Kamis, 19 September 2013

kelompok 4

PERAN INTERPRETASI DAN IMAJINASI DALAM SEJARAH



MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
 yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Hariyono, M. Pd
dan Ibu Indah W. P. Utami S. Pd., S. Hum., M. Pd






Disusun Oleh:
Rendy Aditya Putra Etrisia          (130731615718)
Misda Ulum                                (130731615721)
Rike Andrias                               (130731615702)
Dwi Margianti                             (130731607292)
Riska Apriliyana                          (130731616750)





















UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
September 2013


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam proses penulisan sejarah terdapat metode-metode yang sangat penting, yang harus diketahui oleh para sejarawan. Menurut R. Moh Ali salah satu dari proses itu adalah metode sejarawan untuk merekonstruksi secara kritis, analitis dan imajinatif peristiwa pada masa lampau(Herimanto, 2009:3). Interpretasi dan imajinasi adalah contoh dari beberapa aspek yang harus ada dalam berbagai metode-metode penulisan karya ilmiah. Sejarah sebagai ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasa lampau, dalam penyajiannya menjadi sebuah materi,  juga tidak bisa lepas dari unsur interpretasi dan imajinasi. Oleh karena itu, dalam pembahasan kali ini kami akan mencoba mengkaji perihal peran interpretasi dan imajinasi dalam penulisan sejarah.

1.2   Rumusan Masalah
1.2.1   Apa arti imajinasi?
1.2.2   Apa arti interpretasi?
1.2.3   Bagaimana peran interpretsi dan imajinasi dalam sejarah?
1.2.4   Apa saja kesalahan dalam interpretasi?

1.3  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.3.1        Mengetahui apa itu arti dari imajinasi
1.3.2        Mengetahui apa ituarti dari interpretasi
1.3.3        Mengetahui apa saja peran interpretasi dan imajinasi dalam sejarah
1.3.4        Mengetahui kesalahan dalam interpretasi







BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Arti Imajinasi
Imajinasi identik dengan khayalan atau  sering dihubung-hubungkan dengan alam bawah sadar. Dalam penulisan sejarah, aspek imajinasi sangat diperlukan dalam menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi dimasa lampau. Sujatmiko (2012) mengatakan bahwa “Sejarah memerlukan imajinasi, yaitu untuk membayangkan apa yang sebelum, sekarang dan sesudah kejadian sebuah peristiwa.Apa dan bagaimanapun sisa yang didapat, sejarawan harus dapat mengungkap peristiwa, kehidupan atau apa saja dibalik sisa-sisa yang tertinggal tersebut. Imajinasi adalah kemampuan dari seseorang untuk menggambarkan suatu peristiwa.  Dengan imajinasi, seorang sejarawan dapat menggambarkan secara detail peristiwa-peristiwa tersebut dengan baik. Herimanto (2009:13) menyimpulkan bahwa “sejarah ditulis dan disusun secara imajinatif agar menarik pembaca seperti saat membaca sebuah kisah roman yang indah...pembaca dalam mempelajari hasil penulisan sejarah tidak hanya merasa senang layaknya membaca novel, tetapi juga dapat berimajinasi kemasa lampau”. Sedangkan menurut Tajuddin (2011) mengatakan bahwa “imajinasi dalam sejarah merupakan kemampuan  sejarawan untuk  membayangkan suatu peristiwa yang sedang terjadi dan apa yang terjadi sesudah itu”. Jadi imajinasi sangat diperlukan dalam sejarah karena imajinasi akan membuat pembaca merasa penasaran apa yangterjadidi masa lampau dan di masa yang akan datang sesuai dengan fakta yang ada.

2.2 Arti Interpretasi
Selain imajinasi, aspek lain yang harus ada dalam penulisan sejarah adalah interpretasi sejarah. “Interpretasi adalah menafsirkan peristiwa yang terjadi pada masa lampau”(Herimanto, 2009:6). Sedangkan menurut  Kuntowijoyo (1995:78) mengatakan bahwa “interpretasi atau penafsiran sering disebut sebagai biang subjektivitas”. Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat diketahui bahwa interpretasi adalah penafsiran rekonsruksi masa lalu dengan mengunakan objek tertentu.Jika suatu objek (karya seni, ujaran, dll) cukup jelas maknanya, objek tersebut tidak akan mengundang suatu interpretasi.Dengan interpretasi, terdapat wadah untuk menyajikan sejarah kepada masyarakat melalui cara-cara dan kreativitas sejarawan.

2.3 Peran Interpretasi dan Imajinasi dalam Sejarah
·           Rekonstruksi sejarah menghasilkan bentuk
·           Setiap bentuk memuat unsur-unsur yang berwujud konstruk abstrak
·           Dengan imajinasi sejarawan bisa mengambarkan dan merumuskan peristiwa yang terjadi saat itu
·           Peran utama imajinasi dalam analisis sejarah membantu mencari kaitan antar fakta
·           Imajinasi didukung interpretasi sebagai perekat antar  fakta-fakta sejarah
·           Untuk melengkapi kekosongan pada benda masa lampau yang belum lengkap ditemukan
Kuntowijoyo (1995:78) menyatakan bahwa:
interpretasi atau penafsiran sering disebut sebagai biang subjektivitas. Sejarawan yang jujur akan mencantumkan data dan keterangan dari mana data itu diperoleh. Orang lain dapat melihat kembali dan menafsirkan ulang. Itulah sebabnya, subjektivitas penulisan sejarah diakui, tetapi untuk dihindari. Interpretasi itu ada dua macam yaitu analisis dan sintesis.

Maksud dari analisis tersebut adalah menguraikan suatu subjek yang telah diteliti serta mengandung suatu arti yang mungkin mengandung sebuah sumber-sumber dari beberapa pengamatan yang telah dilakukan. Kedua Mengenai sintesis yaitu menyatukan sebuah data kemudian diurutkan untuk menjadi penggelompokan data. Tetapi tidak sembarangan data yang dikelompokan, harus memiliki konssep yang akurat. Dalam analisis dan sintesis tidak harus sama dari data yang lainnya. Misalnya saja dalam dunia detektif itu sangat berkaitan dengan suatu analisis yang kemudian akan dibentuk suatu kronologis data yang telah ada kosep yang bersifat realitas. Antara data dan realitas adanya perbedaan yang bertingkat dari segi perolehan data, pembedaan data, metode-metode yang dipakai oleh para detektif ataupun sejarawan tersebut.
2.4 Kesalahan dalam Interpretasi
Kuntowijoyo (1995:139) menyatakan bahwa “dalam usaha memberikan penjelasan sejarah, sering sejarawan lupa bahwa ia terikat oleh logika yang telah diterima oleh semua ilmu.  Kemampuan mengumpulkan sumber harus disertai dengan kemampuan menjelaskan”.Memprediksi suatu hal yang terjadi dalam sejarah harus dijelaskan secara rinci. Tidak boleh hanya asal-asalan saja. Bagaimana cara menjelaskan berdasarkan data yang sudah dikumpulkan tersebut agar dapat menarik kesimpulan. Dalam sejarah sering menggunakan interpretasi ini. Tapimereka hanya mampu melakukan penafsiran tanpa menjelaskannya.























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Peran interpretasi dan imajinasi dalam sejarah sangat penting. Interpretasi/ penafsiran dan imajinasi dalam penulisan sejarah merupakan wadah bagi para sejarawan untuk merekonstruksi peristiwa yang terjadi dimasa lampau yang beguna bagi bahan pembelajaran sejarah untuk masyarakat umum.Informasi itu dapat berbentuk lisan, tulisan, gambar atau berbagai bentuk bahasa lainnya. Dengan interpretasi dan imajinasi dalam sejarah seseorang dapat menafsirkan dan menggambarkan masa lampau. Dalam interpretasi pun seorang sejarawan harus mampu menjelaskan secara rinci.

3.2 Kritik dan Saran
Dalam makalah peran interpretasi dan imajinasi dalam sejarah ini,  kami berharap para pembaca dapat menyempurnakan isi dari makalah ini dengan berpedoman pada berbagai sumber yang telah dikemukakan oleh beberapa sejarawan dan ahli pada bidangnya. Harapan kami makalah pengantar ilmu sejarah dapat bermanfaat bagi para mahasiswa untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut dan bagi masyarakat umum sebagai bahan penambah wawasan. Apabila ada salah dalam makalah ini kami minta maaf karena makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran anda sangat berguna bagi perbaikan dan revisi pembuatan karya ilmiah kami yang akan datang.Terima kasih.  






                                                                                 


DAFTAR RUJUKAN

Kuntowijoyo, 1995. Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta:Tiara Wacana
Herimanto. 2009. Sejarah: Pembelajaran Sejarah Interaktif 2. Surakarta:Platinum.
Iskandar. 2011. Fakta dan Imajinasi: peran imajinasi dalam proses analisis. (online), (http://sejarah.edc.blogspot.com/pengertian), diakses 17 September 2013
Tajuddin. 2011. Sejarah yang abadi:UTS Pengantar Ilmu Sejarah. (oline), (roberttajuddin.blogspot.com/2011/11), diakses pada 18 September 2013
Sujatmiko, 2012. Makna dan Kegunaan Sejarah. (online), (http://pendidikan4sejarah.bogspot.com), diakses pada 18 September 2013







8 komentar:

  1. Imam Ropi'i (130731615726), halo sahabat ku offering b yang aq sayangi, ada pertanyaan ni, "bagaimana cara menafsirkan peristiwa sejarah, jika sumber sejarahnya sedikit atau kurang kuat ?, terima kasih nggeh,... hhehe,

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahmad zulfikar alfaiz(130731616738)seperti yang dijelaskan dalam makalah di atas, bahwa sejarawan tidak diperbolehkan menafsirkan peristiwa sejarah secara asal-asalan. jadi sebelum penafsiran itu, seorang sejarawan harus mempunyai sumber yang cukup memadai. jika sumber sedikit maka penafsiran itu belum bisa dikatakan penafsiran yang benar.
      inilah sedikit argumen saya :)

      Hapus
    2. Rike Andrias (130731615702) walaupun sumber sejarah yang diperoleh sedikit, tetap cara menafsirkan atau menginterpretasikan sejarah tersebut sesuai dengan fakta-fakta yang ada.

      Hapus
  2. mas faiz, jika sumbernya kurang kuat, bagaimana cara penafsirannya ? salam, imam ropi'i

    BalasHapus
  3. ahmad zulfikar alfaiz
    jika sumber kurang kuat maka sejarawan wajib mencari sumber lagi, setidaknya sumber itu bisa menjawab 5W + 1H

    BalasHapus
  4. apakah dalam menafsirkan sejarah itu sendiri hanya perlu imajinasi dan interpretasi saja?rikha lilafatu r. 130731607229

    BalasHapus
  5. kalau menurut sya tentu tidak hanya sebatas itu saja, akan tetapi dalam interpretasi itu seorang sejarawan tidak diperbolehkan hanya menggunakan imajinasinya saja tanpa mengacu pada sumber yang ada, jadi dalam penginterpretasian itu seorang sejarawan harus punya sumber yang memadahi dulu barulah seorang sejarawan bisa melakukan interpretasi tersebut.

    BalasHapus
  6. imajinasi dan interpretasi memang diperlukan dalam sejarah, karena bukti sejarah memang kurang dapa dipahami tanpa diinterpretasi terlebih dahulu,... dengan interpretasi dan imajinasi dapat diketahui keterangan atau dugaan lebih lanjut dari suatu bukti sejarah, sehingga dapat menghasilkan sebuah fakta sejarah yang kemudian dirangkai menjadi cerita sejarah,... hehe

    BalasHapus