Rabu, 27 November 2013

revisi kelompok 8



METODE-METODE PENELITIAN SEJARAH



MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
 yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Hariyono, M. Pd dan
Ibu Indah W.P. Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd






Oleh
Bayu Anggo Eka Jurita           (130731615722)
Dhyki Ardhyansyah Saputro  (130731615719)
Fitriya Putri Utami                  (130731607294)
Tutut Indraswari                     (130731607293)








Description: D:\kuliah\pkm\logo-um-copy-transparant-600px.png






UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSILAL
JURUSAN SEJARAH
SEPTEMBER 2013


           
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari masa lampau. Ilmu ini didapat atau diperoleh dari sebuah penelitian. Setiap  penelitian membutuhkan sebuah metode. Metode adalah suatu cara atau sebuah langkah bisa disebut juga alat dalam membuat penelitian. Dengan adanya sebuah metode kita sebenarnya diberi kemudahan untuk merekontruksi sejarah masa lalu. Metode-metode yang ada di dalam ilmu sejarah adalah pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik intern dan ekstern, analisis dan interpretasi, dan penyajian dalam bentuk tulisan. Semua metode-metode itu mempunyai rumus atau cara-caranya sendiri. Untuk itu kita harus mengenal metode-metode itu satu persatu, agar sejarah yang akan kita rekontruksi sesuai dengan kenyataan sebenar-benarnya.
1.    Bagaimana metode penelitian sejarah?
2.    Bagaimana penerapan metode penelitian sejarah?
1.    Untuk mengetahui metode penelitian sejarah.
2.    Untuk mengetahui penerapan metode penelitian sejarah



BAB II
METODE SEJARAH

Ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari masa lalu. Ilmu sejerah merekam sebuah data-data peristiwa yang dianggap penting baik itu waktu, tempat ataupun tokoh. Untuk menyusun semua sejaarah itu kita memebutuhkan sebuah metode.
2.1    Metode Penelitian Sejarah
Metode dalam penelitian sejarah dibagi menjadi lima langkah. Menurut Kuntowijoyo (1995:64) “mengenalakan cara-cara penelitian dan penulisan sejarah. Langakah-langkah dalam pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik intern dan ekstern, analisis dan interpretasi, dan penyajian dalam bentuk tulisan”.
pendapat lain dari Andri (2013) “metode penelitian sejarah adalah metode atau cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya”. MenurutAndri (2013) metode penelitian sejarah dibagi menjadi tiga yaitu pemilihan topik penelitihan, studi pendahuluan dan inplementasi penelitian (heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi).
Tahap yang harus di tempuh dalam penelitian sejarah:
a.    Memilih suatu topik yang sesuai
b.   Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik
c.    Membuat catatan tentang itu apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung
d.   Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik sumber)
e.    Menyusun hasil-hasil penelitian ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya.
f.     Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin. (Wood Gray, et.al., 1956:9)
2.2    Penerapan Metode Penelitian Sejarah
Metode  ini digunakan untuk merekontruksi peristiwa yang terjadi. Contoh penerapan metode sejarah menurut Kuntowijoyo adalah sebagi berikut:
Metode yang pertama adalah pemilihan topik. Pemilihan topik digunakan pertama agar apa yang kita teliti sesuai dengan yang kita kuasai. Menurut pendapat  Kuntowijoyo (1995:70) “topik sebaiknya dipilih berdasarkan: (1) kedekatan emosional dan (2) kedekatan intelektual”.
1)   Kedekatan emosional
Di dalam melakukan kedekatan emosionl kita bisa melalui apa saja yang kita ketahui. Kita menyusunnya dengan menggunakan petanyaan 5 W + 1 H. Yang pertama yaitu :
a.    Where (dimana)  menunjukan sebuah tempat.When (kapan)  menunjukan tanggal
b.   Who (siapa) menunjukan tokoh atau pelakunya
c.    What (apa) menunjukan apa yang terjadi
d.   Why (mengapa) menunjukan sebab-sebab peristiwa tersebut terjadi
e.    How (bagaimana) menunjukan terjadinya peristiwa

2)   Kedekatan Intelektual
Dalam pendekatan intelektual kita harus membaca topik dan memiliki kedekatan emosional. Pendekatan intelektual harus dibuktikan dengan sebuah penelitian menjadi idea fixe, gagasan yang mempunyai harga mati (Kuntowijoyo,1995:71-72).
Contoh konkrit dari kedekatan intelektual adalah: jika kita ingin mempunyai emosional untuk meneliti sebuah kerajaan (kerajaan Singhasari) kita membutuhkan sebuah referensi/sumber (buku). Buku/ referensi tersebut adalah kedekatan intelektual kita.

Pengumpulan sumber dilakukan untuk memperkuat topik yang akan kita bahas. Pengumpulan sumber bisa kita ambil dari penelitian langsung atau kita ambil dari beberapa referensi. Menurut buku dari  Kuntowijoyo (1995:73) “sumber itu, menurut bahanya, dapat dibagi menjadi dua: tertulis dan tidak tertulis, atau dokumen dan artifact (artifact)”.
1.      Dokumen Tertulis.
Dokumen berasal dari bahasa latin docere berarti “mengajar”. Dokumen tertulis bisa berupa notul, rapat, kontrak kerja, surat-surat, bon-bon dan lain sebagainya.
2.      Sumber yang tidak tertulis berupa keterangan lisan dari narasumber
3.      Artifact dapat berupa bangunan, foto atau alat –alat.

Dalam metode sejarah ada dua kritik, yaitu: kritik eksternal dan kritik internal. Tujuan kritik adalah untuk menyeleksi data menjadi fakta.

1)   Kritik eksternal
Kritik ekstern pengujian terhadap otentikitas, asli, turunan, relevan tidaknya suatu sumber.
Sjamsuddin (1994:105) menarik kesimpulan sebagai berikut.
Kritik eksternal ialah suatu penelitian atas asal-usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah di ubah oleh orang-orang tertentu atau tidak.

Selain memeriksa sumber sejarah. Kritik eksternal harus menegakkan sebuah fakta dari kesaksian
a.    Kesaksian ini benar-benar di berikan  orang ini atau pada waktu itu (authenticity).
b.   Kesaksian di berikan  bertahan tanpa  perubahan (uncorupted), tanpa ada tambahan  atau  penghilangan  yang substansial (integrity) (Sjamsuddin,1994:105).
Kritik ekstern, penerapanya untuk sumber informasi. Kritik ekstern digunakan untuk mengkritik sumber tersebut. Contoh kesaksian pelaku sejarah dalam hal ini kritik ekstern digunakan untuk mengetahui bahwa kesaksian tersebut benar atau telah menerima tambahan. Dengan kritik ekstern kita juga membutuhkan referensi lain yang mendukung bahwa kesaksian itu benar atau tidak.
2)   Kritik Internal
Kritik intern yaitu pengujian terhadap isi atau kandungan sumber. Menurut Anneahira.com. mengenal metode penelitian sejarah, (online) file:///D:/kuliah/pengantar%20ilmu%20sejrah/MNGENAL%20METODE%20SEJARAH.htm , diakses 16 September 2013. “adapun ktirik intern diperkukan untuk menilai tingkat kelayakan atau kredibilas sumber. Kredibilitas sumber biasanya mengacu pada kemampuan sumber untuk mengungkapakan kebenaran  suatu peristiwa sejarah”.
Penerapan kritik  intern, kritik intern digunakan untuk mengkritik isi dari sumber. Dengan diberikan kritik intern kita bisa mengetahui isi dari informasi tersebut otentik atau tidak. Contoh ditemukan sebuah prasasti jaman kerajaan Tarumanegara. Dituliskan bahwa kaki raja Purnawarman seperti kaki gajah airawata. Dengan kritik intern kita bisa mengetahui subjektifitas atau obyektifitas dari isi prasati tersebut.

Menurut Anneahira.com. mengenal metode penelitian sejarah, (online) file:///D:/kuliah/pengantar%20ilmu%20sejrah/MNGENAL%20METODE%20SEJARAH.htm , diakses 16 September 2013.Interpretasi yaitu analisis atau menguraikan dan sintesis atau menyatukan fakta-fakta sejarah. Fakta-fakta yang tampaknya terlepas antara satu antara lain bisa menjadi satu hubungan yang berkaitan.Sumber atau data yang di uraikan, misalnya adanya sebuah laporan tentang jumlah orang-orang yang sekolah, jenis-jenis pekerjaan penduduk dan jumlah pendapatannya, adanya catatan transaksi pembelihan hasil-hasil pertanian oleh petani dengan pedagang yang berasal dari kota.
Menurut kuntowijoyo (1995:78) interpretasi dibagi menjadi dua:
a.    Analisis
Analisis berarti menguraikan sebuah sumber mengandung beberapa kemungkinan.
Contoh: dalam daftar pengurusan ormas di sebuah  kota dari kelompok social: adalah petani bertanah, pedagang, pegawai negeri, petani tak bertanah, orang swasta, guru, tukang, mandor.
b.   Sintesis
Sintesis berarti menyatukan atau pengelompokan data.Contoh: data tentang pertempuran, pergantian pejabat, mobilisasi masa, kita menemukan sebuah fakta telah terjadi revolusi. Revolusi adalah hasil interpretasi dari kita setelah data tersebut kita kelompokkan menjadi satu
Pendapat dari Kuntowijoyo (1995:80) “dalam penulisan sejarah, aspek kronologi sangat penting”. Selain itu menurut Kuntowijoyo (1995:80) “dalam sejarah perubahan social, hal itu akan diurutkan  kronologinya”. Di dalam buku pengantar ilmu sejarah Kuntowijoyo (1995:81) “penyajian penelitian dalam bentuk tulisan mempunyai tiga bagian: 1. Pengantar, 2. Hasil Penelitian, dan 3. Simpulan.
Kuntowijoyo (1995:81)
1)      Pengantar
Pengantar selain untuk formalitas pengantar harus ada permasalahan, latar belakang, historiografi, serta pendapat kita tentang tulisa-tulisan orang lain.
Yang dimaksud historiografi menurut Sjamsuddin (1994:153) sebagai berikut
Ketika sejarahwan memasuki tahap menulis maka ia akan mengerahkan daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan kritis dan analisisnya karena pada akhirnya ia harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penulisan utuh yang disebut historiografi.

2)   Hasil penelitian
Menurut pendapat Kuntowijoyo (1995:81) “dalam bab-bab inilah ditunjukkan kebolehan penulis dalam melakukan penelitian dan penyajian.Profesionalisme penulis tampak dari pertanggung jawaban.Tanggung jawab itu terletak dalam catatan dan lampiran.Setiap fakta yang di tulis harus di sertai data yang mendukung”.
3)   Simpulan 
Pendapat dari Kuntowijoyo (1995:81) “dalam simpulanlah kita mengemukakan generalization dari yang telah di uraikan dalam bab-bab sebelumnya dan social significance penelitian kita”.
Penulisan dalam sejarah sebagai berikut:
  1. Deskripsi Naratif
Narasi adalah pengisahan suatu cerita atau kejadian. Deskripsi narasi dalam sejarah adalah pengisahan atau penggambaran secara rinci suatu peristiwa atau kejadian (masa lampau) yang tidak bisa lepas dari aspek ruang berurutan atau runtut dalam tiap kronologi, yang mengaitkan antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya.
  1. Deskripsi Analisis
Deskripsi Analisis merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif, yakni menggambarkan secara terperinci peristiwa yang terjadi di masa lampau. Hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.





Ilmu sejarah adalah ilmu yang membahas apa yang telah terjadi dimasa lalu. Cara menyusun sebuah sejarah –sejarah tersebut kita membutuhkan sebuah metode. Metode-metode tersebut sebagai berikut:
1.      Pemilihan Topik
Pemilihan topik digunakan pertama agar apa yang kita teliti sesuai dengan yang kita kuasai.
2.      Pengumpulan Sumber
Pengumpulan sumber dilakukan untuk memperkuat topik yang akan kita bahas.
3.      Kritik
4.      Interpretasi
Interpretasi dibagi menjadi dua yaitu analisis dan sintesis.
5.      Penulisan atau Historiografi
Menuliskan sebuah pengetahuan secara tertulis dan kronologis.



DAFTAR RUJUKAN

Anneahira.com. mengenal metode penelitian sejarah, (Online)file:///D:/kuliah/pengantar%20ilmu%20sejrah/MNGENAL%20METODE%20SEJARAH.htm, diakses 16 September 2013.
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana
Sjamsuddin, H. 1994. Metodologi Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Pradinata, A. 2013.metodepenelitiansejarah. (online) http://andripradinata.blogspot.com/2013/02/metode-penelitian-sejarah-metode-sejarah.html. diakses 26 November 2013. (inikutipane)