Kamis, 19 September 2013

kelompok 1

SEJARAH SEBAGAI ILMU


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Hariyono, M. Pd

dan Ibu Indah W. P. Utami S. Pd., S. Hum., M. Pd




Oleh
Ahmad Zulfikar Alfaiz           (130731616738)
Danan Tricahyono                  (130731615720)
Moh Zakup Priyo P                 (130731615715)
Rodhiyatul Dewi Faziah         (130731616751)
Usaifatul Hasanah                   (130731615679)









UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
September 2013



DAFTAR ISI
                        halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1  Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3  Tujuan.................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
2.1 Pengertian Sejarah Sebagai Ilmu       ..................................................... 3
2.2 Alasan Sejarah Dijadikan Sebagai Ilmu................................................. 4

BAB III PENUTUP....................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 8
3.2 BADFTAR RUJUKAN........................................................................ 9



















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kata pertama yang terlihat dibenak kita jika menyebut kata “sejarah” adalah masa lalu, manusia purba, zaman kuno, dinosaurus, ataupun hal lainnya yang berbau  purba. Ya , sejarah memang menggambarkan tentang masa lalu. Sejarah sendiri berasal dari tiga bahasa yaitu bahasa arab, bahasa jerman, dan bahasa inggris. Menurut Frederick dan Soeroto (1984:1) mengungkapkan asal mula kata sejarah sebagai berikut.
Dalam bahasa arab, sejarah diambil dari kata “Syajarotun” yang berarti pohon. Maksud dari kata ini yaitu pohon  jalannya kehidupan. Dalam bahasa Jerman diambil dari kata “Geschichte” atau kejadian / peristiwa yang dibuat oleh manusia. Sedangkan, dalam bahasa Inggris diambil dari kata “History” yang diserap dari bahasa Yunani “Istory” yang artinya orang-orang pandai.

Menurut Abramowitz (1970:42) "history as a chronology of events" yang berarti bahwa sejarah merupakan sebuah kronologi atas suatu kejadian. Sedangkan menurut Costa (1970: 44) sejarah dapat didefinisikan sebagai "record of the whole human experience". Dimana pada hakikatnya sejarah merupakan catatan seluruh pengalaman, baik secara individu maupun kolektif bangsa/nation dimasa lalu tentang kehidupan umat manusia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, sejarah adalah urutan kejadian di masa lalu tentang kehidupan manusia yang menarik dan unik. Hal itu dapat dikatakan sejarah apabila memiliki peristiwa yang unik atau luar biasa, sehingga dapat atau mudah diingat oleh manusia, dan juga dicatat atau diakui dalam sejarah Negara atau bahkan dunia.
                             



1.2 Rumusan Masalah
1.1.1        Apa pengertian sejarah sebagai ilmu?
1.1.2        Mengapa sejarah dijadikan sebagai ilmu?

1.3    Tujuan
1.3.1        Mengetahui pengertian sejarah sebagai ilmu.
1.3.2        Mengetahui alasan sejarah dijadikan sebagai ilmu.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sejarah Sebagai Ilmu
            Dalam perkembangannya, sejerah mempunyai beberapa fungsi. Diantaranya adalah sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai seni, dan sejarah sebagai ilmu. Sejarah juga mempunyai peranan dalam perkembangan suatu negara atau daerah. Banyak negara atau daerah yang besar karena menghargai sejarah masa lalunya.
            Salah satunya adalah Indonesia, masyarakat Indonesia selalu mengenang dan menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan dan mengukir sejarah besar dalam perjalanan negara Republik Indonesia. Hal ini terbukti dengan diperingatinya tanggal-tanggal penting yang berkaitan dengan pejuangan para pahlawan untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah. Seperti diadakannya upacara hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus, mengibarkan bendera merah-putih bagi setiap masyarakat Indonesia menjelang hari kemerdekaan, diadakannya upacara bendera setiap hari senin di sekolah-sekolah seluruh Indonesia, digunakannya sejarah sebagai salah satu mata pelajaran di lembaga pendidikan di seluruh Indonesia.
            Seiring dengan bekembangnya zaman, berkembang pulalah ilmu pengetahuan dan sains. Pengetahuan sejarah sudah mulai mencangkup kondisi pada jenjang sosial tertentu.
            Pada perkembangan inilah sejarah sebagai ilmu pengetahuan mulai dibahas dan dibuktikan keabsahannya. Hal ini sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh Shuderman(2012) “ ilmu sejarah berusaha mencari hukum-hukum yang mengendalikan manusia dan kehidupannya dan juga mencari penyebab timbulnya perubahan-perubahan dalam kehidupan manusia. Sejarah sebagai cabang ilmu pengetahuan hendaknya dibahas dan dibuktikan secara keilmuan (ilmiah). Untuk mencari keabsahannya tersebut muncul metode dalam sejarah. Munculnya metode dalam sejarah inilah yang membuat sejarah mempunyai funsi sebagai ilmu. Banyak ahli sejarah yang mendefinisikan sejarah


sebagai ilmu, dari berbagai definisi tersebut, diantaranya yang telah diungkapkan oleh Shuderman(2012) yaitu.

Sejarah sebagai ilmu adalah suatu susunan pengetahuan (a body of Knowledge) tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di masyarakat manusia pada masa lampau yang disusun secara sistematis dan metodis berdasarkan asas-asas, prosedur dan metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para pakar sejarah.
Jadi, definisi sejarah sebagai ilmu sesuai pernyataan dari Shuderman adalah pengetahuan tentang suatu kejadian masa lalu yang disusun secara berurutan dan metode berdasarkan asas,prosedur dan teknik ilmiah yang diakui oleh para sejarawan.
           

2.2 Alasan Sejarah Dijadikan Sebagai Ilmu
            Suatu hal dapat dikatakan sebagai ilmu apabila hal tersebut memenuhi syarat umum yaitu objek, tujuan, metodelogi dan sistematika. Sesuatu dikatakan memiliki objek, jika ilmu itu memiliki sasaran atau tujuan penelitian. Ilmu yang memiliki tujuan adalah ilmu yang mengantarkan kepada tujuan tertentu seperti biologi, biologi adalah ilmu yang memepelajari tentang mahluk hidup. Itu berarti biologi bertujuan mengajarkan tentang mahluk hidup dan segala aspek-aspeknya .Ilmu yang memiliki metodelogi adalah ilmu yang memiliki cara dalam mengembangkan materi-materi yang dibahas seperti pengalaman dan sebagainya. Sedangkan ilmu yang sistematika adalah ilmu yang secara berurutan atau kronologinya jelas sedang membahas atau mempelajari suatu hal.
            Sedangkan sejarah dikatakan sebagai ilmu, jika memiliki syarat yaitu empiris, memiliki objek, memiliki teori, generalisasi dan memiliki metode. Berikut ini penjabaran dari aspek tersebut :
           



2.2.1 Sejarah Itu Empiris

Sejarah itu empiris mempunyai arti pengalaman, ini sesuai dengan ungkapan  Kuntowijoyo (2013:46), “empiris berasal dari kata “Empeiria” Yunani yaitu pengalaman”. Mengapa sejarah itu empiris? Sejarah berasal dari pengalaman yang masih tercatat oleh memori kita. Pengalaman yang tadi telah diamati dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan-tulisan itulah yang diteliti keabsahannya oleh sejarawan untuk menentukan fakta. Fakta itu ditafsirkan secara berbeda-beda. Jika suatu ilmu alam memiliki objek yang pasti. Sedangkan sejarah menjadikan bukti sebagai objeknya.  Letak perbedaan ilmu alam dan sejarah dilihat dari bagaimana mereka mangamati objeknya bukan dari cara kerjanya.
Jika dalam ilmu alam mereka bisa mengulang-ulang percobaan tentang suatu hal, akan tetapi dalam sejarah, hal itu tidak bisa dilakukan, karena sejarah itu hanya terjadi satu kali karena bersifat pengalaman, seperti pada saat proklamasi. Kejadian ini tidak bisa terjadi kembali dan diulang-ulang untuk diteliti. Hal ini yang menjadi sebab muncul pebedaan pendapat dari para sejarawan dalam mendiskripsikan suatu peristiwa tersebut. Karena kebenaran dalam sejarah hanya ada pada peristiwa itu semdiri.

2.2.2 Sejarah Memiliki Objek

Berbeda dari  sosiologi, antropologi, dan ilmu sosial lainnya. Sejarah mempelajari manusia yang dikejar oleh waktu. Jika lebih dikhususkan, objek penelitian sejarah memang manusia. Akan tetapi waktu sangat berperan penting dalam proses pembelajaran sejarah. Kebanyakan sejarawan bingung bagaimana menentukan waktu pas terjadinya sejarah tersebut. Kebanyakan ilmuwan hanya mengira-ngira waktu terdekat sejarah itu terjadi. Karena informasi yang mereka dapatkan sangat minim dan peristiwa tersebut tidak bisa terulang kembali.



2.2.3 Sejarah Memiliki Teori

Seiring dengan munculnya banyak filsafat sejarah di muka bumi. Tentu saja, hal ini juga memicu munculnya teori-teori tentang sejarah.teori yang terdapat dalam sejarah ini berbeda-beda antara negara yang satu dengan yang lain, contohnya saja di Amerika yang beroriantasi pragmatis sedangkan di Belanda mempunyai tradisi kontinental yang lebih kontemplatif. Ini semua sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kuntowijoyo (2013:48) “di universitas-universitas Amerika yang berorientasi pragmatis, tidak diajarkan teori sejarah yang bersifat filosof. Sebaliknya, di negara Belanda mempunyai tradisi kontinental yang lebih kontemplatif, teori sejarah yang bersifat filosof yang diajarkan”.

2.2.4 Sejarah Mempunyai Generalisasi
Generalisasi sejarah memiliki arti seperti yang diungkapkan Kuntowijoyo dalam bukunya pengantar ilmu sejarah. Kuntowijoyo (2013:48)
Generalisasi, dari bahasa latin “generalis” yang berarti umum. Sama dengan ilmu lain sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum. Hanya saja perlu diingat kalau ilmu-ilmu lain bersifat nomotetis, sejarah itu pada dasarnya bersifat ideografis. Kalau sosiologi membicarakan masyarakat di pojok jalan atau antropologi membicarakan pluralisme amerika, mereka dituntut untuk menarik kesimpulan-kesimpulan umum yang berlaku dimana-mana dan dapat dianggap sebagai kebenaran umum.

Generalisasi dalam hal sejarah disini mempunyai arti koreksi dari kesimpulan ilmu pengetahuan lain yang kurang akurat. Banyak kejadian atau ilmu yang belum mempunyai jawaban pasti, akan tetapi setelah menyangkut pautkan dengan sejarah akhirnya ditemukan jawaban yang pasti.




2.2.5 Sejarah Mempunyai Metode

Dalam perkembangannya ternnyata sejarah memiliki metode yang digunakan dalam penelitian-penelitian, seperti yang dipaparkan oleh Bailey(dalam Hamid&Majid, 2011:41). “...Teknik penelitian atau alat yang dipergunakan untuk mengumpulakan data, sedangkan metodologi adalah falsafah tentang proses penelitaian yang di dalamnya mencakup asumsi-asumsi, nilai-nilai, standar atau kriteria yang digunakan utuk menafsirkan data dan mencari kesimpulan”. Jadi dengan adanya metode yang digunakan dalam sejarah inilah akan mempermudah sejarawan untuk mengumpulkan data dari suatu kejadian.


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.1.1 Sejarah adalah urutan kejadian di masa lalu tentang kehidupan manusia yang menarik dan unik.
3.1.2 Sejarah memiliki peristiwa yang unik atau luar biasa, sehingga dapat atau mudah diingat oleh manusia, dan juga dicatat atau diakui dalam sejarah Negara atau dunia.
3.1.3 Sejarah dijadikan ilmu karena memenuhi beberapa syarat umum ilmu pengetahuan.
3.1.4 Sejarah sebagai ilmu berbeda dengan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
3.1.5 Objek pembelajaran Sejarah adalah manusia dan aspek waktu.
3.1.6 Sejarah mengandalkan bukti dari dukumen masa lalu.
3.1.7 Sejarah mempunya teori yang berbeda antara negara yang satu dengan yang lain.
3.1.8 Sejarah memiliki metode untuk mempermudah pengumpulan data.







DAFTAR RUJUKAN

Hamid, A.R dan Madjid, M.S. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Kuntowijoyo. 2013. Pengangtar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Frederick, W.H dan Soeroto, S. 1984. Pemahaman Sejarah Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Shuderman, Y. S. 2012. Sejarah sebagai ilmu. (Online ). http://akrabsenada.blogspot.com/2012/02/sejarah-sebagai-ilmu.html. Diakses tanggal 18 september 2013.
Putra. 2012. Sejarah sebagai ilmu. (Online ). http://sejarahkelasx.blogspot.com/2012/04/sejarah-sebagai-ilmu.html. Diakses tanggal 18 september 2013.


7 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. saya ingin menambahkan pendapat dari bu Indah tentang nomotetis dan ideografis.
    menurut saya nomotetis itu adalah ilmu yang masih terpecah-pecah atau belum ada kesimpulan, sedangkan ideografis adalah kesimpulan-kesimpulan dari ilmu lain. Erni Widyawati

    BalasHapus
  3. ok er, trimaksih atas tambahan yang diberikan :)

    BalasHapus
  4. mungkin kalau sya berpendapat kalau nomotetis itu bersifat mnyeluruh atau umum , jadi dalam nomotetis masih banyak hal-hal kecil yang belum bisa dilihat. nah kalau idografis itu sudah lebih mengusus dan hal-hal yng tidak bisa dilihat dengan nomotetis tadi bisa dilihat dengan ideografis (enaknya ngomong ideografis itu sebagai LUP/kaca pembesar yang bisa melihat hal-hal kecil yang tidak bisa dilihat dg mata biasa)

    BalasHapus
  5. Siska Ferina Susianti
    mau nanya, kan dikesimpulan itu ada tulisannya Sejarah sebagai ilmu berbeda dengan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, mengapa sejarah itu bisa berbeda dengan ilmu lainnya? apa yang melatar belakangi presepsi itu?

    BalasHapus
  6. ahmad zulfikar alfaiz
    maaf maksud kami dalam makalh itu sejarah berbeda dengan ilmu pengetahuan alam.
    karena didalam ilmu pengetahuan alam objek yang diteliti bisa diulang-ulang dan kebenarannya lebih bersifat pasti,
    sedangkan dalam sejarah objek yang diteliti tidak bisa diulang-ulang dan dalam kebenarannya/faktanya lebih bersifat subjektif(tergantung interpretasi dari sejarawan itu sendiri),seperti yang kita tahu fakta dalam sejarah itu adalah peristiwa itu sendiri .

    BalasHapus