SEJARAH SEBAGAI ILMU
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Hariyono, M. Pd
dan Ibu Indah W. P. Utami S. Pd., S. Hum., M. Pd
Oleh
Ahmad Zulfikar Alfaiz (130731616738)
Danan Tricahyono (130731615720)
Moh Zakup Priyo P (130731615715)
Rodhiyatul Dewi Faziah (130731616751)
Usaifatul Hasanah (130731615679)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
September 2013
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
2.1 Pengertian Sejarah Sebagai Ilmu ..................................................... 3
2.2 Alasan Sejarah Dijadikan Sebagai Ilmu................................................. 4
BAB III PENUTUP....................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 8
3.2 BADFTAR RUJUKAN........................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kata pertama
yang terlihat dibenak kita jika menyebut kata “sejarah” adalah masa lalu,
manusia purba, zaman kuno, dinosaurus, ataupun hal lainnya yang berbau purba.
Ya , sejarah memang menggambarkan tentang masa lalu. Sejarah sendiri
berasal dari tiga bahasa yaitu bahasa arab, bahasa jerman, dan bahasa inggris. Menurut Frederick dan Soeroto (1984:1) mengungkapkan
asal mula kata sejarah sebagai berikut.
Dalam bahasa arab, sejarah diambil dari kata “Syajarotun” yang berarti
pohon. Maksud dari kata ini yaitu pohon
jalannya kehidupan. Dalam bahasa Jerman diambil dari kata
“Geschichte” atau kejadian / peristiwa yang dibuat oleh manusia. Sedangkan,
dalam bahasa Inggris diambil dari kata “History” yang diserap dari bahasa
Yunani “Istory” yang artinya orang-orang pandai.
Menurut Abramowitz (Burher dalam Windscale ,
1970:42)"history
as a chronology of events" yang berarti
bahwa sejarah merupakan sebuah kronologi atas suatu kejadian-kejadian. Sedangkan menurut Costa (Burger dalam Windscale, 1970: 44)
sejarah dapat didefinisikan sebagai "record of the whole human
experience". Dimana pada hakikatnya sejarah merupakan catatan seluruh
pengalaman, baik secara individu maupun kolektif bangsa/nation dimasa lalu
tentang kehidupan umat manusia.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa, sejarah adalah urutan kejadian di masa lalu tentang
kehidupan manusia yang menarik dan unik. Hal itu dapat dikatakan sejarah
apabila memiliki peristiwa yang unik atau luar biasa, sehingga dapat atau mudah
diingat oleh manusia, dan juga dicatat atau diakui dalam sejarah Negara atau bahkan dunia.
1.2
Rumusan Masalah
1.1.1
Apa pengertian
sejarah sebagai ilmu?
1.1.2
Mengapa sejarah
dijadikan sebagai ilmu?
1.3
Tujuan
1.3.1
Mengetahui
pengertian sejarah sebagai ilmu.
1.3.2
Mengetahui alasan
sejarah dijadikan sebagai ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sejarah Sebagai
Ilmu
Dalam perkembangannya, sejerah mempunyai beberapa fungsi.
Diantaranya adalah sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai seni, dan sejarah
sebagai ilmu. Sejarah juga mempunyai peranan dalam perkembangan suatu negara
atau daerah. Banyak negara atau daerah yang besar karena menghargai sejarah
masa lalunya.
Salah satunya adalah Indonesia, masyarakat Indonesia
selalu mengenang dan menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan
kemerdekaan dan mengukir sejarah besar dalam perjalanan negara Republik Indonesia.
Hal ini terbukti dengan diperingatinya tanggal-tanggal penting yang berkaitan
dengan pejuangan para pahlawan untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah.
Seperti diadakannya upacara hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus,
mengibarkan bendera merah-putih bagi setiap masyarakat Indonesia menjelang hari
kemerdekaan, diadakannya upacara bendera setiap hari senin di sekolah-sekolah
seluruh Indonesia, digunakannya sejarah sebagai salah satu mata pelajaran di
lembaga pendidikan di seluruh Indonesia.
Seiring dengan bekembangnya zaman, berkembang pulalah
ilmu pengetahuan dan sains. Pengetahuan sejarah sudah mulai mencangkup kondisi
pada jenjang sosial tertentu.
Pada perkembangan inilah sejarah sebagai ilmu pengetahuan
mulai dibahas dan dibuktikan keabsahannya. Hal ini sesuai dengan yang telah
diungkapkan oleh Shuderman(2012) “ ilmu sejarah
berusaha mencari hukum-hukum yang mengendalikan manusia
dan kehidupannya dan juga mencari penyebab timbulnya perubahan-perubahan dalam kehidupan manusia. Sejarah
sebagai cabang ilmu pengetahuan hendaknya dibahas dan
dibuktikan secara keilmuan (ilmiah)”. Untuk mencari keabsahannya tersebut
muncul metode dalam sejarah. Munculnya metode dalam sejarah inilah yang membuat
sejarah mempunyai funsi sebagai ilmu. Banyak
ahli sejarah yang mendefinisikan sejarah
sebagai ilmu, dari berbagai
definisi tersebut, diantaranya yang telah diungkapkan oleh Shuderman(2012)
yaitu.
Sejarah sebagai ilmu
adalah suatu susunan pengetahuan (a body of Knowledge) tentang peristiwa dan cerita yang terjadi
di masyarakat manusia pada
masa lampau yang disusun secara sistematis dan metodis berdasarkan asas-asas, prosedur dan metode serta teknik
ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah.
Jadi, definisi sejarah sebagai ilmu
sesuai pernyataan dari Shuderman adalah pengetahuan tentang suatu kejadian masa
lalu yang disusun secara berurutan dan metode berdasarkan asas,prosedur dan
teknik ilmiah yang diakui oleh para sejarawan.
2.2 Alasan Sejarah Dijadikan
Sebagai Ilmu
Suatu hal
dapat dikatakan sebagai ilmu apabila hal tersebut memenuhi syarat umum yaitu
objek, tujuan, metodelogi dan sistematika. Sesuatu dikatakan memiliki objek,
jika ilmu itu memiliki sasaran atau tujuan penelitian. Ilmu yang memiliki
tujuan adalah ilmu yang mengantarkan kepada tujuan tertentu seperti biologi,
biologi adalah ilmu yang memepelajari tentang mahluk hidup. Itu berarti biologi
bertujuan mengajarkan tentang mahluk hidup dan segala aspek-aspeknya .Ilmu yang
memiliki metodelogi adalah ilmu yang memiliki cara dalam mengembangkan
materi-materi yang dibahas seperti pengalaman dan sebagainya. Sedangkan ilmu
yang sistematika adalah ilmu yang secara berurutan atau kronologinya jelas
sedang membahas atau mempelajari suatu hal.
Sedangkan sejarah dikatakan sebagai ilmu, jika memiliki
syarat yaitu empiris, memiliki objek, memiliki teori, generalisasi dan memiliki
metode. Berikut ini penjabaran dari aspek tersebut :
2.2.1 Sejarah Itu Empiris
Sejarah itu
empiris mempunyai arti pengalaman, ini sesuai dengan ungkapan Kuntowijoyo (2013:46), “empiris berasal dari
kata “Empeiria” Yunani yaitu pengalaman”. Mengapa sejarah itu empiris?
Sejarah berasal dari pengalaman yang masih tercatat oleh memori kita.
Pengalaman yang tadi telah diamati dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan-tulisan
itulah yang diteliti keabsahannya oleh sejarawan untuk menentukan fakta. Fakta
itu ditafsirkan secara berbeda-beda. Jika suatu ilmu alam memiliki objek yang
pasti. Sedangkan sejarah menjadikan bukti sebagai objeknya. Letak perbedaan ilmu alam dan sejarah dilihat
dari bagaimana mereka mangamati objeknya bukan dari cara kerjanya.
Jika dalam
ilmu alam mereka bisa mengulang-ulang percobaan tentang suatu hal, akan tetapi
dalam sejarah, hal itu tidak bisa dilakukan, karena sejarah itu hanya terjadi
satu kali karena bersifat pengalaman, seperti pada saat proklamasi. Kejadian
ini tidak bisa terjadi kembali dan diulang-ulang untuk diteliti. Hal ini yang
menjadi sebab muncul pebedaan pendapat dari para sejarawan dalam
mendiskripsikan suatu peristiwa tersebut. Karena kebenaran dalam sejarah hanya
ada pada peristiwa itu semdiri.
2.2.2 Sejarah Memiliki Objek
Berbeda
dari sosiologi, antropologi, dan ilmu
sosial lainnya. Sejarah mempelajari manusia yang dikejar oleh waktu. Jika lebih
dikhususkan, objek penelitian sejarah memang manusia. Akan tetapi waktu sangat
berperan penting dalam proses pembelajaran sejarah. Kebanyakan sejarawan
bingung bagaimana menentukan waktu pas terjadinya sejarah tersebut. Kebanyakan
ilmuwan hanya mengira-ngira waktu terdekat sejarah itu terjadi. Karena
informasi yang mereka dapatkan sangat minim dan peristiwa tersebut tidak bisa
terulang kembali.
2.2.3 Sejarah Memiliki Teori
Seiring dengan
munculnya banyak filsafat sejarah di muka bumi. Tentu saja, hal ini juga memicu
munculnya teori-teori tentang sejarah.teori yang terdapat dalam sejarah ini
berbeda-beda antara negara yang satu dengan yang lain, contohnya saja di
Amerika yang beroriantasi pragmatis sedangkan di Belanda mempunyai tradisi
kontinental yang lebih kontemplatif. Ini semua sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Kuntowijoyo (2013:48) “di universitas-universitas Amerika yang
berorientasi pragmatis, tidak diajarkan teori sejarah yang bersifat filosof.
Sebaliknya, di negara Belanda mempunyai tradisi kontinental yang lebih
kontemplatif, teori sejarah yang bersifat filosof yang diajarkan”.
2.2.4 Sejarah Mempunyai
Generalisasi
Generalisasi
sejarah memiliki arti seperti yang diungkapkan Kuntowijoyo dalam bukunya
pengantar ilmu sejarah. Kuntowijoyo (2013:48)
Generalisasi, dari bahasa latin “generalis” yang berarti
umum. Sama dengan ilmu lain sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum.
Hanya saja perlu diingat kalau ilmu-ilmu lain bersifat nomotetis, sejarah itu
pada dasarnya bersifat ideografis. Kalau sosiologi membicarakan masyarakat di
pojok jalan atau antropologi membicarakan pluralisme amerika, mereka dituntut
untuk menarik kesimpulan-kesimpulan umum yang berlaku dimana-mana dan dapat
dianggap sebagai kebenaran umum.
Generalisasi
dalam hal sejarah disini mempunyai arti koreksi dari kesimpulan ilmu
pengetahuan lain yang kurang akurat. Banyak kejadian atau ilmu yang belum
mempunyai jawaban pasti, akan tetapi setelah menyangkut pautkan dengan sejarah
akhirnya ditemukan jawaban yang pasti.
2.2.5 Sejarah Mempunyai Metode
Dalam
perkembangannya ternnyata sejarah memiliki metode yang digunakan dalam
penelitian-penelitian, seperti yang dipaparkan oleh Bailey(dalam
Hamid&Majid, 2011:41). “...Teknik penelitian atau alat yang dipergunakan
untuk mengumpulakan data, sedangkan metodologi adalah falsafah tentang proses
penelitaian yang di dalamnya mencakup asumsi-asumsi, nilai-nilai, standar atau
kriteria yang digunakan utuk menafsirkan data dan mencari kesimpulan”. Jadi
dengan adanya metode yang digunakan dalam sejarah inilah akan mempermudah
sejarawan untuk mengumpulkan data dari suatu kejadian.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.1.1 definisi sejarah sebagai ilmu adalah
pengetahuan tentang suatu kejadian masa lalu yang disusun secara berurutan dan
metode berdasarkan asas,prosedur dan teknik ilmiah yang diakui oleh para
sejarawan.
3.1.2 Alasan sejarah dijadikan sebagai ilmu
karena sejarah memiliki syarat sebagai ilmu, yaitu empiris, memiliki objek, memiliki teori, generalisasi dan
memiliki metode.
DAFTAR
RUJUKAN
Hamid, A.R dan Madjid, M.S. 2011. Pengantar
Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Kuntowijoyo. 2013. Pengangtar Ilmu
Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Frederick,
W.H dan Soeroto, S. 1984. Pemahaman Sejarah Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Windscale, H. 2012. Pengertian dan Definisi Sejarah
Menurut Para Ahli. (Online). http://kaiser-of-history.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-definisi-sejarah-menurut.html. Diakses tanggal 18 September 2013.
Shuderman, Y. S. 2012. Sejarah sebagai ilmu. (Online ). http://akrabsenada.blogspot.com/2012/02/sejarah-sebagai-ilmu.html. Diakses tanggal 18
september 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar