PRINSIP-PRINSIP
PEMBELAJARAN SEJARAH
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Bapak Prof. Hariyono, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Offering B
1.
Agus Mahardika Emas (130731607287)
2.
Karolina Setia (130731607284)
3.
Rikha Lilafatu
Rohmaya (130731607229)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
SEJARAH
Nopember 2013
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2
Topik bahasan................................................................................ ........ 2
1.3
Tujuan..................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Prinsip
Pembelajaran Sejarah................................................ 3
2.2
Hakikat Pembelajaran
Sejarah................................................................ 4
2.3
Sumber Pembelajaran Sejarah................................................................ 9
BAB 3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan............................................................................................. 11
3.2
Saran....................................................................................................... 11
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa, prinsip-prinsip
pembelajaran sejarah merupakan salah satu wahana untuk mencerdaskan bangsa,
dalam arti luas yang bersifat pada masa lampau yang di analisis untuk masa kini
dan diproyeksi merencanakan kehidupan masa depan. Prinsip-prinsip pembelajaran
sejarah juga terbagi menjadi dua yaitu ekstern (faktor yang berasal dari luar
individu) dan intern (faktor yang berasal dari dalam individu). Menurut Prof.Dr.A
Chaedaralwasilah bahwa pembelajaran yaitu belajar (learning),mengajar (teaching),dan
pembelajaran (instruction).
Dengan mengetahui lebih lanjut mengenai prinsip-prinsip
pembelajaran sejarah kami dapat meneliti apa saja faktor yang mendukung dalam
proses pembelajaran dan mengetahui aspek-aspek pembelajaran, siapa saja yang
berperan dan sumber metode pembelajaran yang efektif dan efisien agar siswa
yang diberi pelajaran mampu berperan aktif dalam proses tersebut. Teknik-teknik
dan prinsip dalam pengajaran dari seorang dosen/guru pun sangat mempengaruhi
terhadap keberhasilan proses mengajar, sangat diharapkan seorang pengajar juga
mampu mengetahui dengan jeli akan bagaimana lingkungan yang mendukung efisiensi
pembelajaran oleh karakteristik masing-masing siswa yang mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda. Dalam proses pembelajaran sejarah pada khususnya juga harus
mempunyai teknik atau metode agar pemahaman siswa akan pelajaran sejarah itu
sendiri tidak hanya bisa dipahami oleh siswa melainkan bisa memberi manfaat
untuk pembentukan karakteristik remaja yang mempunyai semangat meneruskan
perjuangan pahlawan di masa lalu dengan menggunakan pedoman pembelajaran yang
positif.
1.2 Topik Bahasan
Dalam pembuatan makalah ini kami bermaksud mengetahui
tata cara atau prinsip pembelajaran yang dilaksanakan dalam sebuah instansi
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang Dosen kepada muridnya, diantaranya:
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan prinsip pembelajaran sejarah?
1.2.2 Bagaimana pembelajaran sejarah disekolah?
1.2.3
Apa saja sumber
pembelajaran sejarah?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk
mengetahui sejauh mana pelajar atau pengajar mengetahui tentang prinsip-prinsip
pembelajaran sejarah.
1.3.2
Agar pelajar atau
pengajar mengetahui secara luas tentang prinsip-prinsip pembelajaran sejarah.
1.3.3 Untuk mengetahui proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Prinsip Pembelajaran Sejarah
Sebelum kita mengerti apa
pengeritan prinsip pembelajaran sejarah kita harus paham dulu apa pengertian
dari sejarah dan hakikatanya seperti halnya yang dijelaskan oleh ( Kochhar, 2008).
Istilah
history (sejarah) diambil dari kata
historia dalam bahasa Yunani yang berarti “informasi” atau “penelitian yang
ditujukan untuk memperoleh kebenaran”. Sejarah pada masa itu hanya berisi
tentang “manusia-kisahnya”-kisah tentang usaha-usahanya dalam memenuhi
kebutuhannya untuk menciptakan kehidupan yang tertib dan teratur, kecintaannya
akan kemerdekaan, serta kehausannya akan keindahan dan pengetahuan.
Selain
itu Kochhar, (2008) juga memberikan pengertian tentang Hakikat sejarah.
Sejarah adalah ilmu tentang manusia. Sejarah
berkaitan dengan ilmu hanya apabila sejarah menkaji tentang kerja keras manusia
dan pencapaian yang di perolehnya. Sejarah menguamakan kajian tentang
orang-orang yang “ menaklukan daratan dan lautan tanpa beristiahat” dari pada
mereka yang “berdiri dan menunggu”. Sejarah
mengkaji manusia dalam lingkup waktu. Waktu merupakan unsur esensial dalam
sejarah. Sejarah berkaitan dengan rangkaian peristiwa, dan setiap peristiwa
terjadi dalam lingkup waktu tertentu. Sejarah
mengkaji manusia dalam lingkup ruang. Baik sebagai individu maupn bangsa,
manusia dipelajari alam konteks lingkungan fisik dan geografis. Sejarah menjelaskan masa kini. Masa kini
merupakan susunan peristiwa masa lampau.
Tugas sejarah adalah menjelaskan evolusi lahirnya masa kini tersebut. Sejarah merupakan dialog antara peristiwa
masa lampau dan perkembangan ke masa depan. Interpretasi terhadap masa
lampau dilakukan sejarawan, seleksinya terhadap peristiwa yang signifikan dan
relevan, membuka kesadaran akan timbulnya tujuan-tuuan baru kemasa depan. Sejarah merupakan cerita tentang pembangunan
kesadaran manusia, baik dalam aspek individual maupaun kolektif.
Pembangunan
ari zaman batu sampai zaman modern, perkembngan kesadran kota yunani, dan
kebangsaan india, sistem pertanian komunal israel, atau proses penemuan
identitas diri suatu bangsa.
Jadi, sebelum kita paham
akan arti dari Prinsip Pembelajaran Sejarah kita harus tau seluk beluk sejarah
dalam arti luas agar kita bisa tau dan mengerti betul apa yang sebenarnya di
bahas dan di pelajaridalam sejarah. Setelah kita paham pengertian sejarah dan
hakikatnya maka kita langsung kepada Pngertian Prinsip Pembelajaran Sejarah
sendiri seperti yang dijelaskan oleh Sutjiainingsih, (1995:1) menurut beliau
Sejarah
merupakan wadah untuk mendorong terbentuknya karakteristik mahasiswa tentang
pentingnya sejarah leluhur bangsa. Terciptanya bangsa yang besar yaitu dengan
tatap menghargai sejarah bangsanya sendiri dari awal-awal perjuangan melawan
penjajah sampai dengan terciptanya kemerdekaan suatu bangsa. Pengajaran sejarah
bersifat meneliti kehidupan masa lampau yang didukung dengan penemuan-penemuan
masa lampau/prasejarah. Prinsip pembelajaran sejarah adalah salah satu wahana
untuk mencerdaskan bangsa. Dengan sifatnya yang unik, sejarah perpijak pada
fakta masa lampau yang di analisis untk memahami masa kini dan diproyeksikan
untuk merencanakan kehidupan masa depan.
Dengan adanya prinsip pembelajaran
sejarah kita bisa tahu metode belajar sejarah yang bagai manakah yang kita
inginkan, prinsip-prinsip pembelajaran sejarah memberi pengetahuan tentang
sejarah dan seluk- beluknya sesuai kebutuhan.
2.2 Pembelajaran Sejarah
2.2.1 Hakikat Pembelajaran
Menurut Prof.Dr.A Chaedar
alwasilah, MA memberikan batasan terhadap istilah belajar,mengajar, dan
pembelajaran, yaitu: belajar (learning),
mengajar (teaching), dan pembelajaran
(instruction). Pada hakikatnya
pembelajaran adalah proses mengajar dengan metode dan teknik yang berbeda-beda,
salah satunya dengan tanya jawab antara mahasiswa dengan Dosen. Dengan teknik
berkelompok, sehingga dengan berkelompok dapat berkomunikasi mahasiswa bisa
saling bertukar pikiran satu sama lain.
Pembelajaran adalah proses memberi informasi dengan
mengelola lingkungan pembelajaran dengan efektif dan efisien (Abdul Rohman
:2008). Maksudnya, dalam menjalankan proses belajar mengajar, pembimbing tidak
saja harus mengajar pengetahuan kepada siswa, namun juga harus mengajarkan
norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Mengajar juga disebut membimbing
pengalaman anak, bagaimana agar anak tersebut dapat aktif beraktivitas dalam
lingkungannya. Dari pembimbingan pengalaman tersebut diharapkan anak memperoleh
kecakapan, sikap dan karakter yang baik, sehingga siswa dapat mengembangkan
mentalnya untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan dan bisa bisa mengembangkan
bakatnya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi pengalaman dengan lingkungan itulah
yang harus diberikan pembimbing kepada anak didik, karena sumber dari belajar
itu sendiri adalah pengalaman agar siswa nantinya selain dapat pengetahuan yang
maksimal juga dapat mengahadapi masalah-masalah dalam kehidupannya. Selain itu,
siswa dapat terjun kedalam lingkungan soialnya, menerapkan norma-norma,
pikiran, dan perasaanya kedalam pribadi
anak tersebut.
2.2.2 Status Mata Pelajaran
Sejarah
Terdapat beberapa diskusi tentang
tujuan pembelajaran sejarah yang diajarkan dalam organisasi pendidikan di
Indonesia. Dari diskusi tersebut terdapat tujuan bahwa untuk mewujudkan sejarah
dalam skema pendidikan, sejarah perlu diajarkan sampai kelas sepuluh.
Menyesuaikan dengan pola pendidikan baru, sejarah yang diajarkan di sekolah
dasar menjadi bagian dari ilmu sosial, kisah-kisah dan cerita dari tokoh dan
peristiwa umumnya yang akan dipelajari. Di kelas bawah dan menengah sejarah
dipelajari sebagai bagian dari ilmu sosial. Di kelas menengah sejarah yang
diajarkan yaitu sejarah tentang kehidupan peradaban masyarakat India dimulai dari
zaman prasejarah sampai perkembangan saat ini.
Pendekatannya tentang sejarah
dinasti ke kondisi sosial dan ekonomi serta aspek kebudayaannya. Menurut teori
Patel dalam Kochher (2008:21) silabus sejarah yang dianjurkan sebagai berikut:
Kelas VI-India Kuno; Kelas VII-India Madya; Kelas VIII-India Modern. Sedangkan
untuk kelas IX dan X juga diajarkan pelajaran tentang Sejarah Umat Manusia yang
dimulai dari zaman prasejarah. Pada prinsipnya pembelajaran yang diajarkan
mengenai pertumbuhan status sosial dan perkembangan pengetahuan dan budaya.
Perkembangan historis dari
negara-negara didunia pun juga dipelajari, namun materi yang diajarkan dari
historis tersebut khusus bagi negara yang yang mempunyai nilai penting bagi
sejarah pada umat manusia pada umumnya,
“sebagai tambahan dalam konteks ini, gerakan kaum sosialis, perang
dunia, bangkitnya Asia, Afrika, Amerika Latin, dan masalah perdamaian dan kerja
sama internasional serta tata ekonomi baru diperkenalkan ...” (Kochhar,
2008:21).Dari pernyataan tersebut materi yang diajarkan kepada siswa bukan
hanya dari aspek politik sejarah, namun
juga pada aspek ekonominya sehinnga para siswa mengetahui perkembangan dunia
masa sekarang serta masalah yang terjadi pada negara tersebut pada saat ini.
Jadi, sejarah merupakan mata pelajaran inti yang harus diajarkan sampai tingkat
sepuluh sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dalam dunia pendidikan.
2.2.3 Sasaran Umum
pembelajaran Sejarah
Menurut teori Kochhar (2008) sasaran umum pembelajaran
sejarah dijabarkan berikut ini.
1. Mengembangkan
pemahaman tentang diri sendiri
Maksudnya yaitu
dalam pembelajaran sejarah digunakan untuk mengetahui siapa diri kita sendiri,
minat dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang adalah warisan yang dimiliki
untuk memahami identitasnya sendiri.
Tanpa pembelajarn sejarah, seorang generasi
baru politikus dan suatu generasi baru negarawan tidak akan mengetahui struktur
negara yang didasar Undang-Undang dan pada generasi baru seperti anak-anak
tidak akan mengetahui perjuangan yang dilakukan oleh para pemimpin awal untuk
memperoleh kemerdekaan dan peran dari masing-masing tokoh tersebut.
2. Memberikan
gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang, dan masayarakat.
2.2.4
Penyeleksian
Materi Pelajaran Untuk Tingkatan Yang Berbeda
Teori yang digunakan untuk
menyeleksi materi pelajaran adalah sebagai berikut.
1. Teori
zaman kebudayaan dari Stanley Hall
Teori ini menerangkan
bahwa perkembangan mental setiap individu merupakan kesimpulan dari
perkembangan mental umat manusia. Kochhar (2008:70)
menyimpulakan
teori ini dengan teori dalam sejarah maka dapat dijelaskan “ sejarah anak-anak
cocok untuk anak-anak, sejarah remaja cocok untuk para remaja, sejarah pemuda
cocok untuk para pemuda,dan sejarah orang dewasa cocok untuk orang-orang
dewasa”. Jadi, dalam penerapannya sejarah harus menyesuaikan dengan umur dan
kemampuan dari siswanya. Berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sejarah zaman
kuno untuk anak sekolah dasar, sejarah zaman madya untuk anak kelas menengah
pertama, dan sejarah modern untuk anak kelas menengah atas. Diasumsikan bahwa
tidak sulit untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan kehidupan manusia pada
zaman primitif, tetapi untuk tahap berikutnya permasalahan menjadi semakin
kompleks dan tahap perkembangannya menjadi semakin sulit.
2. Pendekatan
Biografis
Secara umum kita
ketahui bahwa sejarah berisi tentang tokoh-tokoh besar dan tentang kehebatan
dari tokoh tersebut, baik tentang tindakannya maupun tentang inspirasi yang
mereka berikan.
Berdasarkan teori pendekatan Biografis ini,
sejarah diajarkan sebagai cerita dari
orang-orang besar dinegeri kita dengan kronologis.
Pada tahap awalnya,
sejarah yang sering dimengerti oleh anak-anak
adalah sejarah yang mengisahkan tentang tokoh-tokohnya dan mengenai prinsip-prinsipnya saja, sehingga
sejarah awalnya sudah memberikan wawasan kepada anak dan pada tahap berikutnya
mereka akan lebih menyiapakan diri untuk mengetahui gerak sejarah lebih jauh.
Oleh karena dalam memberikan gagasan kepada
anak diperlukan tokoh yang tepat, tidak hanya tokoh dari dalam negara kita
sendiri tetapi juga dari seluruh dunia yang layak untuk kita pelajari. Tokoh
tersebut dapat juga dari para ilmuwan, penemu, seniman, tokoh agama dan yang
lainnya juga perlu untuk dipelajari.
3. Teori
Psikologi
Teori
ini menyinggung tentang sasaran materi yang memenuhi kebutuhan anak sesuai
dengan tingkat perkembangan mentalnya. Teori ini memiliki 3 proses tahapan
pembelajaran, yaitu: tokoh, peristiwa, dan gagasan. Tahap yang paling awal adalah tokoh, untuk
pemikiran anak-anak tokoh akan lebih mudah dipahami, tokoh yang diakui
berdasarkan dokumen-dokumen dan diakui semua pihak. Pada tahap berikutnya yaitu
peristiwa, peristiwa tentang tindakan dari para tokoh dan yang akan dipelajari
oleh siswa. Menurut Edward Gibbon dalam Khochhar (2008:74) “berbagai peristiwa
sejarah mengubah wajah bumi jauh lebih dahsyat daripada banjir dan gempa bumi”.
Artinya berbagai peristiwa sejarah yang disampaikan kepada anak-anak memililiki
imajinasi kuat sehingga mereka tertarik dengan fakta sejarah. Pada tahap ketiga
yaitu gagasan yang selalu mendorong manusia menuju gagasan besar ke tujuan
puncak peradaban. Gagasan yaitu dasar pemikiran yang dilakukan para tokoh dalam
berbagai peristiwa. Dalam teori psikologi ini pembelajaran sejarah dapat
dilaksanakan apabila kita menggunakan tahap dari tokoh-peristiwa-dan gagasan.
Oleh karena itu, teori
ini juga memiliki spiral kumulatif melalui tiga tahap, tahap pertama anak anak
disekolah dasar belajar sejarah melalui tokoh-tokoh, anak-anak yang lebih besar
di sekolah menengah
pertama belajar sejarah melalui peristiwa, sedangkan anak di sekolah menengah
atas belajar sejarah melaui gagasan.
2.3 Sumber Pembelajaran
Sejarah
Sumber pembelajaran adalah sarana
pembelajaran dan pengajaran yang sangat penting (Kochhar, 2008:160). Ini berarti bahwa seorang
pendidik harus bisa mengembangkan sumber-sumber pembelajaran yang ada misalnya
dari buku cetak untuk menambah atau memperjelas apa yang dijelaskan didalam
buku tersebut, siswa juga diharapkan dapat menambah wawasan dan minat belajar
melalui sumber pembelajaran yang disediakan oleh pihak sekolah. Menurut Kochhar
(2008:161 ) sumber pembelajaran
dibagi menjadi 3
sumber.
1. Buku
Cetak
Semua buku yang digunakan sebagai dasar atau
bagian dari dasar fokus pembelajaran bisa disebut buku cetak (Kochhar, 2008). Buku ini berisi
pengetahuan yang dipilih sebagai bahan dasar untuk pembelajaran dan tersusun
secara sistematis. Buku cetak ini juga disusun dengan topik-topik pembelajaran
yang utuh dan terkait satu sama lain, serta harus disesuaikan dengan kemampuan
tingkat siswa dan diusahakan penuh dengan keanekaragaman perlengkapan dari isi
buku ini agar dapat memenuhi fungsi dari proses belajar. Hal yang membedakan
antara buku cetak dengan buku biasa adalah dalam hal teknik dan motif
belajar-mengajar yang diinstruksikan. Buku cetak menjadi suatu hal yang tidak
dapat dipisahkan dari sistem pendidikan sampai saat ini, serta menjadi alat
bantu dalam pembelajaran sejarah yang sangat diperlukan.
2. Bahan
Bacaan Pelengkap
Bahan
bacaan pelengkap digunakan untuk memberikan nilai tambah pada buku cetak dan
apa saja yang disampaikan oleh pembimbing. Disini buku bacaan pelengkap
bersifat memberikan keterangan-keterangan tambahan untuk topik utamanya. Siswa
yang dianggap belum memahami buku cetak dapat menggunakan penjelasan yaitu dari
bacaan pelengkap ataupun dengan bantuan guru. Jadi, bacaan pelengkap merupakan
nilai tambah untuk memperluas lingkup yang dipelajari.
3. Buku
Latihan
Buku
latihan digunakan untuk mengukur sebagaimana jauh kemampuan siswa untuk
memahami apa yang telah diajarkan. Dengan mengerjakan tugas-tugas dari buku
latihan siswa diharapkan dapat lebih mengarah kepada konsep yang ada dalam buku
crtak. Misalnya kita memberikan latihan kepada siswa tentang gambar dari
beberapa alat senjata kuno dan siswa dianjurkan untuk bisa menebak apa alat
senjata kuno tersebut.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.1.1 Hakikat
pembelajaran yang sebenarnya bukan hanya dari pengetahuan saja tetapi juga
dengan membimbing pengalaman pada pribadi anak
3.1.2
Dengan mengetahui
prinsip pembelajaran sejarah dapat menentukan
faktor lingkungan yang mempengaruhi proses pembelajaran tersebut serta dapat
3.1.3 Menentukan
bentuk belajar dengan memahami prinsi-prinsip pembelajaran sejarah.
3.2
Saran
Pendidikan sejarah merupak ibu dari semua pelajaran lain,
oleh karena itu diharapkan untuk mencetak generasi bangsa yang baru dengan
pribadi yang baik pemerintah dapat mensosialisasikan pentingnya pendidikan
sejarah itu untuk mencetak karakteristik bangsa, dan tetap melestarikan
peninggalan budaya bangsa. Dalam penulisan makalah ini penulis sadar bahwa
terdapat banyak kekurangan didalamnya, oleh karena itu penulis mohon untuk
diberi kritik dan saran untuk membangun makalah ini agar dapat lebih baik lagi.
DAFTAR RUJUKAN
Gazaba, Sidi, Drs. 1981. Pengantar
Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bharatara Karya Aksara
Rahman, Abdul. 2011. Prinsip-prinsip
Pembelajaran. Makalah disajikan pada Universitas Pendidikan Indonesia di
Jakarta, 06 Februari 2011. (Online), (http://arassh.wordpress.com), diakses pada 18 Septemeber 2013.
Sutjiatiningsih, Sri, Drs. 1995. Pengajaran
Sejarah. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar