, susunan pemerintah pusat dan pemerintahan dalam negeri Majapahit, wilayah nusantara yang dikuasai Majapahit, penyiaran agama Hindu-Budha, catatan perjalanan Hayam Wuruk ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, sejarah Singasari-Majapahit sejak Ken Arok hingga Hayam Wuruk dan Gajah Mada, upacara kebesaran di Majapahit, dan peraturan mengenai pertanahan agraria.
b.                Pararaton
Naskah ini menggunakan bahasa Jawa Kuno, berbentuk prosa, tidak diketahui penulisnya dan disusun sekitar abad 16. Pararaton berisi tentang riwayat Ken Arok. Tahun 1920 naskah Pararaton ditulis ke dalam bahasa Romawi dan diterjemahkan oleh Brandes. Nasakah Pararaton berisi tentang kisah Ken Arok sebagai pendiri wangsa Rajasa, istrinya Ken Dedes dan sejarah Majapahit 1486.
c.                 Kidung Sundayana
Kidung Sundayana berbentuk puisi (kidung). Naskah ini ditemukan di Bali dan menggunakan bahasa Jawa Kuno dengan pengarang yang belum diketahui. Isi secara umum naskah Kidung Sundayana bercerita tentang kronologis perang Bubat yang diawali dengan keinginan Hayam Wuruk mencari permaisuri. Maka terpilihlah putri dari kerajaan Pajajaran yang bernama Citraloka. Rombongan Pajajaran dan putri Citraloka akhirnya datang ke Majapahit. Di sinilah awal masalah terjadi ketika Gajah Mada tidak senang dengan cara Hayam Wuruk menyambut kerajaan Pajajaran. Muncullah perselisihan paham antara Gajah Mada, Hayam Wuruk dan pihak Pajajaran. Tidak adanya kesepakatan pihak meyebabkan pertempuran antara kedua belah. Raja Pajajaran terbunuh dalam peristiwa ini dan Citraloka akhirnya bunuh diri.
d.                Babad Tanah Jawi
Naskah ini bercerita tentang pasang surut sejarah Jawa yang meliputi akhir kerajaan Majapahit 1525 sampai Perjanjian Giyanti 1755 yang membagi Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Secara rinci isi Babad Tanah Jawi adalah Kerajaan Demak Bintoro, Mataram, walisongo terutama figur Sunan Kalijaga dan perpecahan Mataram.
e.                 Carita Parahiyangan
Naskah berbahasa dan beraksara Sunda Kuno ini ditulis pada daun lontar. Naskah ini pernah ditranskrip dan diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh Pleyte dengan catatan dari Purbacaraka. Isinya tentang leluhur raja Sunda (para hiyang) yang dimulai dari kerajaan Galuh (Ciamis) sampai runtuhnya kerajaan Pajajaran karena serangan Islam. Yang unik dari naskah ini adalah terdapatnya nama raja Sanjaya dari kerajaan Mataram.

f.                  Hikayat Raja-Raja Pasai
Nasakah ini ditulis dalam bahasa Melayu sekitar abad 16 yang sekarang disimpan di perpustakaan Royal Society di London. Hikayat ini bercerita tentang kerajaan Pasai (Aceh) periode abad ke-13-16 M. Isi singkatnya adalah tentang raja Pasai yang memeluk agama Islam yaitu Raja Ahmad dan saudaranya Muhammad, tentang raja Samudra pertama yaitu Merah Silu yang masuk Islam dengan gelar Malik as-Saleh, tentang adu kerbau besar Majapahit (Raja Sang Nata dan Gajah Mada) dan anak kerbau dari Minangkabau (Patih Suatang dan Patih Katamanggungan). Yang menarik dari hikayat ini memuat tentang nama 35 daearah nusantara dan Semenanjung Melayu yang ditaklukkan Majapahit.
g.                 Sejarah Melayu
Naskah Melayu ini menggunakan aksara Arab-Melayu ditulis oleh Tun Sri Lanang (1565-1642) seorang bendahara dari Kesultanan Johor. Buku ini ditulis sekitar tahun 1612 seabad setelah Malaka ditundukkan Portugis tahun 1511. Penulisan acapkali tertunda karena Aceh sering menyerang Johor sehingga penulis harus mengungsi. Naskah ini sekarang disimpan di British Museum London.
Ringkasnya naskah ini berawal dari Sang Tri Buana yang turun dari Bukit Seguntang Palembang sampai direbutnya Malaka oleh Portugis tahun 1511. Sang Tri Buana ini dianggap sebagai pangkal empat keluarga raja yang memerintah Palembang, Majapahit, Melayu dan Minangkabau

14.             Bahasa
Dalam penulisan jejak sejarah terkadang ada penulisan dalam  bahasa lokal, oleh karena itu pengetahuan terhadap bahasa asing atau daerah sangat diperlukan bagi para sejarawan yang dapat digunakan untuk mengkaji jejak sejarah. Pengetahuan tersebut tidak perlu menjadikan sejarawan itu ahli dalam bahasa itu, cukup dapat memahami dan mengerti apa yang dituliskan.

15.              Ilmu Sosial
Cabang-cabang ilmu sosial seperti ekonomi, geografi, sosiologi, psikologi dan lain-lain menjadi pisau analisis yang sangat membantu dalam penelitian dan penulisan sejarah. Menurut  Aminudin (2005)
semua cabang ilmu sosial seperti politik, ekonomi, sosiologi, antropologi, gepgrafi, psikologi dan lainnya juga merupakan ilmu bantu sejarah. Hal itu disebabkan karena manusia sebagai mahkluk sosial dalam berbagai aspek kehidupannya tidak terlepas dari aspek-aspek lainnya. Bahkan di kalangan para ahli berbeda pendapat dalam menempatkan sejarah, apakah termasuk ilmu sastra atau ilmu sosial. Oleh karena itu studi sejarah yang komphrehensip dan meltidimensional memerlikan bantuan konsep-konsep ilmu-ilmu sosial untuk menjelaskan suatu gejala sejarah (social scientific approach). Berdasarkan kenyataan ini, sebagian sejarawan menempatkan sejarah dalam kelompok ilmu sosial.

16.  Ilmu Piagam
Ilmu piagam biasanya disebut juga sebagai Oorkondeleer. Ilmu ini biasanya digunakan oleh para sejarawan untuk mengkaji piagam apakah piagam tersebut benar atau tidaknya. Sejarawan biasanya menggunakannya untuk membaca, mengartikan, dan  menguji kredibilitas piagam yang merupakan warisan masa lalu.











BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Ilmu bantu merupakan ilmu yang sangat berguna bagi para sejarawan untuk merekonstruksi suatu kejadian sejarah, karena dalam mengkaji sejarah para sejarawan tidak dapat hanya menggunakan ilmu sejarah sendiri. Sejarawan memerlukan ilmu untuk mengetahui masa lalu tersebut untuk membuktikan fakta-fakta yang dimiliki dengan bantuan dari ilmu bantu sejarah tersebut  karena sejarah terjadi di masa lalu dan sementara para sejarawan hidup dimasa setelahnya. Dapat disimpulkan bahwa pengertian dari ilmu bantu sejarah adalah ilmu-ilmu yang dapat dijadikan sumber-sumber untuk sejarawan dalam penelitian dan penyusunan peristiwa sejarah tersebut dengan runtut dan memiliki kaitan dengan fakta dari sebuah peristiwa tersebut. Ilmu sejarah ada bermacam-macam antara lain numismatik, bahasa, filologi, arkeologi, ilmu sosial, dan masih banyak yang lainnya. Dari beberapa ilmu bantu sejarah yang disebutkan diatas memiliki kegunaan masing-masing yang sangat diperlukan untuk merekonstruksi sejarah.
B.               Saran
Sudah seharusnya bagi kita para calon pendidik sejarah atau pun para sejarawan untuk mengetahui dan bahkan untuk bisa mempelajari apa saja ilmu bantu sejarah. Seharusnya kita bisa mengetahui apa saja kegunaan dari ilmu bantu tersebut dalam perekonstruksian sejarah masa lalu itu.


DAFTAR RUJUKAN

Hamid, A.R. & Madjid M.S. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Luky Dwi. 2011. Ilmu-Ilmu Bantu Sejarah, (Online), (http://dwiluky.wordpress.com/2011/07/02/ilmu-ilmu-bantu-sejarah/), diakses tanggal  10 September 2013.

Puri Rani. 2013. Ilmu Bantu Sejarah, (Online), (http://ranipurirani.blogspot.com/2013/03/ilmu-bantu-sejarah.html), diakses tanggal 10 September 2013.

Putra Dhiera. 2011. Ilmu Bantu Sejarah, (Online), (http://dhieraputra.blogspot.com/), diakses tanggal 10 September 2013.

Wordpress.com. 2011. Ilmu Bantu  Sejarah. (Online), (http://11lmu.wordpress.com/2011/07/15/ilmu-bantu-sejarah/), diakses tanggal 10 Oktober 2013.

Yusuf  D. 2012. Ilmu-ilmu Bantu Sejarah, (Online), (http://dedeyusuf-29.blogspot.com/2012/01/ilmu-ilmu-bantu-sejarah.html),  diakses tanggal 10 September 2013.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar