Kamis, 19 September 2013

kelompok 5 ; peristiwa, fakta, dan cerita sejarah

MENGENAL PERISTIWA, FAKTA, DAN CERITA SEJARAH



MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Ibu Indah W. P. Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd
dan Bapak Prof. Dr. Hariyono, M.Pd



 

                                                                             oleh
           Dyan Dianggra            (130731615669)
           Erni Widyawati            (130731615686)
           Imam Ropi’I               (130731651726)
           Masayu Permatahati    (130731607290)










 
                                                                                             







UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
                                                                  September 2013







DAFTAR ISI






                                                                                         Halaman
DAFTAR ISI..................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1  Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3  Tujuan.................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1 Pengertian Sejarah................................................................................ 3
2.2 Peristiwa Sejarah................................................................................... 4
2.3 Fakta...................................................................................................... 5
2.4 Cerita Sejarah....................................................................................... 8

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 10
3.1 Kesimpilan........................................................................................... 10
3.2 Saran.................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
  




BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sering terjadi kesalahan pandangan seseorang dalam memaknai ilmu sejarah. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan orang yang kurang tertarik dengan ilmu sejarah. Ada dari mereka yang menganggap ilmu sejarah sebagai ilmu tentang kekunoan yang hanya berisi cerita-cerita masa lalu belaka. Sering kali sebagian orang memiliki pandangan bahwa ilmu sejarah membosankan karena adanya anggapan ilmu sejarah hanya ilmu hafalan tentang masa lampau.
Sebenarnya tidak demikian, sejarah memiliki arti tentang cerita masa lalu yang  mempunyai hikmah yang dapat diambil. Hikmah tersebut dapat diperoleh setelah kita membaca dan memahami lebih dalam tentang peristiwa sejarah yang memang benar sudah terjadi. Selain tanggal, tempat, nama tokoh, dan tahun yang dipelajari dalam peristiwa sejarah, sebaiknya kita mengetahui hal-hal yang menyebabkan dan hal-hal yang diakibatkan serta hikmah dari peristiwa itu.
Di dunia ini banyak diceritakan cerita-cerita tentang suatu kejadian atau peristiwa mengenai sejarah. Akan tetapi banyak di antara cerita tersebut yang diceritakan menurut pemikiran atau pandangan masing-masing individu dalam menafsirkan suatu peristiwa sejarah. Ada sebagian peristiwa yang bukti-buktinya masih sedikit, sehingga belum diketahui kebenarannya.
Kebenaran atau fakta pada suatu peristiwa sejarah memiliki peranan yang sangat penting. Peristiwa yang tidak disertai dengan bukti yang kuat dan fakta yang  jelas akan menimbulkan suatu pertanyaan, bahkan bisa menimbulkan masalah yang dapat menjadi perdebatan di antara kita. Perdebatan tersebut dapat terjadi di kalangan ahli sejarah dalam jangka waktu yang sangat lama.
Peristiwa sejarah dapat memberi pelajaran bagi kita di masa sekarang atau masa yang akan datang dengan mengambil hikmah dari kejadian-kejadian yang telah terjadi pada masa lalu. Kebenaran atau fakta dalam suatu peristiwa sangat diperlukan guna memperkuat tentang peristiwa sejarah itu sendiri. Sehingga diperlukan suatu kesesuaian antara peristiwa, fakta dan cerita sejarah.


1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan sejarah?
2.      Apa yang dimaksud peristiwa dalam sejarah?
3.      Apa yang dimaksud dengan fakta dalam sejarah?
4.      Apa yang dimaksud dengan cerita sejarah?

1.3    Tujuan
1.      Mendeskripsikan tentang pengertian sejarah.
2.      Mendeskripsikan tentang peristiwa sejarah.
3.      Mengetahui tentang fakta dalam sejarah.
4.      Mendeskripsikan tentang cerita sejarah.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sejarah
Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak terlepas dengan sejarah. Setiap orang pasti memiliki kisah masa lalu yang merupakan sejarah dalam kehidupannya. Dimulai dari ia menghembuskan nafas pertamanya di dunia hingga memejamkan mata untuk selamanya. Kisah yang dimiliki oleh manusia yang satu dengan yang lainnya pasti terdapat perbedaan di dalamnya. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki karakteristik dan alur gelombang kehidupan yang berbeda.
Kisah masa lalu tersebut sangat banyak dan memiliki dimensi waktu yang panjang. Dalam kenyataannya daya ingat yang terdapat pada memori otak manusia ada batasannya. Karena kedua hal tersebut manusia tidak mengungkapkan semua peristiwa dalam kehidupannya dari lahir sampai meninggal dunia. Oleh karena itu kebanyakan orang hanya menceritakan kejadian-kejadian yang dianggap penting dan peristiwa yang istimewa dalam hidupnya.
Kumpulan dari berbagai peristiwa tersebut kemudian dikumpulkan dan disusun ke dalam periode waktu tertentu.  Peristiwa-peristiwa tersebut telah dialami dan sudah terjadi. Kejadian atau peristiwa yang benar telah terjadi tersebut dapat dikatan sebagai sejarah.
“Maka dengan singkat dapat ditegaskan bahwa sejarah itu berarti: (1) jumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa dalam kenyataan sekitar kita; (2) cerita tentang perubahan-perubahan itu dan sebagainya; (3) ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan dan sebagainya tersebut itu” (Ali ,2005:12).
Kejadian-kejadian tersebut berhubungan dengan manusia tentang kegiatan yang  pernah dilakukan pada masa lalu. Kejadian tersebut benar memang telah terjadi pada masa yang sudah terjadi. Dapat disimpulkan bahwa sejarah itu adalah


kejadian dan peristiwa yang sudah terjadi pada masa lalu. Sejarah juga memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang kejadian pada masa lalu.

2.2 Peristiwa Sejarah
Dalam kehidupannya setiap hari, seseorang pasti melakukan kegiatan yang dia sengaja ataupun tidak sengaja untuk melakukan hal tersebut. Kegiatan-kegiatan  tersebut akan diingat oleh seseorang yang melakukannya dan juga orang lain yang melihat atau menjadi saksi tentang kejadian tersebut. Kejadian yang dianggapnya penting dan istimewa akan selalu diingat dan sebagian ada yang didokumentasikan.
Dokumentasi dari suatu kegiatan, dapat berupa gambar atau foto, tulisan, rekaman suara, ataupun berupa video. Dengan adanya suatu bukti atau dokumentasi, suatu kejadian akan mudah diingat. Walaupun suatu waktu kita lupa dengan kejadian tersebut, kita dapat melihat atau memutar hasil domukentasi kejadian tersebut sehingga kita dapat menjadi ingat kembali.
Kapasitas dan daya ingat manusia pasti ada batasnya karena manusia memang bukan makhluk yang sempurna. Manusia pasti memiliki kesalahan dan pada suatu waktu akan lupa. Karena hal itulah, kejadian-kejadian yang terjadi setiap hari, dari menghembus nafas pertama sampai seseorang menutup mata untuk selamanya tidak dapat diingat dan diceritakan secara lengkap.
 Demikian juga kejadian-kejadian yang terjadi di dalam keluarga, masyarakat, desa, kecamatan, kota atau kabupaten, provinsi, negara, benua, dan kejadian di seluruh hamparan dunia tidak semuanya dapat diceritakan secara lengkap dan menyeluruh. Karena keterbatasan kapasitas dan daya ingat manusia, tidak lengkapnya bukti atau dokumentasi, serta sangat lamanya waktu yang telah bergulir di masa lalu.
Kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu adanya dianggap penting dan ada juga yang tidak. Kejadian yang tidak perlu diingat seperti saat kita pergi ke kamar mandi untuk keperluan yang biasa-biasa saja. Tidak perlu diingat karena tidak ada kejadian yang istimewa dan terlalu biasa dilakukan setiap harinya.
Sedangkan kejadian yang penting dan dianggap istimewa sering kali diingat dan bahkan diabadikan. Kejadian istimewa tersebut antara lain hari

kelahiran tokoh penting., peristiwa Surabaya 10 November, pristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, peristiwa Rengasdengklok, Konferensi Meja Bundar, dan peristiwa-peristiwa penting lainnya.
Tidak sembarang peristiwa yang dapat digolongkan menjadi suatu peristiwa sejarah.  Yang termasuk peristiwa sejarah berciri unik dan mempunyai pengaruh yang besar (Irawan, 2009 di http://adeirawan74.wordpress.com )
Peristiwa di katakan unik karena terjadi satu kali saja. Tidak mungkin peristiwa yang sudah berlalu dapat muncul  kembali pada waktu sekarang dengan waktu, tempat, kejadian, dan keadaan yang sama. Kalau ada pasti memiliki perbedaan, walaupun kejadiannya sama, tempatnya sama, orang yang terlibat di dalamnya sama, tetapi waktunya pasti berbeda. Karena kita tahu kalau waktu tidak dapat diputar  kembali walau hanya satu detik.
Peristiwa yang disebut mempunyai pengaruh besar, misalnya Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Peristiwa tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi keadaan bangsa Indonesia mulai waktu itu, dan setelah peristiwa tersebut. Karena bangsa Indonesia sudah merdeka sehingga mereka bebas mengatur urusan di dalam negerinya dengan tanpa dicampuri bangsa luar negeri.
Suatu peristiwa yang unik, istimewa, dan mempunyai pengaruh yang besar bagi masa setelahnya akan dianggap sebagai peristiwa yang bersejarah. Sejarah sebagai suatu peristiwa bersifat apa adanya karena tanpa rekayasa dan memang telah benar telah terjadi pada masa yang sudah terjadi.

2.3 Fakta
Fakta adalah suatu dikejadian yang memang benar ada, sudah terjadi, dan nyata. Menurut Webster’s (dalam Sjamsuddin, 1996:5) menguraikan definisi fakta yaitu:
1.Sesuatu yang telah dilakukan: Perbuatan (Deed) sebagai, a. [sudah] obsolet: suatu tindakan pada umumnya: Tindakan (Action), Tingkah laku (Conduct), b.[sudah] obsolet:suatu perbuatan yang patut mendapat ganjaran (reward)... c. Suatu perbuatan yang salah atau melanggar hukum: Kejahatan-digunakan dalam ungkapan setelah fakta...
2. obsolet: Yang dikerjakan, Yang dibuat, Penampilan, Tindakan...
3. a. Sesuatu yang benar-benar ada: Peristiwa b. Suatu kejadian, kualitas atau hubungan kenyataan yang mana dinyatakan dalam pengalaman atau barangkali disimpulkan dengan pasti, khususnya, suatu kejadian dalam waktu dan tempat. c. Suatu pernyataan atau proposisi (penegasan) yang diverifikasi (dapat dibuktikan kebenaran atau ketepatannya); juga: sesuatu yang membuat suatu pernyataan atau suatu proposisi benar atau palsu...
4. a. Kualitas atau sifat yang aktual (nyata) atau dibuat atas dasar fakta-fakta: kenyataan, b. Kenyataan fisikb atau pengalaman praktis sebagaimana yang dibedakan dengan imajinasi, spekulasi, atau teori...
5. suatu penegasan, pernyataan, atau informasi yang berisi atau berarti mengandung sesuatu yang mempunyai kenyataan objektif; dalam arti luas: sesuatu yang ditampilkan dengan benar atau salah karena mempunyai realitas obyektif.
6. Biasannya jamak a. Setiap keadaan-keadaan dari suatu kasus pada hukum seperti adanya atau dinyatakan ada dalam kenyataan, sesuatu yang dibuktikan oleh evidensi (bukti) yang benar-benar atau dinyatakan benar-benar terjadi atau keberadaannya ditetapkan oleh evidensi.

Dari uraian yang terdapat di atas dapat beberapa pengertian tentang fakta. Fakta merupakan keadaan yang memang sudah terjadi dan kebenarannnya sudah diketahui. Fakta merupakan sesuatu yang benar ada, nyata, dan memang sudah terjadi di masa lalu.
Suatu kejadian pasti terjadi pada suatu tempat dan pada waktu tertentu. Tidak mungkin suatu kejadian tidak memiliki waktu dan tempat kejadian. Misalnya pada waktu adik kita lahir, pasti berada di suatu tempat. Tempat kejadian kelahiran tersebut bisa di rumah sakit, rumah bersalin, di ranjang, atau di tempat lain.
Suatu kejadian juga pasti memiliki waktu kapan kejadian tersebut berlangsung. Misalnya peristiwa kelahiran di atas pada hari, tanggal, bulan, dan tahun tertentu. Misalnya kelahiran tersebut pada hari Rabu, tanggal 18 September 2013. Hari, tanggal, bulan, dan tahun tersebut menunjukkan waktu terjadinya suatu peristiwa kelahiran.
Fakta menunjukkan peristiwa apa yang terjadi, siapa yang melakukan, tempat terjadinya kejadian, dan waktu kapan kejadian tersebut telah terjadi.

Berikut ini pernyataan Sjamsuddin (1996:5) mengenai fakta.
Umumnya fakta-fakta erat hubungannya dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang apa, siapa, kapan, dan dimana. Fakta-fakta menunjukkan benda-benda (things) yang benar-benar ada atau peristiwa apa yang telah pernah terjadi pada masa lalu. Kegiatan-kegiatan masing-masing individu, tanggal-tanggal dari peristiwa-peristiwa, lokasi atau tempat-tempat kejadian, ukuran dari objek-objek semuanya adalah fakta.

Terdapat suatu hubungan yang sangat erat antara fakta dengan sejarawan, dengan adanya fakta sejarawan bisa mengetahui kebenaran suatu kejadian apakah benar-benar terjadi atau hanya karangan fiktif saja. Menurut Carr (dalam Sjamsuddin, 1996:8) menyatakan hubungan antara fakta dan sejarawan sebagai berikut.
Mengenai fakta dan penafsiran (interpretasi), sejarahwan terlibat terus-menerus dalam suatu proses mengolah fakta-faktanya dalam interpretasinya atau interpretasi dalam hubungan dengan fakta-faktanya. Hubungan timbal balik antara sejarahwan dengan fakta-faktanya itu ibarat hubungan antara masa sekarang dan masa lalu jika sejarahwan hidup pada masa sekarang, maka fakta-fakta berasal dari masa lalu. Keduanya saling membutuhkan. Sejarahwan tanpa fakta sama dengan tidak berakal dan sia-sia sebaliknya fakta-fakta tanpa sejarahwan sama dengan mati dan tidak ada artinya.

Peristiwa yang merupakan fakta misalnya Wakil Presiden RI yang pertama adalah Mohammad Hatta dan Presiden RI yang pertama adalah Soekarno. Sudah banyak yang mengetahui dan sebagai pengetahuan umum tentang presiden dan wakil presiden pertama Indonesia. Jika ada seseorang yang bercerita tidak sesuai dengan pernyataan di atas, kemungkinan itu bukan merupakan suatu fakta.
Fakta merupakan suatu hasil penafsiran dari sumber-sumber sejarah yang kemudian dijadikan acuan untuk menyusun cerita sejarah. Terdapat fakta sosial dan fakta mental. Fakta sosial merupakan hasil penafsiran yang berhubungan dengan kehidupan sosial seseorang dalam masyarakat. Sedangkan fakta mental menyangkut batin, merupakan penjelasan pandangan sejarah mengenai suatu peristiwa yang dapat mempengaruhi kondisi mental masyarakat baik masa sekarang ataupun masa depan. Misalnya adanya suatu peperangan yang mempengaruhi mental masyarakat (Maulana, 2013: http://perpustakaancyber.blogspot.com.).

2.4  Cerita Sejarah
Sejarah itu juga merupakan sebuah cerita. “Sejarah bukan semata-mata rangkaian fakta belaka, tetapi sejarah adalah sebuah cerita” (Ali, 2005:37). Kejadian-kejadian yang merupakan fakta, atau yang sudah terjadi tersebut dapat dijadikan sebuah cerita.
Peristiwa penting  yang telah terjadi tidak semuanya dapat diabadikan. Ketika suatu peristiwa sudah diabadikan maka peristiwa tersebut ada buktinya atau  ada sumber sejarahnya. Ali (2005:21) menyatakan “sejarah sebagai cerita disusun dengan bahan  yang didapatkan dari sumber sejarah”.  Dengan adanya sumber sejarah atau bukti tentang peristiwa yang telah terjadi di masa lalu, sejarah akan bisa menyusun sejarah secara akurat. Jika  sumber  sejarah terbatas atau bahkan tidak ada, maka sejarah yang dijadikan cerita akan mengalami kesulitan dalam proses penyusunannya.
Sejarah sebagai cerita bersifat subyektif  yang artinya sejarah dipengaruhi pendapat seseorang yang menyusun dan menentukan isi dari sebuah cerita. Sejarah sebagai cerita dapat dibentuk dengan mengumpulkan bukti atau sumber sejarah kemudian menafsirkannya sesuai pemikiran penyusunnya (Ali, 2005:30).
Manusia yang satu dengan manusia yang lain berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari nama, orang tua, kepribadian, dan pemikiran atau cara pandangnya. Mungkin juga terdapat kesamaan antara beberapa orang tetapi kemungkinan untuk sama persis diantara beberapa orang tersebut sangat kecil. Karena hal inilah pemikiran manusia ada yang tidak sama.
Hal lain yang dapat mempengaruhi perbedaan pemikiran selain perbedaan pandangan, menurut Ali (2005:31) antara lain.
1. Daerah, yaitu negeri (kebangsaan), wilayah (provinsi dan sebagainya), alam (pegunungan, tanah datar, pedalaman, pantai); 2. Golongan, yaitu termasuk bangsa apakah penjajah, terjajah, negara-negara besar atau negara kecil, suku, pantai, dan agama; 3. Zaman, yaitu dalam abad keberapakah hidupnya; 4. Kepribadian; yaitu asal-usul, pendidikan, dan lingkungan.

Karena terdapat berbedaan dari cara pandang antara manusia yang satu dengan yang lain, maka akan menimbulkan perbedaan pendapat dalam memaknai atau menafsirkan suatu peristiwa sejarah. Hal tersebut dipandang biasa karena cara pandang mereka yang berbeda.
“Isi cerita sejarah adalah riwayat manusia yang betul-betul terjadi di jaman lampau. Pemegang-pemegang peranan dalam panggung peristiwa sejarah adalah manusia, bukan hewan, bukan benda ataupun tumbuh-tumbuhan” (Ali, 2005:38). Jadi manusia adalah aktor utama yang mempunyai peranan penting dalam sebuah cerita sejarah.
Dalam suatu cerita sejarah terdapat alur atau jalan cerita tertentu yang disusun menurut waktu kejadianya. Setiap peristiwa yang terjadi berlangsung pada tempat tertentu dalam urutan-urutan kejadian yang waktu dan tempat dari kejadian tersebut tidak dapat diubah, karena sudah berlalu (Ali, 2005:44,45). Misalnya pada hari kelahiran tokoh-tokoh penting, waktu mereka dilahirkan tidak dapat saling di tukar atau waktunya diubah karena telah berlalu.
Cerita sejarah tidak sama dengan cerita-cerita karya sastra biasa. Di dalam cerita sastra manusia seringkali mempunyai kekuatan gaib yang tidak seperti manusia biasa. Ali (2005:39) menerangkan tentang perbedaan antara cerita sejarah dengan cerita sastra sebagai berikut.
Mitos, saga, legenda, betapun banyaknya mengandung anasir sejarah, bukanlah cerita sejarah. Yang tampak dengan senyatanya dalam cerita sejarah ialah sifat-sifat kemanusiaan sejati. Sifat-sifat kemanusiaan sejati tidak beralaskan kesaktian, kedewaan, keajaiban, kemukjizatan. Manusia dilukiskan sebagai manusia biasa yang bergembira, bersedih, lapar, beranak, mengejar cinta, dan sebagainya.

Tidak semua cerita yang ada di dunia termasuk cerita sejarah. Banyak cerita sastra seperti cerita pahlawan super yang bisa menembus angkasa, memiliki kekuatan menakjubkan yang tidak seperti manusia biasa. Cerita tersebut tidak termasuk cerita sejarah. Cerita sejarah merupakan cerita yang posisi manusia berpengaruh penting yang berdasarkan urutan peristiwa dan disusun menurut babakan waktu tertentu.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sejarah merupakan peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lalu. Kejadian yang terjadi pada masa lalu tidak bisa terjadi di masa sekarang. Karena walaupun tempat, acara, dan orang yang terlibat sama, waktunya akan tetap berbeda. Waktu yang telah terjadi tidak dapat diputar ulang kembali. Jika ada suatu kejadian dulu yang terjadi di masa sekarang hanyalah suatu kemiripan, yang artinya tidak semuanya sama.
Sebetulnya dalam sejarah tidak hanya berisi tulisan-tulisan, tanggal-tanggal, dan nama-nama suatu tokoh yang hanya dihafalkan saja. Kita juga dapat mengambil hikmah dari suatu peristiwa dengan mempelajari apa yang menyebabkan dan diakibatkan dari peristiwa tersebut.
Kejadian-kejadian yang sudah terjadi di masa lalu ada yang unik, istimewa, dan memiliki pengaruh yang besar disebut peristiwa. Peristiwa sejarah ada yang diabadikan dan ada yang tidak. Hasil dari pengabadian suatu peristiwa atau dokumentasi dapat menjadi bukti tentang peristiwa tersebut.
Dari hasil dokumentasi tentang peristiwa dapat dijadikan suatu sumber sejarah. Dengan adanya bukti atau sumber sejarah kita dapat mengingat peristiwa tersebut. Sumber sejarah juga dapat dipelajari dan diteliti apakah peristiwa tersebut memang sudah terjadi pada masa lalu atau tidak.
Fakta membuktikan bahwa telah terjadinya suatu kejadian pada masa yang sudah terjadi. Fakta berperan penting untuk menunjukkan kebenaran dari suatu peristiwa. Menurut Sjamsuddin (1996:5) “fakta-fakta menunjukkan benda-benda (things) yang benar-benar ada atau peristiwa apa yang telah pernah terjadi pada masa lalu. Kegiatan-kegiatan masing-masing individu, tanggal-tanggal dari peristiwa-peristiwa, lokasi atau tempat-tempat kejadian, ukuran dari objek-objek semuanya adalah fakta”. Fakta merupakan hasil penafsiran sumber-sumber sejarah yang kemudian digunakan sebagai acuan untuk menyusun suatu cerita sejarah yang berisi peristiwa sejarah.

Sebenarnya “sejarah bukan semata-mata rangkaian fakta belaka, tetapi sejarah adalah sebuah cerita” (Ali,2005:37). Dari hasil penafsiran manusia yang
memiliki cara pandang yang berbeda menegenai sumber-sumber atau bukti sejarah akan menghasilkan suatu cerita sejarah.
“Isi cerita sejarah adalah riwayat manusia yang betul-betul terjadi di jaman lampau. Pemegang-pemegang peranan dalam panggung peristiwa sejarah adalah manusia, bukan hewan, bukan benda ataupun tumbuh-tumbuhan” (Ali, 2005:38). Manusia menjadi aktor utama dalam suatu cerita sejarah. Cerita sejarah dapat kita pelajari sebab-sebab dan sesesutu yang diakibatkan peristiwa tersebut, supaya kita dapat mengambil pelajaran, dan amanat yang terkandung di dalam suatu cerita sejarah.

3.2 Saran
Sebaiknya kita lebih banyak membaca dan meningkatkan kecintaan terhadap minat untuk membaca. Setelah membaca kita mempelajari dan memahami sesuatu yang telah kita baca. Dengan membaca kita dapat menambah koleksi pengetahuan kita.
Setelah memperoleh suatu informasi baik dari membaca, melihat, atau mendengarkan kita harus  mengolahnya dahulu. Karena informasi tersebut belum tentu terbukti kebenarannya dan cara pandang setiap manusia itu memiliki suatu perbedaan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat suatu kesalahan, karena karya manusia biasa itu pasti tidak sempurna. Diperlukan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat membenahi kekurangan dari makalah ini supaya dapat menjadi lebih baik. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan sebuah manfaat bagi semua pihak.



DAFTAR PUSTAKA



Ali, R.M.2005.Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia.Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara.
Irawan, A.2009. Sejarah Sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu dan Seni,(Online), (http://adeirawan74.wordpress.com/2009/05/27/2-sejarah-sebagai-peristiwa-kisah-ilmu-dan-seni.html), diakses 16 September 2013.
Kuntowijoyo.2013.Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta:Tiara Wacana.
Maulana, P.2013.Fakta Mental dan Sosial Dalam Sejarah: Pengertian, Contoh, Fungsi, Kegunaan, (Online), (http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/fakta-mental-dan-sosial-dalam-sejarah-pengertian-contoh-fungsi.html), diakses 16 September 2013.
Sjamsuddin, H.1996.Metodologi Sejarah.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

 

4 komentar:

  1. apa yang membedakan antara mitos, legenda, dan sejarah itu?
    terima kasih. Danan Tricahyono

    BalasHapus
  2. hehe, terima kasih pak kepala suku....
    cerita sejarah merupakan kumpulan keterangan2 berdasarkan sumber sejarah yang telah dianalisis/dikritik, serta interpretasi & imajinasi di dalamnya harus berdasarkan sumber sejarah...

    kalau mitos atau legenda, itu bukan cerita sejarah... mitos menggambarkan manusia secara tidak logis dan waktunya kadang tidak jelas...... mitos dan legenda merupakan cerita sastra yang imajinasinya bebas (tidak berdasarkan sumber sejarah)... hehe,

    BalasHapus
  3. maaf. saya
    ahmad zulfikar alfaiz
    kalo menurut saudara, di sebut apakah ceita dalm kitab suci yg sudah terdapat bukti2nya, contohnya kisah nabi sulaiman yg memindahkan singhasana ratu bilqis, kn sekarang sudah terdapat butinya, apakah ini di sebut cerita sejarah, ataukan ini tidak bisa dihubungkan???

    BalasHapus
  4. Bisa saja Sahabat Faiz, Kebenaran dalam kitab suci itu kan memang sudah benar dan tidak diragukan, cerita itu bisa disebut memang benar, tapi kalau masalah itu cerita sejarah atau tidak kelompok kami belum terlalu mengetahui, maaf nggeh,,...... Pindah ke revisi makalah saja,.... monggo....

    BalasHapus