MENGENAL
PERISTIWA, FAKTA, DAN CERITA SEJARAH
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI
TUGAS MATAKULIAH
Pengantar
Ilmu Sejarah
yang
dibina oleh Ibu Indah W. P. Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd
dan Bapak Prof. Dr. Hariyono, M.Pd
Dyan Dianggra (130731615669)
Erni Widyawati (130731615686)
Imam Ropi’I (130731651726)
Masayu Permatahati (130731607290)
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
SEJARAH
September 2013
Halaman
DAFTAR ISI..................................................................................................... i
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar
Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................... 2
1.3 Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1
Pengertian Sejarah................................................................................ 3
2.2
Peristiwa Sejarah................................................................................... 4
2.3
Fakta...................................................................................................... 5
2.4 Cerita
Sejarah....................................................................................... 8
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 10
3.1
Kesimpilan........................................................................................... 10
3.2
Saran.................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sering terjadi kesalahan pandangan seseorang dalam
memaknai ilmu sejarah. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan orang yang kurang
tertarik dengan ilmu sejarah. Ada dari mereka yang menganggap ilmu sejarah
sebagai ilmu tentang kekunoan yang hanya berisi cerita-cerita masa lalu belaka.
Sering kali sebagian orang memiliki pandangan bahwa ilmu sejarah membosankan
karena adanya anggapan ilmu sejarah hanya ilmu hafalan tentang masa lampau.
Sebenarnya tidak demikian, sejarah memiliki arti
tentang cerita masa lalu yang mempunyai
hikmah yang dapat diambil. Hikmah tersebut dapat diperoleh setelah kita membaca
dan memahami lebih dalam tentang peristiwa sejarah yang memang benar sudah terjadi.
Selain tanggal, tempat, nama tokoh, dan tahun yang dipelajari dalam peristiwa
sejarah, sebaiknya kita mengetahui hal-hal yang menyebabkan dan hal-hal yang
diakibatkan serta hikmah dari peristiwa itu.
Di dunia ini banyak diceritakan cerita-cerita tentang
suatu kejadian atau peristiwa mengenai sejarah. Akan tetapi banyak di antara
cerita tersebut yang diceritakan menurut pemikiran atau pandangan masing-masing
individu dalam menafsirkan suatu peristiwa sejarah. Ada sebagian peristiwa yang
bukti-buktinya masih sedikit, sehingga belum diketahui kebenarannya.
Kebenaran atau fakta pada suatu peristiwa sejarah
memiliki peranan yang sangat penting. Peristiwa yang tidak disertai dengan
bukti yang kuat dan fakta yang jelas
akan menimbulkan suatu pertanyaan, bahkan bisa menimbulkan masalah yang dapat
menjadi perdebatan di antara kita. Perdebatan tersebut dapat terjadi di
kalangan ahli sejarah dalam jangka waktu yang sangat lama.
Peristiwa sejarah dapat memberi pelajaran bagi kita
di masa sekarang atau masa yang akan datang dengan mengambil hikmah dari
kejadian-kejadian yang telah terjadi pada masa lalu. Kebenaran atau fakta dalam
suatu peristiwa sangat diperlukan guna memperkuat tentang peristiwa sejarah itu
sendiri. Sehingga diperlukan suatu kesesuaian antara peristiwa, fakta dan
cerita sejarah.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
sejarah?
2.
Apa
yang dimaksud peristiwa dalam sejarah?
3.
Apa
yang dimaksud dengan fakta dalam sejarah?
4.
Apa
yang dimaksud dengan cerita sejarah?
1.3
Tujuan
1.
Mendeskripsikan tentang
pengertian sejarah.
2.
Mendeskripsikan tentang peristiwa sejarah.
3.
Mengetahui tentang fakta dalam
sejarah.
4.
Mendeskripsikan tentang
cerita sejarah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sejarah
Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak
terlepas dengan sejarah. Setiap orang pasti memiliki kisah masa lalu yang
merupakan sejarah dalam kehidupannya. Dimulai dari ia menghembuskan nafas
pertamanya di dunia hingga memejamkan mata untuk selamanya. Kisah yang dimiliki
oleh manusia yang satu dengan yang lainnya pasti terdapat perbedaan di
dalamnya. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki karakteristik dan alur
gelombang kehidupan yang berbeda.
Kisah masa lalu tersebut sangat banyak dan memiliki
dimensi waktu yang panjang. Dalam kenyataannya daya ingat yang terdapat pada
memori otak manusia ada batasannya. Karena kedua hal tersebut manusia tidak
mengungkapkan semua peristiwa dalam kehidupannya dari lahir sampai meninggal
dunia. Oleh karena itu kebanyakan orang hanya menceritakan kejadian-kejadian
yang dianggap penting dan peristiwa yang istimewa dalam hidupnya.
Kumpulan dari berbagai peristiwa tersebut kemudian
dikumpulkan dan disusun ke dalam periode waktu tertentu. Peristiwa-peristiwa tersebut telah dialami
dan sudah terjadi. Kejadian atau peristiwa yang benar telah terjadi tersebut
dapat dikatan sebagai sejarah.
“Maka dengan singkat dapat ditegaskan bahwa sejarah
itu berarti: (1) jumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa
dalam kenyataan sekitar kita; (2) cerita tentang perubahan-perubahan itu dan
sebagainya; (3) ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan dan sebagainya
tersebut itu” (Ali ,2005:12).
Kejadian-kejadian tersebut berhubungan dengan
manusia tentang kegiatan yang pernah
dilakukan pada masa lalu. Kejadian tersebut benar memang telah terjadi pada
masa yang sudah terjadi. Dapat disimpulkan bahwa sejarah itu adalah
kejadian dan peristiwa yang sudah
terjadi pada masa lalu. Sejarah juga memiliki arti ilmu yang mempelajari
tentang kejadian pada masa lalu.
2.2 Peristiwa Sejarah
Dalam kehidupannya setiap hari,
seseorang pasti melakukan kegiatan yang dia sengaja ataupun tidak sengaja untuk
melakukan hal tersebut. Kegiatan-kegiatan
tersebut akan diingat oleh seseorang yang melakukannya dan juga orang
lain yang melihat atau menjadi saksi tentang kejadian tersebut. Kejadian yang
dianggapnya penting dan istimewa akan selalu diingat dan sebagian ada yang
didokumentasikan.
Dokumentasi dari suatu kegiatan,
dapat berupa gambar atau foto, tulisan, rekaman suara, ataupun berupa video.
Dengan adanya suatu bukti atau dokumentasi, suatu kejadian akan mudah diingat.
Walaupun suatu waktu kita lupa dengan kejadian tersebut, kita dapat melihat
atau memutar hasil domukentasi kejadian tersebut sehingga kita dapat menjadi
ingat kembali.
Kapasitas dan daya ingat manusia
pasti ada batasnya karena manusia memang bukan makhluk yang sempurna. Manusia
pasti memiliki kesalahan dan pada suatu waktu akan lupa. Karena hal itulah,
kejadian-kejadian yang terjadi setiap hari, dari menghembus nafas pertama
sampai seseorang menutup mata untuk selamanya tidak dapat diingat dan
diceritakan secara lengkap.
Demikian juga kejadian-kejadian yang terjadi
di dalam keluarga, masyarakat, desa, kecamatan, kota atau kabupaten, provinsi,
negara, benua, dan kejadian di seluruh hamparan dunia tidak semuanya dapat
diceritakan secara lengkap dan menyeluruh. Karena keterbatasan kapasitas dan
daya ingat manusia, tidak lengkapnya bukti atau dokumentasi, serta sangat
lamanya waktu yang telah bergulir di masa lalu.
Kejadian-kejadian yang terjadi di
masa lalu adanya dianggap penting dan ada juga yang tidak. Kejadian yang tidak perlu
diingat seperti saat kita pergi ke kamar mandi untuk keperluan yang biasa-biasa
saja. Tidak perlu diingat karena tidak ada kejadian yang istimewa dan terlalu
biasa dilakukan setiap harinya.
Sedangkan kejadian yang penting dan
dianggap istimewa sering kali diingat dan bahkan diabadikan. Kejadian istimewa
tersebut antara lain hari
kelahiran tokoh penting., peristiwa
Surabaya 10 November, pristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada
17 Agustus 1945, peristiwa Rengasdengklok, Konferensi Meja Bundar, dan
peristiwa-peristiwa penting lainnya.
Tidak sembarang peristiwa yang dapat
digolongkan menjadi suatu peristiwa sejarah.
Yang termasuk peristiwa sejarah berciri unik dan mempunyai pengaruh yang
besar (Irawan, 2009 di http://adeirawan74.wordpress.com
)
Peristiwa di katakan unik karena
terjadi satu kali saja. Tidak mungkin peristiwa yang sudah berlalu dapat
muncul kembali pada waktu sekarang
dengan waktu, tempat, kejadian, dan keadaan yang sama. Kalau ada pasti memiliki
perbedaan, walaupun kejadiannya sama, tempatnya sama, orang yang terlibat di
dalamnya sama, tetapi waktunya pasti berbeda. Karena kita tahu kalau waktu
tidak dapat diputar kembali walau hanya
satu detik.
Peristiwa yang disebut mempunyai
pengaruh besar, misalnya Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang terjadi pada
tanggal 17 Agustus 1945. Peristiwa tersebut mempunyai pengaruh yang sangat
besar bagi keadaan bangsa Indonesia mulai waktu itu, dan setelah peristiwa
tersebut. Karena bangsa Indonesia sudah merdeka sehingga mereka bebas mengatur
urusan di dalam negerinya dengan tanpa dicampuri bangsa luar negeri.
Suatu peristiwa yang unik,
istimewa, dan mempunyai pengaruh yang besar bagi masa setelahnya akan dianggap
sebagai peristiwa yang bersejarah. Sejarah sebagai suatu peristiwa bersifat apa
adanya karena tanpa rekayasa dan memang telah benar telah terjadi pada masa
yang sudah terjadi.
2.3 Fakta
Fakta adalah suatu dikejadian yang
memang benar ada, sudah terjadi, dan nyata. Menurut Webster’s (dalam
Sjamsuddin, 1996:5) menguraikan definisi fakta yaitu:
1.Sesuatu
yang telah dilakukan: Perbuatan (Deed)
sebagai, a. [sudah] obsolet: suatu tindakan pada umumnya: Tindakan (Action), Tingkah laku (Conduct),
b.[sudah] obsolet:suatu perbuatan yang patut mendapat ganjaran (reward)... c. Suatu perbuatan yang salah
atau melanggar hukum: Kejahatan-digunakan dalam ungkapan setelah fakta...
2.
obsolet: Yang dikerjakan, Yang dibuat, Penampilan, Tindakan...
3. a.
Sesuatu yang benar-benar ada: Peristiwa b. Suatu kejadian, kualitas atau
hubungan kenyataan yang mana dinyatakan dalam pengalaman atau barangkali
disimpulkan dengan pasti, khususnya, suatu kejadian dalam waktu dan tempat. c.
Suatu pernyataan atau proposisi (penegasan) yang diverifikasi (dapat dibuktikan
kebenaran atau ketepatannya); juga: sesuatu yang membuat suatu pernyataan atau
suatu proposisi benar atau palsu...
4. a.
Kualitas atau sifat yang aktual (nyata) atau dibuat atas dasar fakta-fakta:
kenyataan, b. Kenyataan fisikb atau pengalaman praktis sebagaimana yang
dibedakan dengan imajinasi, spekulasi, atau teori...
5. suatu
penegasan, pernyataan, atau informasi yang berisi atau berarti mengandung
sesuatu yang mempunyai kenyataan objektif; dalam arti luas: sesuatu yang
ditampilkan dengan benar atau salah karena mempunyai realitas obyektif.
6.
Biasannya jamak a. Setiap keadaan-keadaan dari suatu kasus pada hukum seperti
adanya atau dinyatakan ada dalam kenyataan, sesuatu yang dibuktikan oleh
evidensi (bukti) yang benar-benar atau dinyatakan benar-benar terjadi atau
keberadaannya ditetapkan oleh evidensi.
Dari uraian yang terdapat
di atas dapat beberapa pengertian tentang fakta. Fakta merupakan keadaan yang
memang sudah terjadi dan kebenarannnya sudah diketahui. Fakta merupakan sesuatu
yang benar ada, nyata, dan memang sudah terjadi di masa lalu.
Suatu kejadian pasti
terjadi pada suatu tempat dan pada waktu tertentu. Tidak mungkin suatu kejadian
tidak memiliki waktu dan tempat kejadian. Misalnya pada waktu adik kita lahir,
pasti berada di suatu tempat. Tempat kejadian kelahiran tersebut bisa di rumah
sakit, rumah bersalin, di ranjang, atau di tempat lain.
Suatu
kejadian juga pasti memiliki waktu kapan kejadian tersebut berlangsung.
Misalnya peristiwa kelahiran di atas pada hari, tanggal, bulan, dan tahun
tertentu. Misalnya kelahiran tersebut pada hari Rabu, tanggal 18 September 2013.
Hari, tanggal, bulan, dan tahun tersebut menunjukkan waktu terjadinya suatu
peristiwa kelahiran.
Fakta menunjukkan peristiwa apa
yang terjadi, siapa yang melakukan, tempat terjadinya kejadian, dan waktu kapan
kejadian tersebut telah terjadi.
Berikut ini pernyataan
Sjamsuddin (1996:5) mengenai fakta.
Umumnya
fakta-fakta erat hubungannya dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang
apa, siapa, kapan, dan dimana. Fakta-fakta menunjukkan benda-benda (things) yang benar-benar ada atau
peristiwa apa yang telah pernah terjadi pada masa lalu. Kegiatan-kegiatan
masing-masing individu, tanggal-tanggal dari peristiwa-peristiwa, lokasi atau
tempat-tempat kejadian, ukuran dari objek-objek semuanya adalah fakta.
Terdapat suatu hubungan yang sangat
erat antara fakta dengan sejarawan, dengan adanya fakta sejarawan bisa
mengetahui kebenaran suatu kejadian apakah benar-benar terjadi atau hanya
karangan fiktif saja. Menurut Carr (dalam Sjamsuddin, 1996:8) menyatakan
hubungan antara fakta dan sejarawan sebagai berikut.
Mengenai fakta
dan penafsiran (interpretasi), sejarahwan terlibat terus-menerus dalam suatu
proses mengolah fakta-faktanya dalam interpretasinya atau interpretasi dalam
hubungan dengan fakta-faktanya. Hubungan timbal balik antara sejarahwan dengan
fakta-faktanya itu ibarat hubungan antara masa sekarang dan masa lalu jika
sejarahwan hidup pada masa sekarang, maka fakta-fakta berasal dari masa lalu.
Keduanya saling membutuhkan. Sejarahwan tanpa fakta sama dengan tidak berakal dan sia-sia sebaliknya
fakta-fakta tanpa sejarahwan sama dengan mati
dan tidak ada artinya.
Peristiwa yang merupakan fakta
misalnya Wakil Presiden RI yang pertama adalah Mohammad Hatta dan Presiden RI yang
pertama adalah Soekarno. Sudah banyak yang mengetahui dan sebagai pengetahuan
umum tentang presiden dan wakil presiden pertama Indonesia. Jika ada seseorang
yang bercerita tidak sesuai dengan pernyataan di atas, kemungkinan itu bukan
merupakan suatu fakta.
Fakta merupakan suatu hasil
penafsiran dari sumber-sumber sejarah yang kemudian dijadikan acuan untuk
menyusun cerita sejarah. Terdapat fakta sosial dan fakta mental. Fakta sosial
merupakan hasil penafsiran yang berhubungan dengan kehidupan sosial seseorang
dalam masyarakat. Sedangkan fakta mental menyangkut batin, merupakan penjelasan
pandangan sejarah mengenai suatu peristiwa yang dapat mempengaruhi kondisi
mental masyarakat baik masa sekarang ataupun masa depan. Misalnya adanya suatu
peperangan yang mempengaruhi mental masyarakat (Maulana, 2013: http://perpustakaancyber.blogspot.com.).
2.4 Cerita Sejarah
Sejarah itu juga merupakan sebuah
cerita. “Sejarah bukan semata-mata rangkaian fakta belaka, tetapi sejarah
adalah sebuah cerita” (Ali, 2005:37). Kejadian-kejadian yang merupakan fakta,
atau yang sudah terjadi tersebut dapat dijadikan sebuah cerita.
Peristiwa penting yang telah terjadi tidak semuanya dapat
diabadikan. Ketika suatu peristiwa sudah diabadikan maka peristiwa tersebut ada
buktinya atau ada sumber sejarahnya. Ali
(2005:21) menyatakan “sejarah sebagai cerita disusun dengan bahan yang didapatkan dari sumber sejarah”. Dengan adanya sumber sejarah atau bukti
tentang peristiwa yang telah terjadi di masa lalu, sejarah akan bisa menyusun
sejarah secara akurat. Jika sumber sejarah terbatas atau bahkan tidak ada, maka
sejarah yang dijadikan cerita akan mengalami kesulitan dalam proses
penyusunannya.
Sejarah sebagai cerita bersifat
subyektif yang artinya sejarah
dipengaruhi pendapat seseorang yang menyusun dan menentukan isi dari sebuah
cerita. Sejarah sebagai cerita dapat dibentuk dengan mengumpulkan bukti atau
sumber sejarah kemudian menafsirkannya sesuai pemikiran penyusunnya (Ali,
2005:30).
Manusia yang satu dengan manusia
yang lain berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari nama, orang tua,
kepribadian, dan pemikiran atau cara pandangnya. Mungkin juga terdapat kesamaan
antara beberapa orang tetapi kemungkinan untuk sama persis diantara beberapa
orang tersebut sangat kecil. Karena hal inilah pemikiran manusia ada yang tidak
sama.
Hal lain yang dapat mempengaruhi
perbedaan pemikiran selain perbedaan pandangan, menurut Ali (2005:31) antara
lain.
1. Daerah, yaitu
negeri (kebangsaan), wilayah (provinsi dan sebagainya), alam (pegunungan, tanah
datar, pedalaman, pantai); 2. Golongan, yaitu termasuk bangsa apakah penjajah,
terjajah, negara-negara besar atau negara kecil, suku, pantai, dan agama; 3.
Zaman, yaitu dalam abad keberapakah hidupnya; 4. Kepribadian; yaitu asal-usul,
pendidikan, dan lingkungan.
Karena terdapat berbedaan dari cara
pandang antara manusia yang satu dengan yang lain, maka akan menimbulkan
perbedaan pendapat dalam memaknai atau menafsirkan suatu peristiwa sejarah. Hal
tersebut dipandang biasa karena cara pandang mereka yang berbeda.
“Isi cerita sejarah adalah riwayat
manusia yang betul-betul terjadi di jaman lampau. Pemegang-pemegang peranan
dalam panggung peristiwa sejarah adalah manusia, bukan hewan, bukan benda
ataupun tumbuh-tumbuhan” (Ali, 2005:38). Jadi manusia adalah aktor utama yang
mempunyai peranan penting dalam sebuah cerita sejarah.
Dalam suatu cerita sejarah terdapat
alur atau jalan cerita tertentu yang disusun menurut waktu kejadianya. Setiap
peristiwa yang terjadi berlangsung pada tempat tertentu dalam urutan-urutan
kejadian yang waktu dan tempat dari kejadian tersebut tidak dapat diubah,
karena sudah berlalu (Ali, 2005:44,45). Misalnya pada hari kelahiran
tokoh-tokoh penting, waktu mereka dilahirkan tidak dapat saling di tukar atau
waktunya diubah karena telah berlalu.
Cerita sejarah tidak sama dengan
cerita-cerita karya sastra biasa. Di dalam cerita sastra manusia seringkali
mempunyai kekuatan gaib yang tidak seperti manusia biasa. Ali (2005:39)
menerangkan tentang perbedaan antara cerita sejarah dengan cerita sastra
sebagai berikut.
Mitos, saga,
legenda, betapun banyaknya mengandung anasir sejarah, bukanlah cerita sejarah.
Yang tampak dengan senyatanya dalam cerita sejarah ialah sifat-sifat
kemanusiaan sejati. Sifat-sifat kemanusiaan sejati tidak beralaskan kesaktian,
kedewaan, keajaiban, kemukjizatan. Manusia dilukiskan sebagai manusia biasa
yang bergembira, bersedih, lapar, beranak, mengejar cinta, dan sebagainya.
Tidak
semua cerita yang ada di dunia termasuk cerita sejarah. Banyak cerita sastra
seperti cerita pahlawan super yang bisa menembus angkasa, memiliki kekuatan
menakjubkan yang tidak seperti manusia biasa. Cerita tersebut tidak termasuk
cerita sejarah. Cerita sejarah merupakan cerita yang posisi manusia berpengaruh
penting yang berdasarkan urutan peristiwa dan disusun menurut babakan waktu
tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah merupakan peristiwa atau
kejadian yang telah terjadi pada masa lalu. Kejadian yang terjadi pada masa
lalu tidak bisa terjadi di masa sekarang. Karena walaupun tempat, acara, dan
orang yang terlibat sama, waktunya akan tetap berbeda. Waktu yang telah terjadi
tidak dapat diputar ulang kembali. Jika ada suatu kejadian dulu yang terjadi di
masa sekarang hanyalah suatu kemiripan, yang artinya tidak semuanya sama.
Sebetulnya dalam sejarah tidak
hanya berisi tulisan-tulisan, tanggal-tanggal, dan nama-nama suatu tokoh yang
hanya dihafalkan saja. Kita juga dapat mengambil hikmah dari suatu peristiwa
dengan mempelajari apa yang menyebabkan dan diakibatkan dari peristiwa
tersebut.
Kejadian-kejadian yang sudah
terjadi di masa lalu ada yang unik, istimewa, dan memiliki pengaruh yang besar
disebut peristiwa. Peristiwa sejarah ada yang diabadikan dan ada yang tidak.
Hasil dari pengabadian suatu peristiwa atau dokumentasi dapat menjadi bukti
tentang peristiwa tersebut.
Dari hasil dokumentasi tentang peristiwa
dapat dijadikan suatu sumber sejarah. Dengan adanya bukti atau sumber sejarah
kita dapat mengingat peristiwa tersebut. Sumber sejarah juga dapat dipelajari
dan diteliti apakah peristiwa tersebut memang sudah terjadi pada masa lalu atau
tidak.
Fakta membuktikan bahwa telah
terjadinya suatu kejadian pada masa yang sudah terjadi. Fakta berperan penting
untuk menunjukkan kebenaran dari suatu peristiwa. Menurut Sjamsuddin (1996:5)
“fakta-fakta menunjukkan benda-benda (things)
yang benar-benar ada atau peristiwa apa yang telah pernah terjadi pada masa
lalu. Kegiatan-kegiatan masing-masing individu, tanggal-tanggal dari
peristiwa-peristiwa, lokasi atau tempat-tempat kejadian, ukuran dari
objek-objek semuanya adalah fakta”. Fakta merupakan hasil penafsiran
sumber-sumber sejarah yang kemudian digunakan sebagai acuan untuk menyusun
suatu cerita sejarah yang berisi peristiwa sejarah.
Sebenarnya “sejarah bukan
semata-mata rangkaian fakta belaka, tetapi sejarah adalah sebuah cerita”
(Ali,2005:37). Dari hasil penafsiran manusia yang
memiliki cara pandang yang berbeda
menegenai sumber-sumber atau bukti sejarah akan menghasilkan suatu cerita
sejarah.
“Isi cerita sejarah adalah riwayat
manusia yang betul-betul terjadi di jaman lampau. Pemegang-pemegang peranan
dalam panggung peristiwa sejarah adalah manusia, bukan hewan, bukan benda
ataupun tumbuh-tumbuhan” (Ali, 2005:38). Manusia menjadi aktor utama dalam
suatu cerita sejarah. Cerita sejarah dapat kita pelajari sebab-sebab dan sesesutu
yang diakibatkan peristiwa tersebut, supaya kita dapat mengambil pelajaran, dan
amanat yang terkandung di dalam suatu cerita sejarah.
3.2
Saran
Sebaiknya kita lebih banyak membaca
dan meningkatkan kecintaan terhadap minat untuk membaca. Setelah membaca kita
mempelajari dan memahami sesuatu yang telah kita baca. Dengan membaca kita
dapat menambah koleksi pengetahuan kita.
Setelah memperoleh suatu informasi
baik dari membaca, melihat, atau mendengarkan kita harus mengolahnya dahulu. Karena informasi tersebut
belum tentu terbukti kebenarannya dan cara pandang setiap manusia itu memiliki
suatu perbedaan.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih terdapat suatu kesalahan, karena karya manusia biasa itu pasti tidak
sempurna. Diperlukan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat
membenahi kekurangan dari makalah ini supaya dapat menjadi lebih baik. Kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan sebuah manfaat bagi semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, R.M.2005.Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia.Yogyakarta: PT LkiS Pelangi
Aksara.
Irawan, A.2009. Sejarah Sebagai
Peristiwa, Kisah, Ilmu dan Seni,(Online), (http://adeirawan74.wordpress.com/2009/05/27/2-sejarah-sebagai-peristiwa-kisah-ilmu-dan-seni.html),
diakses 16 September 2013.
Kuntowijoyo.2013.Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta:Tiara Wacana.
Maulana, P.2013.Fakta Mental dan Sosial Dalam Sejarah: Pengertian, Contoh, Fungsi,
Kegunaan, (Online), (http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/fakta-mental-dan-sosial-dalam-sejarah-pengertian-contoh-fungsi.html),
diakses 16 September 2013.
Sjamsuddin, H.1996.Metodologi Sejarah.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
apa yang membedakan antara mitos, legenda, dan sejarah itu?
BalasHapusterima kasih. Danan Tricahyono
hehe, terima kasih pak kepala suku....
BalasHapuscerita sejarah merupakan kumpulan keterangan2 berdasarkan sumber sejarah yang telah dianalisis/dikritik, serta interpretasi & imajinasi di dalamnya harus berdasarkan sumber sejarah...
kalau mitos atau legenda, itu bukan cerita sejarah... mitos menggambarkan manusia secara tidak logis dan waktunya kadang tidak jelas...... mitos dan legenda merupakan cerita sastra yang imajinasinya bebas (tidak berdasarkan sumber sejarah)... hehe,
maaf. saya
BalasHapusahmad zulfikar alfaiz
kalo menurut saudara, di sebut apakah ceita dalm kitab suci yg sudah terdapat bukti2nya, contohnya kisah nabi sulaiman yg memindahkan singhasana ratu bilqis, kn sekarang sudah terdapat butinya, apakah ini di sebut cerita sejarah, ataukan ini tidak bisa dihubungkan???
Bisa saja Sahabat Faiz, Kebenaran dalam kitab suci itu kan memang sudah benar dan tidak diragukan, cerita itu bisa disebut memang benar, tapi kalau masalah itu cerita sejarah atau tidak kelompok kami belum terlalu mengetahui, maaf nggeh,,...... Pindah ke revisi makalah saja,.... monggo....
BalasHapus