METODE-METODE PENELITIAN SEJARAH
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
PENGANTAR ILMU SEJARAH
yang dibina oleh Bapak Prof.
Dr. Hariyono, M. Pd
dan Ibu Indah W. P. Utami S.
Pd., S. Hum., M. Pd
Oleh
Bayu Anggo Eka Jurita (130731615722)
Dhyki Ardhyansyah Saputro (130731615719)
Fitriya Putri Utami (130731607294)
Tutut Indraswari (130731607293)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSILAL
JURUSAN SEJARAH
SEPTEMBER 2013
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari masa lampau. Ilmu ini didapat atau diperoleh dari sebuah penelitian. Setiap penelitian membutuhkan sebuah metode. Metode adalah suatu cara atau sebuah langkah bisa disebut juga alat dalam membuat penelitian. Dengan adanya sebuah metode kita sebenarnya diberi kemudahan untuk merekontruksi sejarah masa lalu. Metode-metode yang ada di dalam ilmu sejarah adalah pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik intern dan ekstern, analisis dan interpretasi, dan penyajian dalam bentuk tulisan. Semua metode-metode itu mempunyai rumus atau cara-caranya sendiri. Untuk itu kita harus mengenal metode-metode itu satu persatu, agar sejarah yang akan kita rekontruksi sesuai dengan kenyataan sebenar-benarnya.
1. Apa saja metode yang ada pada penelitian sejarah?
2. Bagaimana cara menggunakan metode-metode penelitian sejarah?
1. Untuk mengetahui apa saja metode yang ada pada penelitian sejarah.
2. Menjelaskan bagaimna cara penggunaan metode dalam meneliti sebuah sejarah.
Ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari masa lalu. Ilmu sejerah merekam sebuah data-data peristiwa yang dianggap penting baik itu waktu, tempat ataupun tokoh. Untuk menyusun semua sejaarah itu kita memebutuhkan sebuah metode.
Metode-metode dalam penelitian sejarah dibagi menjadi lima. Menurut Kuntowijoyo (1995:64) “mengenalakan cara-cara penelitian dan penulisan sejarah. Langakah-langkah dalam pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik intern dan ekstern, analisis dan interpretasi, dan penyajian dalam bentuk tulisan”.
Metode atau metedologi ini digunakan untuk merekontruksi apa saja yang terjadi, jika itu sesuatu peristiwa ataupun apa saja yang ada disekitar tempat penemuan. Cara-cara menggunakan metode tersebut sebagi berikut:
Metode yang pertama adalah pemilihan topik. Pemilihan topik digunakan pertama agar apa yang kita teliti sesuai dengan yang kita kuasai. Menurut pendapat Kuntowijoyo (1995:70) “topik sebaiknya dipilih berdasarkan: (1) kedekatan emosional dan (2) kedekatan intelektual”.
1) Kedekatan emosional
Di dalam melakukan kedekatan emosionl kita bisa melalui apa saja yang kita ketahui. Kita menyusunnya dengan menggunakan petanyaan 5 W + 1 H. Yang pertama yaitu :
a. Where (dimana) menunjukan sebuah tempat.When (kapan) menunjukan tanggal
b. Who (siapa) menunjukan tokoh atau pelakunya
c. What (apa) menunjukan apa yang terjadi
d. Why (mengapa) menunjukan sebab-sebab peristiwa tersebut terjadi
e. How (bagaimana) menunjukan terjadinya peristiwa
2) Kedekatan Intelektual
Dalam pendekatan intelektual kita harus membaca topik dan memiliki kedekatan emosional. Pendekatan intelektual harus dibuktikan dengan sebuah penelitian menjadi idea fixe, gagasan yang mempunyai harga mati (Kuntowijoyo,1995:71-72).
Pengumpulan sumber dilakukan untuk memperkuat topik yang akan kita bahas. Pengumpulan sumber bisa kita ambil dari penelitian langsung atau kita ambil dari beberapa referensi . Menurut buku dari Kuntowijoyo (1995:73) “sumber itu, menurut bahanya, dapat dibagi menjadi dua: tertulis dan tidak tertulis, atau dokumen dan artifact (artifact)”.
menurut Sjamsuddin (1994:67-69) Persyaratan dasar pengumpulan data (Heuristik)
1. Sejarahwan ideal
Sejarawan ideal, baik sebagai peneliti maupun pendidik diharapkan mempunyai latar belakang, kemampuan atau itikad.Sejarahwan ini sulit didapat, tetapi ada rambu-rambu penuntun ke arah itu. Antara lain:
a. Kemampuan mengartikulasi dan mengapresiasikan pengetahuan baik tertulis maupun lisan,
b. Kecakapan membaca atau berbicara dengan bahasa asing atau daerah.
c. Menguasai ilmu-ilmu satu atau dua seperti antropologi dan sosiologi.
d. Kelengkapan pemahaman psikologi, kemampuan imajinasi dan empati.
e. Kemampuan membedakan profesi sejarah atau sekedar hobi mengumpulkan barang antik
f. Mempunyai pengalaman hidup yang luas.
g. Dedikasi pada profesi dan integritas pribadi baik sebagai sejarahwan peneliti maupun sebagai sejarahwan pendidik.
2. Enam langkah penelitian
Tahap yang harus di tempuh dalam penelitian sejarah:
a. Memilih suatu topik yang sesuai
b. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik
c. Membuat catatan tentang itu apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung
d. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik sumber)
e. Menyusun hasil-hasil penelitian ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya
Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin. (Wood Gray, et.al., 1956:9)
Dalam metode sejarah ada dua kritik, yaitu: kritik eksternal dan kritik internal.
1) Kritik eksternal
Sjamsuddin (1994:105) menarik kesimpulan sebagai berikut.
Kritik eksternal ialah suatu penelitian atas asal-usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah di ubah oleh orang-orang tertentu atau tidak.
Selain memeriksa sumber sejarah. Kritik eksternal harus menegakkan sebuah fakta dari kesaksian .
a. Kesaksian ini benar-benar di berikan orang ini atau pada waktu itu (authenticity).
b. Kesaksian di berikan bertahan tanpa perubahan (uncorupted), tanpa ada tambahan atau penghilangan yang substansial (integrity) (Sjamsuddin,1994:105).
2) Kritik Internal
Menurut Anneahira.com. mengenal metode penelitian sejarah, (online) file:///D:/kuliah/pengantar%20ilmu%20sejrah/MNGENAL%20METODE%20SEJARAH.htm , diakses 16 September 2013. “adapun ktirik intern diperkukan untuk menilai tingkat kelayakan atau kredibilas sumber. Kredibilitas sumber biasanya mengacu pada kemampuan sumber untuk mengungkapakan kebenaran suatu peristiwa sejarah”.
Menurut Anneahira.com. mengenal metode penelitian sejarah, (online) file:///D:/kuliah/pengantar%20ilmu%20sejrah/MNGENAL%20METODE%20SEJARAH.htm , diakses 16 September 2013.Interpretasi yaitu analisis atau menguraikan dan sintesis atau menyatukan fakta-fakta sejarah. Fakta-fakta yang tampaknya terlepas antara satu antara lain bisa menjadi satu hubungan yang berkaitan.Sumber atau data yang di uraikan, misalnya adanya sebuah laporan tentang jumlah orang-orang yang sekolah, jenis-jenis pekerjaan penduduk dan jumlah pendapatannya, adanya catatan transaksi pembelihan hasil-hasil pertanian oleh petani dengan pedagang yang berasal dari kota.
Menurut kuntowijoyo (1995:78) interpretasi dibagi menjadi dua:
a. Analisis
Analisis berarti menguraikan.sebuah sumber mengandung beberapa kemungkinan.
Contoh: dalam daftar pengurusan ormas di sebuah kota dari kelompok social: adalah petani bertanah, pedagang, pegawai negeri, petani tak bertanah, orang swasta, guru, tukang, mandor.
b. Sintesis
Sintesis berarti menyatukan atau pengelompokan data.Contoh: data tentang pertempuran, pergantian pejabat, mobilisasi masa, kita menemukan sebuah fakta telah terjadi revolusi. Revolusi adalah hasil interpretasi dari kita setelah data tersebut kita kelompokkan menjadi satu
Pendapat dari Kuntowijoyo (1995:80) “dalam penulisan sejarah, aspek kronologi sangat penting”. Selain itu menurut Kuntowijoyo (1995:80) “dalam sejarah perubahan social, hal itu akan diurutkan kronologinya”. Di dalam buku pengantar ilmu sejarah Kuntowijoyo (1995:81) “penyajian penelitian dalam bentuk tulisan mempunyai tiga bagian: 1. Pengantar, 2. Hasil Penelitian, dan 3. Simpulan.
Kuntowijoyo (1995:81)
1) Pengantar
Pengantar selain untuk formalitas pengantar harus ada permasalahan, latar belakang, historiografi, serta pendapat kita tentang tulisa-tulisan orang lain.
Yang dimaksud historiografi menurut Sjamsuddin (1994:153) sebagai berikut
Ketika sejarahwan memasuki tahap menulis maka ia akan mengerahkan daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan kritis dan analisisnya karena pada akhirnya ia harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penulisan utuh yang disebut historiografi.
2) Hasil penelitian
Menurut pendapat Kuntowijoyo (1995:81) “dalam bab-bab inilah ditunjukkan kebolehan penulis dalam melakukan penelitian dan penyajian.Profesionalisme penulis tampak dari pertanggung jawaban.Tanggung jawab itu terletak dalam catatan dan lampiran.Setiap fakta yang di tulis harus di sertai data yang mendukung”.
3) Simpulan
Pendapat dari Kuntowijoyo (1995:81) “dalam simpulanlah kita mengemukakan generalization dari yang telah di uraikan dalam bab-bab sebelumnya dan social significance penelitian kita”.
Ilmu sejarah adalah ilmu yang membahas apa yang telah terjadi dimasa lalu. Cara menyusun sebuah sejarah –sejarah tersebut kita membutuhkan sebuah metode. Metode-metode tersebut sebagai berikut:
1. Pemilihan Topik
Pemilihan topik digunakan pertama agar apa yang kita teliti sesuai dengan yang kita kuasai.
2. Pengumpulan Sumber
Pengumpulan sumber dilakukan untuk memperkuat topik yang akan kita bahas.
3. Kritik
4. Interpretasi
Interpretasi dibagi menjadi dua yaitu analisis dan sintesis.
5. Penulisan atau Historiografi
Menuliskan sebuah pengetahuan secara tertulis dan kronologis.
Anneahira.com. mengenal metode penelitian sejarah,(online)file:///D:/kuliah/pengantar%20ilmu%20sejrah/MNGENAL%20METODE%20SEJARAH.htm , diakses 16 September 2013.
Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah Yogyakarta: Tiara Wacana,2013.
Sjamsuddin,Helius. (1994).Metodologi Sejarah Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar