MENGENAL
PERISTIWA, FAKTA, DAN CERITA SEJARAH
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI
TUGAS MATAKULIAH
Pengantar
Ilmu Sejarah
yang
dibina oleh Bapak Prof. Dr. Hariyono, M.Pd
dan
Ibu Indah W. P. Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd
Oleh
Dyan Dianggra (130731615669)
Erni Widyawati (130731615686)
Imam Ropi’i (130731615726)
Masayu Permatahati (130731607290)
Dyan Dianggra (130731615669)
Erni Widyawati (130731615686)
Imam Ropi’i (130731615726)
Masayu Permatahati (130731607290)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
SEJARAH
September
2013
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
DAFTAR
ISI.................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1 Pengertian
Sejarah.....................................................................3
2.2 Peristiwa
Sejarah................................................................................... 4
2.3 Fakta
Sejarah......................................................................................... 5
2.4 Cerita
Sejarah........................................................................................ 7
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 10
3.2 Saran...................................................................................................... 11
DAFTAR
RUJUKAN........................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sejarah
adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa yang telah terjadi di masa lalu.
Di dalam sejarah terdapat peristiwa sejarah, fakta sejarah, dan cerita sejarah
yang terdapat orang yang mungkin memaknai dengan kurang tepat. Misalnya tentang
peristiwa sejarah, ada peristiwa yang sebenarnya pantas dan penting untuk
dituliskan dalam sejarah dan ada yang tidak.
Kita
sudah sering membicarakan tentang fakta dalam kehidupan sehari-hari. Fakta yang
sering kita bicarakan adalah fakta dengan artian sesuatu yang benar-benar
terjadi, memang ada, dan nyata. Tetapi fakta yang sering kita bicarakan
tersebut tidak sama dengan fakta sejarah. Perlu
diketahui bahwa sebenarnya apa fakta sejarah itu?
Peristiwa
yang terjadi di masa lalu adanya yang meninggalkan sumber sejarah. Kemudian
sumber sejarah diteliti dan ditafsirkan oleh para ahli yang menghasilkan uraian
informasi tentang peristiwa sejarah yang disebut fakta sejarah. Setelah
fakta-fakta sejarah digabungkan akan menjadi cerita sejarah. Cerita sejarah
sebenarnya tidak sama dengan mitos dan cerita sastra biasa. Ada orang yang
menyamakan antara mitos dengan cerita sejarah. Karena itulah kami akan membahas
tentang peristiwa, fakta, dan cerita sejarah.
1.2 Rumusan
Masalah
Dalam
makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.
Apa yang dimaksud dengan
sejarah?
2.
Bagaimana
yang disebut peristiwa sejarah itu?
3.
Bagaimana
fakta sejarah itu?
4.
Bagaimana
cerita sejarah itu?
1.3
Tujuan
Dalam
makalah ini terdapat beberapa tujuan penulisan, antara lain:
1.
Mendeskripsikan tentang
pengertian sejarah.
2.
Mendeskripsikan tentang peristiwa sejarah.
3.
Mendeskripsikan tentang fakta dalam
sejarah.
4.
Mendeskripsikan tentang
cerita sejarah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sejarah
Manusia
dalam kehidupannya sehari-hari tidak terlepas dengan sejarah. Setiap orang
pasti memiliki kisah masa lalu yang merupakan sejarah dalam kehidupannya.
Dimulai dari ia menghembuskan nafas pertamanya di dunia hingga memejamkan mata
untuk selamanya. Kisah yang dimiliki oleh manusia yang satu dengan yang lainnya
pasti terdapat perbedaan di dalamnya. Hal itu dikarenakan setiap manusia
memiliki karakteristik dan alur gelombang kehidupan yang berbeda.
Kisah
masa lalu tersebut sangat banyak dan memiliki dimensi waktu yang panjang. Dalam
kenyataannya daya ingat yang terdapat pada memori otak manusia ada batasannya.
Karena kedua hal tersebut manusia tidak mengungkapkan semua peristiwa dalam
kehidupannya dari lahir sampai meninggal dunia. Oleh karena itu kebanyakan
orang hanya menceritakan kejadian-kejadian yang dianggap penting dan peristiwa
yang istimewa dalam hidupnya.
Kumpulan
dari berbagai peristiwa tersebut kemudian dikumpulkan dan disusun ke dalam
periode waktu tertentu.
Peristiwa-peristiwa tersebut telah dialami dan sudah terjadi. Kejadian
atau peristiwa yang benar telah terjadi tersebut dapat dikatan sebagai sejarah.
“Maka dengan singkat dapat ditegaskan
bahwa sejarah itu berarti: (1) jumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian
dan peristiwa-peristiwa dalam kenyataan sekitar kita; (2) cerita tentang
perubahan-perubahan itu dan sebagainya; (3) ilmu yang bertugas menyelidiki
perubahan dan sebagainya tersebut itu” (Ali, 2005:12). Sedangkan menurut
Kuntowijoyo (2013:14) “sejarah adalah rekonstruksi masa lalu”.
Dari pendapat kedua tokoh di atas dapat disimpulkan
bahwa sejarah itu adalah ilmu yang mempelajari tentang kejadian pada masa lalu.
Definisi lain tentang sejarah adalah penggambaran atau penulisan kembali
peristiwa yang telah terjadi di masa lalu.
2.2
Peristiwa
Sejarah
Dalam kehidupannya setiap hari,
seseorang pasti melakukan kegiatan yang dia sengaja ataupun tidak sengaja untuk
melakukan hal tersebut. Kegiatan-kegiatan
tersebut akan diingat oleh seseorang yang melakukannya dan juga orang
lain yang melihat atau menjadi saksi tentang kejadian tersebut. Kejadian yang
dianggapnya penting dan istimewa akan diingat dan sebagian ada yang
didokumentasikan.
Kapasitas dan daya ingat manusia pasti
ada batasnya karena manusia memang bukan makhluk yang sempurna. Manusia pasti
memiliki kesalahan dan pada suatu waktu akan lupa. Karena hal itulah,
kejadian-kejadian yang terjadi setiap hari, dari menghembus nafas pertama
sampai seseorang menutup mata untuk selamanya tidak dapat diingat dan
diceritakan secara lengkap.
Sejarah sebagai peristiwa menurut
Sjamsuddin dan Ismaun (1996:11) adalah “kejadian kenyataan, aktualitas...yang
sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada waktu atau masa yang lampau”.
Sejarah sebagai peristiwa bersifat objektif, maksudnya peristiwa tersebut nyata
dan memang telah terjadi di masa lalu dan yang objektif adalah peristiwa itu
sendiri. Apabila meninggalkan jejak atau sumber sejarah maka sumber sejarah
bersifat subjektif. Maksudnya sumber tersebut pasti dibuat atau adanya usaha
pengabadian oleh seseorang menurut sudut pandangnya yang antara orang satu
dengan yang lainnya ada yang tidak sama.
Tidak sembarang peristiwa yang telah
terjadi di masa lalu dituliskan dalam sejarah.
Maksudnya ada peristiwa yang dirasa pantas untuk dituliskan dan juga ada
yang tidak . Yang termasuk peristiwa yang pantas dituliskan berciri unik dan
mempunyai pengaruh yang besar bagi kehidupan (Irawan, 2009 dalam http://adeirawan74.wordpress.com)
Peristiwa di katakan unik karena terjadi
satu kali saja. Tidak mungkin peristiwa yang sudah berlalu dapat muncul kembali pada waktu sekarang dengan waktu,
tempat, kejadian, dan keadaan yang sama persis. Kalau ada pasti memiliki
perbedaan, walaupun kejadiannya sama, tempatnya sama, orang yang terlibat di
dalamnya sama, tetapi waktunya pasti berbeda. Karena kita tahu kalau waktu
tidak dapat diputar kembali walau hanya
dalam hitungan detik.
Peristiwa yang disebut mempunyai
pengaruh besar, misalnya Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang terjadi pada
tanggal 17 Agustus 1945. Peristiwa tersebut mempunyai pengaruh yang sangat
besar bagi keadaan bangsa Indonesia mulai waktu itu, dan setelah peristiwa
tersebut.
Suatu peristiwa yang pantas untuk
ditulis dalam sejarah adalah peristiwa yang unik, istimewa, dan mempunyai
pengaruh yang besar bagi masa setelahnya. Sejarah sebagai suatu peristiwa
bersifat apa adanya karena tanpa rekayasa dan memang telah benar telah terjadi
pada masa lalu.
Ketika meninggalkan sumber sejarah, maka
peristiwa sejarah akan dapat diketahui dengan melakukan penelitian tentang
sumber sejarah. Sumber sejarah tidak dapat berisi seluruh peristiwa di masa
lalu. Ali (2005:16) menyatakan “...sumber sejarah hanya mengandung sebagian
kecil kenyataan sejarah”. Walau tidak berisi seluruh peristiwa sejarah, sumber sejarah
dapat dijadikan bahan untuk diteli dan ditafsirkan oleh para ahli untuk
menghasilkan uraian informasi tentang peristiwa yang terjadi di masa lalu.
2.3
Fakta Sejarah
Kita sudah sering membicarakan
tentang fakta dalam kehidupan sehari-hari. Fakta yang sering kita bicarakan
adalah fakta dengan artian sesuatu yang benar-benar terjadi, memang ada, dan
nyata. Tetapi fakta yang sering kita bicarakan tersebut tidak sama dengan fakta
sejarah. Menurut Gazalba (1966:29) “...fakta sedjarah berbeda dari fakta
pengertian sehari-hari”.
Fakta
sejarah adalah uraian-uraian atau informasi berdasarkan bukti sejarah yang
dihasilkan sejarawan sudah teruji dengan berbagai kritikan. Menurut F. J.
Teggart (dalam Gazalba, 1981:34-35) fakta didefinisikan “sebagai hasil dari
penyelidikan yang kritis, pernyataan-pernyataan ditarik dan bahan-bahan
dokumenter, dan pernyataan ini adalah fakta sejarah”. Dari pernyataan ini dapat
kita ketahui bahwa fakta sejarah berisi pernyataan yang diperoleh dari hasil
penyelidikan sumber-sumber sejarah.
Sebenarnya apa itu sumber sejarah?
Sjamsuddin dan Ismaun (1996:61) menyatakan “sumber sejarah ialah bahan-bahan
yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang
terjadi pada masa lampau”.Sumber
sejarah atau bukti sejarah yang selama ini ditemukan dapat berupa prasasti,
arca, bangunan, buku, surat, peralatan, hasil dokumentasi dan dalam bentuk yang
lainnya sebagai jejak dari peristiwa sejarah.
Para ahli kemudian melakukan
penelitian pada sumber sejarah yang kemudian menghasilkan uraian-uraian atau
informasi. Ilmu-ilmu bantu sejarah juga diperlukan untuk menafsirkan sumber
sejarah yang ditemukan. Setelah muncul uraian tentang sumber sejarah akan
dianalisis lebih lanjut atau dikritik sehingga menghasilkan uraian informasi
yang mendekati kebenaran berdasarkan sumber sejarah yang ada yang disebut fakta
sejarah. Gazalba (1981:35) menyatakan “dengan kerja sama antara
penyelidik-penyelidik sejarah, termasuk lapangan ilmu-ilmu bantu sejara, dan
himpunan dari hasil penyelidikan-penyelidikan itu, akhirnya dapatlah dibentuk
gambaran yang sesuai dengan kenyataan sejauh yang dapat dilakukan menurut
bahan-bahan yang tersedia”.
Fakta sejarah dapat berisi beberapa
keterangan tentang peristiwa sejarah, bergantung sejauh mana para ahli dapat
menafsirkan dan besaran informasi yang terdapat pada sumber sejarah yang
ditinggalkan. Fakta sejarah dapat menunjukkan peristiwa apa yang terjadi, siapa
yang melakukan, tempat terjadinya kejadian, dan waktu kapan kejadian tersebut
telah terjadi. Pernyataan Sjamsuddin (1996:5) mengenai fakta sejarah sebagai
berikut.
Umumnya
fakta-fakta erat hubungannya dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang
apa, siapa, kapan, dan dimana. Fakta-fakta menunjukkan benda-benda (things) yang benar-benar ada atau
peristiwa apa yang telah pernah terjadi pada masa lalu. Kegiatan-kegiatan
masing-masing individu, tanggal-tanggal dari peristiwa-peristiwa, lokasi atau
tempat-tempat kejadian, ukuran dari objek-objek semuanya adalah fakta.
Berdasarkan tingkat keterujian, fakta
sejarah dapat digolonggkan menjadi fakta keras dan fakta lunak. Dalam (http://serbasejarah.blogspot.com, 2012) disebutkan bahwa fakta keras
adalah fakta sejarah yang telah teruji kebenarannya, misalnya peristiwa
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 yang bukti-bukti
sejarahnya cukup kuat. Sedangkan fakta lunak adalah fakta sejarah yang
kebenarannya perlu diuji lebih lanjut, misalnya tentang peristiwa pembunuhan
beberapa perwira TNI pada tanggal 30 September 1965. Peristiwa tersebut setiap orang mungkin saja
memiliki pandangan yang berbeda satu sama lainnya tentang siapa “dalang utama”
dalam kejadian tersebut.
Fakta
sejarah sifatnya subjektif, maksudnya merupakan hasil penafsiran suatu
peristiwa dari sumber sejarah yang isinya bergantung siapa orang yang
menafsirkannya. Setiap orang boleh saja mempunyai penafsiran yang berbeda-beda
asalkan tetap bersumber kepada sumber sejarah yang telah ada.
2.4
Cerita Sejarah
Sejarah itu juga merupakan sebuah
cerita. “Sejarah bukan semata-mata rangkaian fakta belaka, tetapi sejarah
adalah sebuah cerita” (Ali, 2005:37). Maksudnya dalam cerita juga dibutuhkan
interpretasi dan imajinasi sehingga terbentuklah cerita sejarah yang
berdasarkan sumber sejarah dan juga menarik. Menurut Purwanto (2013:1) “sejarah
memang tidak dapat dipisahkan dengan masa lalu, tetapi sejarah bukan masa lalu
itu sendiri melainkan naratif tentang masa lalu”. Ketika peristiwa pada masa
lalu kita tafsirkan dengan menyusun beberapa fakta sejarah maka akan
menghasilkan sebuah cerita sejarah.
Sejarah sebagai sebuah cerita adalah
cerita yang disusun dari beberapa uraian informasi mengenai peristiwa sejarah
yang ditafsirkan berdasarkan sumber sejarah (fakta sejarah). Sejarah sebagai
cerita menurut Sjamsuddin dan Ismaun (1996:15) adalah “ceritera berupa narasi
yang disusun dari memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau
peristiwa yang terjadi atau berlangsung pada waktu yang lampau...”.
Ali (2005:21) menyatakan “sejarah
sebagai cerita disusun dengan bahan yang
didapatkan dari sumber sejarah”. Sumber
sejarah yang ditinggalkan akan menjadi bahan untuk diolah atau ditafsirkan
mengenai peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Jika sumber
sejarah terbatas atau bahkan tidak ada, maka sejarah yang dijadikan
cerita akan mengalami kesulitan dalam proses penyusunannya.
Sejarah sebagai cerita bersifat
subjektif yang artinya sejarah
dipengaruhi pendapat seseorang yang menyusun dan menentukan isi dari sebuah
cerita. Sejarah sebagai cerita dapat dibentuk dengan mengumpulkan bukti atau
sumber sejarah kemudian menafsirkannya sesuai pemikiran penyusunnya (Ali,
2005:30). Sjamsuddin dan Ismaun (1996:15) “karena sejarah itu suatu ceritera
sifatnya tergantung kepada siapa yang
menceritakannya. Penceritera adalah manusia dan tiap manusia memiliki kepribadian
yang beraneka ragam”. Manusia yang satu dengan manusia yang lain berbeda
dilihat dari sudut pandang dan cara penafsirannya. Mungkin juga terdapat
kesamaan antara beberapa orang tetapi kemungkinan untuk sama persis diantara
beberapa orang tersebut sangat kecil. Karena
inilah pemikiran manusia ada yang tidak sama. Hal lain yang dapat
mempengaruhi perbedaan pemikiran selain perbedaan pandangan, menurut Ali
(2005:31) adalah sebagai berikut.
1. Daerah, yaitu
negeri (kebangsaan), wilayah (provinsi dan sebagainya), alam (pegunungan, tanah
datar, pedalaman, pantai); 2. Golongan, yaitu termasuk bangsa apakah penjajah,
terjajah, negara-negara besar atau negara kecil, suku, pantai, dan agama; 3.
Zaman, yaitu dalam abad keberapakah hidupnya; 4. Kepribadian; yaitu asal-usul,
pendidikan, dan lingkungan.
Karena terdapat berbedaan dari cara
pandang antara manusia yang satu dengan yang lain, maka akan menimbulkan
perbedaan pendapat dalam memaknai atau menafsirkan suatu peristiwa sejarah. Hal
tersebut dipandang biasa karena cara pandang mereka yang berbeda.
“Isi cerita sejarah adalah riwayat
manusia yang betul-betul terjadi di jaman lampau. Pemegang-pemegang peranan
dalam panggung peristiwa sejarah adalah manusia, bukan hewan, bukan benda
ataupun tumbuh-tumbuhan” (Ali, 2005:38). Jadi manusia adalah aktor utama yang
mempunyai peranan penting dalam sebuah cerita sejarah. Cerita sejarah membahas
tentang manusia, dan manusialah yang membuat cerita sejarah.
Cerita sejarah tidak sama dengan
cerita-cerita karya sastra biasa. Di dalam cerita sastra manusia seringkali
mempunyai kekuatan gaib yang tidak seperti manusia biasa. Ali (2005:39)
menerangkan tentang perbedaan antara cerita sejarah dengan cerita sastra
sebagai berikut.
Mitos, saga,
legenda, betapun banyaknya mengandung anasir sejarah, bukanlah cerita sejarah.
Yang tampak dengan senyatanya dalam cerita sejarah ialah sifat-sifat
kemanusiaan sejati. Sifat-sifat kemanusiaan sejati tidak beralaskan kesaktian,
kedewaan, keajaiban, kemukjizatan. Manusia dilukiskan sebagai manusia biasa
yang bergembira, bersedih, lapar, beranak, mengejar cinta, dan sebagainya.
Kuntowijoyo (2013:6) menyatakan
“sama-sama menceritakan masa lalu, sejarah berbeda dengan mitos. Mitos
menceritakan masa lalu dengan (1) waktu yang tidak jelas, dan (2) kejadian yang
tidak masuk akal orang masa kini”. Cerita sejarah itu berisi cerita yang jelas
urutan waktunya dan manusia digambarkan apa adanya tanpa adanya unsur yang tidak
masuk akal.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas dapat
kita ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sejarah
merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa yang telah terjadi di masa
lalu.
2. Peristiwa
sejarah ada yang pantas untuk dituliskan dalam sejarah dan juga ada yang tidak.
Yang pantas untuk dituliskan dalam sejarah adalah peristiwa yang unik dan
mempunyai pengaruh yang besar bagi kehidupan. Sejarah sebagai peristiwa menurut
Sjamsuddin dan Ismaun (1996:11) adalah “kejadian kenyataan, aktualitas...yang
sebenarnya telah terjadi atau berlangsung pada waktu atau masa yang lampau”.
Sejarah sebagai peristiwa bersifat objektif, maksudnya peristiwa tersebut nyata
dan memang telah terjadi di masa lalu dan yang objektif adalah peristiwa itu
sendiri.
3. Fakta
sejarah berbeda dengan fakta yang diperbincangkan dalam kehidupan sehari-hari.
Fakta sejarah merupakan uraian informasi atau keterangan yang ditafsirkan
berdasarkan sumber sejarah sesudah melalui kritik dari beberapa ahli.
4. Cerita
Sejarah adalah cerita atau kisah atau narasi yang didapatkan dari informasi
atau keterangan yang ditafsirkan berdasarkan sumber sejarah. Proses
terbentuknya cerita sejarah adalah peristiwa sejarah yang terjadi di masa lalu
menghasilkan sumber sejarah. Sumber tersebut kemudian diteliti dan ditafsirkan
oleh para ahli yang menghasilkan fakta sejarah. Beberapa fakta sejarah disusun
sedemikian rupa sehingga terbentuklah cerita sejarah.
Cerita sejarah berbeda dengan mitos dan cerita sastra biasa, di
dalam cerita sejarah manusia digambarkan seperti manusia pada umumnya dan tidak
adanya unsur yang tidak masuk akal. Cerita sejarah disusun berdasarkan urutan
waktu yang jelas dan berurutan.
3.2
Saran
Apabila
terdapat ketidaksamaan pendapat atau sudut pandang seseorang dalam menafsirkan
peristiwa sejarah itu sah saja. Asalkan pendapat tersebut masih berpegang pada
sumber atau bukti sejarah. Ketika kita memperoleh informasi tentang sejarah
jangan mudah percaya begitu saja. Sebaiknya harus diperhatikan apakah informasi
tersebut logis dan sumbernya terpercaya atau tidak.
Di dalam makalah ini pasti terdapat suatu
kekurangan yang kami belum ketahui. Untuk itu diperlukan kritik yang bersifat
membangun dan melengkapi supaya dapat memperbaiki makalah ini. Harapan kami
semoga makalah yang telah disusun ini dapat memberikan manfaat bagi semua
sehingga dapat memberikan suatu sumbangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, R. M. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia.
Yogyakarta: LkiS.
Gazalba, S. 1966. Pengantar Sedjarah Sebagai Ilmu.
Jakarta: Bharatara.
________.
1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu.
Jakarta: Bharatara Karya Aksara.
Irawan,
A. 2009. Sejarah Sebagai Peristiwa,
Kisah, Ilmu dan Seni, (Online),
(http://adeirawan74.wordpress.com/2009/05/27/2-sejarah-sebagai-peristiwa-kisah-ilmu-dan-seni.html),
diakses 16 September 2013.
Kuntowijoyo.
2013. Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Purwanto,
B. 2013. Membangun Kesadaran Teoritis dan
Metodologis dalam Historiografi Indonesiasentris. Artikel disajikan dalam
Kuliah Tamu oleh Prof. Dr. Bambang Purwanto, M.A. di Aula A3 UM oleh Jurusan Sejarah
FIS UM, Malang, 28 Oktober.
Sjamsuddin,
H. 1996. Metodologi Sejarah. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Sjamsuddin,
H. & Ismaun. 1996. Pengantar Ilmu
Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
(Tanpa Pengarang). 2012. Seputar Fakta Sejarah, (Online), (http://serbasejarah.blogspot.com/2012/03/seputar-fakta-sejarah.html), diakses 28 Oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar