Selasa, 12 November 2013

Revisi Makalah Kelompok 5


MENGENAL PERISTIWA, FAKTA, DAN CERITA SEJARAH


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Hariyono, M.Pd
dan Ibu Indah W. P. Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd





Oleh
Dyan Dianggra            (130731615669)
Erni Widyawati           (130731615686)
Imam Ropi’i                (130731615726)
Masayu Permatahati    (130731607290)









 
                                                                                             



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
September 2013




DAFTAR ISI  
                                                                                                                 Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1  Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3  Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1  Pengertian Sejarah.....................................................................3
2.2  Peristiwa Sejarah................................................................................... 4
2.3  Fakta Sejarah......................................................................................... 5
2.4  Cerita Sejarah........................................................................................ 7

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 10
            3.1  Kesimpulan............................................................................................ 10
3.2  Saran...................................................................................................... 11
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................12




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Di dalam sejarah terdapat peristiwa sejarah, fakta sejarah, dan cerita sejarah yang terdapat orang yang mungkin memaknai dengan kurang tepat. Misalnya tentang peristiwa sejarah, ada peristiwa yang sebenarnya pantas dan penting untuk dituliskan dalam sejarah dan ada yang tidak.
Kita sudah sering membicarakan tentang fakta dalam kehidupan sehari-hari. Fakta yang sering kita bicarakan adalah fakta dengan artian sesuatu yang benar-benar terjadi, memang ada, dan nyata. Tetapi fakta yang sering kita bicarakan tersebut tidak sama dengan fakta sejarah.  Perlu diketahui bahwa sebenarnya apa fakta sejarah itu?
Peristiwa yang terjadi di masa lalu adanya yang meninggalkan sumber sejarah. Kemudian sumber sejarah diteliti dan ditafsirkan oleh para ahli yang menghasilkan uraian informasi tentang peristiwa sejarah yang disebut fakta sejarah. Setelah fakta-fakta sejarah digabungkan akan menjadi cerita sejarah. Cerita sejarah sebenarnya tidak sama dengan mitos dan cerita sastra biasa. Ada orang yang menyamakan antara mitos dengan cerita sejarah. Karena itulah kami akan membahas tentang peristiwa, fakta, dan cerita sejarah.


1.2  Rumusan Masalah
Dalam makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.         Apa yang dimaksud dengan sejarah?
2.         Bagaimana yang disebut peristiwa sejarah itu?
3.         Bagaimana fakta sejarah itu?
4.         Bagaimana cerita sejarah itu?


1.3    Tujuan
Dalam makalah ini terdapat beberapa tujuan penulisan, antara lain:
1.      Mendeskripsikan tentang pengertian sejarah.
2.      Mendeskripsikan tentang peristiwa sejarah.
3.      Mendeskripsikan tentang fakta dalam sejarah.
4.      Mendeskripsikan tentang cerita sejarah.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Sejarah
Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak terlepas dengan sejarah. Setiap orang pasti memiliki kisah masa lalu yang merupakan sejarah dalam kehidupannya. Dimulai dari ia menghembuskan nafas pertamanya di dunia hingga memejamkan mata untuk selamanya. Kisah yang dimiliki oleh manusia yang satu dengan yang lainnya pasti terdapat perbedaan di dalamnya. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki karakteristik dan alur gelombang kehidupan yang berbeda.
Kisah masa lalu tersebut sangat banyak dan memiliki dimensi waktu yang panjang. Dalam kenyataannya daya ingat yang terdapat pada memori otak manusia ada batasannya. Karena kedua hal tersebut manusia tidak mengungkapkan semua peristiwa dalam kehidupannya dari lahir sampai meninggal dunia. Oleh karena itu kebanyakan orang hanya menceritakan kejadian-kejadian yang dianggap penting dan peristiwa yang istimewa dalam hidupnya.
Kumpulan dari berbagai peristiwa tersebut kemudian dikumpulkan dan disusun ke dalam periode waktu tertentu.  Peristiwa-peristiwa tersebut telah dialami dan sudah terjadi. Kejadian atau peristiwa yang benar telah terjadi tersebut dapat dikatan sebagai sejarah.
“Maka dengan singkat dapat ditegaskan bahwa sejarah itu berarti: (1) jumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa dalam kenyataan sekitar kita; (2) cerita tentang perubahan-perubahan itu dan sebagainya; (3) ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan dan sebagainya tersebut itu” (Ali, 2005:12). Sedangkan menurut Kuntowijoyo (2013:14) “sejarah adalah rekonstruksi masa lalu”.
Dari  pendapat kedua tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah itu adalah ilmu yang mempelajari tentang kejadian pada masa lalu. Definisi lain tentang sejarah adalah penggambaran atau penulisan kembali peristiwa yang telah terjadi di masa lalu.


2.2  Peristiwa Sejarah
Dalam kehidupannya setiap hari, seseorang pasti melakukan kegiatan yang dia sengaja ataupun tidak sengaja untuk melakukan hal tersebut. Kegiatan-kegiatan  tersebut akan diingat oleh seseorang yang melakukannya dan juga orang lain yang melihat atau menjadi saksi tentang kejadian tersebut. Kejadian yang dianggapnya penting dan istimewa akan diingat dan sebagian ada yang didokumentasikan.
Kapasitas dan daya ingat manusia pasti ada batasnya karena manusia memang bukan makhluk yang sempurna. Manusia pasti memiliki kesalahan dan pada suatu waktu akan lupa. Karena hal itulah, kejadian-kejadian yang terjadi setiap hari, dari menghembus nafas pertama sampai seseorang menutup mata untuk selamanya tidak dapat diingat dan diceritakan secara lengkap.
Sejarah sebagai peristiwa menurut Sjamsuddin dan Ismaun (1996:11) adalah “kejadian kenyataan, aktualitas...yang sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada waktu atau masa yang lampau”. Sejarah sebagai peristiwa bersifat objektif, maksudnya peristiwa tersebut nyata dan memang telah terjadi di masa lalu dan yang objektif adalah peristiwa itu sendiri. Apabila meninggalkan jejak atau sumber sejarah maka sumber sejarah bersifat subjektif. Maksudnya sumber tersebut pasti dibuat atau adanya usaha pengabadian oleh seseorang menurut sudut pandangnya yang antara orang satu dengan yang lainnya ada yang tidak sama.
Tidak sembarang peristiwa yang telah terjadi di masa lalu dituliskan dalam sejarah.  Maksudnya ada peristiwa yang dirasa pantas untuk dituliskan dan juga ada yang tidak . Yang termasuk peristiwa yang pantas dituliskan berciri unik dan mempunyai pengaruh yang besar bagi kehidupan (Irawan, 2009 dalam http://adeirawan74.wordpress.com)
Peristiwa di katakan unik karena terjadi satu kali saja. Tidak mungkin peristiwa yang sudah berlalu dapat muncul  kembali pada waktu sekarang dengan waktu, tempat, kejadian, dan keadaan yang sama persis. Kalau ada pasti memiliki perbedaan, walaupun kejadiannya sama, tempatnya sama, orang yang terlibat di dalamnya sama, tetapi waktunya pasti berbeda. Karena kita tahu kalau waktu tidak dapat diputar  kembali walau hanya dalam hitungan detik.
Peristiwa yang disebut mempunyai pengaruh besar, misalnya Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Peristiwa tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi keadaan bangsa Indonesia mulai waktu itu, dan setelah peristiwa tersebut.
Suatu peristiwa yang pantas untuk ditulis dalam sejarah adalah peristiwa yang unik, istimewa, dan mempunyai pengaruh yang besar bagi masa setelahnya. Sejarah sebagai suatu peristiwa bersifat apa adanya karena tanpa rekayasa dan memang telah benar telah terjadi pada masa lalu.
Ketika meninggalkan sumber sejarah, maka peristiwa sejarah akan dapat diketahui dengan melakukan penelitian tentang sumber sejarah. Sumber sejarah tidak dapat berisi seluruh peristiwa di masa lalu. Ali (2005:16) menyatakan “...sumber sejarah hanya mengandung sebagian kecil kenyataan sejarah”. Walau tidak berisi seluruh peristiwa sejarah, sumber sejarah dapat dijadikan bahan untuk diteli dan ditafsirkan oleh para ahli untuk menghasilkan uraian informasi tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu.

2.3 Fakta Sejarah
            Kita sudah sering membicarakan tentang fakta dalam kehidupan sehari-hari. Fakta yang sering kita bicarakan adalah fakta dengan artian sesuatu yang benar-benar terjadi, memang ada, dan nyata. Tetapi fakta yang sering kita bicarakan tersebut tidak sama dengan fakta sejarah. Menurut Gazalba (1966:29) “...fakta sedjarah berbeda dari fakta pengertian sehari-hari”.
Fakta sejarah adalah uraian-uraian atau informasi berdasarkan bukti sejarah yang dihasilkan sejarawan sudah teruji dengan berbagai kritikan. Menurut F. J. Teggart (dalam Gazalba, 1981:34-35) fakta didefinisikan “sebagai hasil dari penyelidikan yang kritis, pernyataan-pernyataan ditarik dan bahan-bahan dokumenter, dan pernyataan ini adalah fakta sejarah”. Dari pernyataan ini dapat kita ketahui bahwa fakta sejarah berisi pernyataan yang diperoleh dari hasil penyelidikan sumber-sumber sejarah.
Sebenarnya apa itu sumber sejarah? Sjamsuddin dan Ismaun (1996:61) menyatakan “sumber sejarah ialah bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau”.Sumber sejarah atau bukti sejarah yang selama ini ditemukan dapat berupa prasasti, arca, bangunan, buku, surat, peralatan, hasil dokumentasi dan dalam bentuk yang lainnya sebagai jejak dari peristiwa sejarah.
           Para ahli kemudian melakukan penelitian pada sumber sejarah yang kemudian menghasilkan uraian-uraian atau informasi. Ilmu-ilmu bantu sejarah juga diperlukan untuk menafsirkan sumber sejarah yang ditemukan. Setelah muncul uraian tentang sumber sejarah akan dianalisis lebih lanjut atau dikritik sehingga menghasilkan uraian informasi yang mendekati kebenaran berdasarkan sumber sejarah yang ada yang disebut fakta sejarah. Gazalba (1981:35) menyatakan “dengan kerja sama antara penyelidik-penyelidik sejarah, termasuk lapangan ilmu-ilmu bantu sejara, dan himpunan dari hasil penyelidikan-penyelidikan itu, akhirnya dapatlah dibentuk gambaran yang sesuai dengan kenyataan sejauh yang dapat dilakukan menurut bahan-bahan yang tersedia”.
Fakta sejarah dapat berisi beberapa keterangan tentang peristiwa sejarah, bergantung sejauh mana para ahli dapat menafsirkan dan besaran informasi yang terdapat pada sumber sejarah yang ditinggalkan. Fakta sejarah dapat menunjukkan peristiwa apa yang terjadi, siapa yang melakukan, tempat terjadinya kejadian, dan waktu kapan kejadian tersebut telah terjadi. Pernyataan Sjamsuddin (1996:5) mengenai fakta sejarah sebagai berikut.
Umumnya fakta-fakta erat hubungannya dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang apa, siapa, kapan, dan dimana. Fakta-fakta menunjukkan benda-benda (things) yang benar-benar ada atau peristiwa apa yang telah pernah terjadi pada masa lalu. Kegiatan-kegiatan masing-masing individu, tanggal-tanggal dari peristiwa-peristiwa, lokasi atau tempat-tempat kejadian, ukuran dari objek-objek semuanya adalah fakta.

Berdasarkan tingkat keterujian, fakta sejarah dapat digolonggkan menjadi fakta keras dan fakta lunak. Dalam (http://serbasejarah.blogspot.com, 2012) disebutkan bahwa fakta keras adalah fakta sejarah yang telah teruji kebenarannya, misalnya peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 yang bukti-bukti sejarahnya cukup kuat. Sedangkan fakta lunak adalah fakta sejarah yang kebenarannya perlu diuji lebih lanjut, misalnya tentang peristiwa pembunuhan beberapa perwira TNI pada tanggal 30 September 1965. Peristiwa tersebut setiap orang mungkin saja memiliki pandangan yang berbeda satu sama lainnya tentang siapa “dalang utama” dalam kejadian tersebut.
            Fakta sejarah sifatnya subjektif, maksudnya merupakan hasil penafsiran suatu peristiwa dari sumber sejarah yang isinya bergantung siapa orang yang menafsirkannya. Setiap orang boleh saja mempunyai penafsiran yang berbeda-beda asalkan tetap bersumber kepada sumber sejarah yang telah ada.

2.4 Cerita Sejarah
Sejarah itu juga merupakan sebuah cerita. “Sejarah bukan semata-mata rangkaian fakta belaka, tetapi sejarah adalah sebuah cerita” (Ali, 2005:37). Maksudnya dalam cerita juga dibutuhkan interpretasi dan imajinasi sehingga terbentuklah cerita sejarah yang berdasarkan sumber sejarah dan juga menarik. Menurut Purwanto (2013:1) “sejarah memang tidak dapat dipisahkan dengan masa lalu, tetapi sejarah bukan masa lalu itu sendiri melainkan naratif tentang masa lalu”. Ketika peristiwa pada masa lalu kita tafsirkan dengan menyusun beberapa fakta sejarah maka akan menghasilkan sebuah cerita sejarah.
Sejarah sebagai sebuah cerita adalah cerita yang disusun dari beberapa uraian informasi mengenai peristiwa sejarah yang ditafsirkan berdasarkan sumber   sejarah (fakta sejarah). Sejarah sebagai cerita menurut Sjamsuddin dan Ismaun (1996:15) adalah “ceritera berupa narasi yang disusun dari memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi atau berlangsung pada waktu yang lampau...”.
Ali (2005:21) menyatakan “sejarah sebagai cerita disusun dengan bahan  yang didapatkan dari sumber sejarah”.  Sumber sejarah yang ditinggalkan akan menjadi bahan untuk diolah atau ditafsirkan mengenai peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Jika  sumber  sejarah terbatas atau bahkan tidak ada, maka sejarah yang dijadikan cerita akan mengalami kesulitan dalam proses penyusunannya.
Sejarah sebagai cerita bersifat subjektif  yang artinya sejarah dipengaruhi pendapat seseorang yang menyusun dan menentukan isi dari sebuah cerita. Sejarah sebagai cerita dapat dibentuk dengan mengumpulkan bukti atau sumber sejarah kemudian menafsirkannya sesuai pemikiran penyusunnya (Ali, 2005:30). Sjamsuddin dan Ismaun (1996:15) “karena sejarah itu suatu ceritera sifatnya tergantung kepada siapa yang menceritakannya. Penceritera adalah manusia dan tiap manusia memiliki kepribadian yang beraneka ragam”. Manusia yang satu dengan manusia yang lain berbeda dilihat dari sudut pandang dan cara penafsirannya. Mungkin juga terdapat kesamaan antara beberapa orang tetapi kemungkinan untuk sama persis diantara beberapa orang tersebut sangat kecil. Karena  inilah pemikiran manusia ada yang tidak sama. Hal lain yang dapat mempengaruhi perbedaan pemikiran selain perbedaan pandangan, menurut Ali (2005:31) adalah sebagai berikut.
1. Daerah, yaitu negeri (kebangsaan), wilayah (provinsi dan sebagainya), alam (pegunungan, tanah datar, pedalaman, pantai); 2. Golongan, yaitu termasuk bangsa apakah penjajah, terjajah, negara-negara besar atau negara kecil, suku, pantai, dan agama; 3. Zaman, yaitu dalam abad keberapakah hidupnya; 4. Kepribadian; yaitu asal-usul, pendidikan, dan lingkungan.

Karena terdapat berbedaan dari cara pandang antara manusia yang satu dengan yang lain, maka akan menimbulkan perbedaan pendapat dalam memaknai atau menafsirkan suatu peristiwa sejarah. Hal tersebut dipandang biasa karena cara pandang mereka yang berbeda.
“Isi cerita sejarah adalah riwayat manusia yang betul-betul terjadi di jaman lampau. Pemegang-pemegang peranan dalam panggung peristiwa sejarah adalah manusia, bukan hewan, bukan benda ataupun tumbuh-tumbuhan” (Ali, 2005:38). Jadi manusia adalah aktor utama yang mempunyai peranan penting dalam sebuah cerita sejarah. Cerita sejarah membahas tentang manusia, dan manusialah yang membuat cerita sejarah.
Cerita sejarah tidak sama dengan cerita-cerita karya sastra biasa. Di dalam cerita sastra manusia seringkali mempunyai kekuatan gaib yang tidak seperti manusia biasa. Ali (2005:39) menerangkan tentang perbedaan antara cerita sejarah dengan cerita sastra sebagai berikut.
Mitos, saga, legenda, betapun banyaknya mengandung anasir sejarah, bukanlah cerita sejarah. Yang tampak dengan senyatanya dalam cerita sejarah ialah sifat-sifat kemanusiaan sejati. Sifat-sifat kemanusiaan sejati tidak beralaskan kesaktian, kedewaan, keajaiban, kemukjizatan. Manusia dilukiskan sebagai manusia biasa yang bergembira, bersedih, lapar, beranak, mengejar cinta, dan sebagainya.


Kuntowijoyo (2013:6) menyatakan “sama-sama menceritakan masa lalu, sejarah berbeda dengan mitos. Mitos menceritakan masa lalu dengan (1) waktu yang tidak jelas, dan (2) kejadian yang tidak masuk akal orang masa kini”. Cerita sejarah itu berisi cerita yang jelas urutan waktunya dan manusia digambarkan apa adanya tanpa adanya unsur yang tidak masuk akal.
Tidak semua cerita yang ada di dunia termasuk cerita sejarah. Banyak cerita sastra seperti cerita pahlawan super yang bisa menembus angkasa, memiliki kekuatan menakjubkan yang tidak seperti manusia biasa. Cerita tersebut tidak termasuk cerita sejarah. Cerita sejarah merupakan cerita yang posisi manusia digambarkan tanpa unsur yang tidak masuk akal yang berdasarkan urutan peristiwa dan disusun menurut babakan waktu tertentu.

Terdapat hubungan antara peristiwa sejarah, fakta sejarah, dan cerita sejarah. Seperti pada gambar di atas terdapat proses terbentuknya cerita sejarah. Bermula dari peristiwa sejarah yang terjadi di masa lalu meninggalkan jejak berupa sumber sejarah. Sumber sejarah tersebut ditemukan, diteliti, diinterpretasi, dan dianalisis kemudian menghasilkan uraian keterangan atau informasi berdasarkan sumber sejarah yang disebut fakta sejarah. Dari beberapa fakta sejarah kemudian disusun sehingga menghasilkan cerita sejarah.





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut:
1.    Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa yang telah terjadi di masa lalu.
2.   Peristiwa sejarah ada yang pantas untuk dituliskan dalam sejarah dan juga ada yang tidak. Yang pantas untuk dituliskan dalam sejarah adalah peristiwa yang unik dan mempunyai pengaruh yang besar bagi kehidupan. Sejarah sebagai peristiwa menurut Sjamsuddin dan Ismaun (1996:11) adalah “kejadian kenyataan, aktualitas...yang sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada waktu atau masa yang lampau”. Sejarah sebagai peristiwa bersifat objektif, maksudnya peristiwa tersebut nyata dan memang telah terjadi di masa lalu dan yang objektif adalah peristiwa itu sendiri.
3.   Fakta sejarah berbeda dengan fakta yang diperbincangkan dalam kehidupan sehari-hari. Fakta sejarah merupakan uraian informasi atau keterangan yang ditafsirkan berdasarkan sumber sejarah sesudah melalui kritik dari beberapa ahli.
4.   Cerita Sejarah adalah cerita atau kisah atau narasi yang didapatkan dari informasi atau keterangan yang ditafsirkan berdasarkan sumber sejarah. Proses terbentuknya cerita sejarah adalah peristiwa sejarah yang terjadi di masa lalu menghasilkan sumber sejarah. Sumber tersebut kemudian diteliti dan ditafsirkan oleh para ahli yang menghasilkan fakta sejarah. Beberapa fakta sejarah disusun sedemikian rupa sehingga terbentuklah cerita sejarah.
    Cerita sejarah berbeda dengan mitos dan cerita sastra biasa, di dalam cerita sejarah manusia digambarkan seperti manusia pada umumnya dan tidak adanya unsur yang tidak masuk akal. Cerita sejarah disusun berdasarkan urutan waktu yang jelas dan berurutan.


3.2 Saran
           Apabila terdapat ketidaksamaan pendapat atau sudut pandang seseorang dalam menafsirkan peristiwa sejarah itu sah saja. Asalkan pendapat tersebut masih berpegang pada sumber atau bukti sejarah. Ketika kita memperoleh informasi tentang sejarah jangan mudah percaya begitu saja. Sebaiknya harus diperhatikan apakah informasi tersebut logis dan sumbernya terpercaya atau tidak.
           Di dalam makalah ini pasti terdapat suatu kekurangan yang kami belum ketahui. Untuk itu diperlukan kritik yang bersifat membangun dan melengkapi supaya dapat memperbaiki makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah disusun ini dapat memberikan manfaat bagi semua sehingga dapat memberikan suatu sumbangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.





DAFTAR RUJUKAN

Ali, R. M. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Yogyakarta: LkiS.
Gazalba, S. 1966. Pengantar Sedjarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bharatara.
________. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bharatara Karya Aksara.
Irawan, A. 2009. Sejarah Sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu dan Seni, (Online),
Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Purwanto, B. 2013. Membangun Kesadaran Teoritis dan Metodologis dalam Historiografi Indonesiasentris. Artikel disajikan dalam Kuliah Tamu oleh Prof. Dr. Bambang Purwanto, M.A. di Aula A3 UM oleh Jurusan Sejarah FIS UM, Malang, 28 Oktober.
Sjamsuddin, H. 1996. Metodologi Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Sjamsuddin, H. & Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
(Tanpa Pengarang). 2012. Seputar Fakta Sejarah, (Online), (http://serbasejarah.blogspot.com/2012/03/seputar-fakta-sejarah.html), diakses 28 Oktober 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar