Jumat, 06 Desember 2013

Dwi Margianti


  • KEGAGALAN CITA-CITA PAK SUDJAK DI MASA LALU
    MAKALAH
    UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
    PENGANTAR ILMU SEJARAH
    dah Wahyu, S.Pd., S.Hum., M.Pd
    yang dibina oleh Ibu Indah

    Oleh
    Dwi Margianti
    130731607292


    UNIVERSITAS NEGERI MALANG
    FAKULTAS ILMU SOSIAL
    JURUSAN SEJARAH
    November 2013

    KATA PENGANTAR
    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan rahmat, nikmat taufiq dan serta hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan kemudian kami memberi judul makalah ini dengan “kegagalan cita-cita pak sudjak di masa lalu”Dalam makalah ini kami mencoba mengupas atau membahas tentang bagaimana sejarah kenangan yang kelam tentang cita-cita yang tidak terwujud di masa lalu. Kami juga sangat berterima kasih kepada Ibu Pembina atau pengajar mata kuliah ini karena pembuatan makalah ini tanpa ada penjelasan dan pemberian contoh secara jelas kami belum mengetahui atau menguasai metode dan teknik sejarah yang dipakai secara menyeluruh bahkan secara luas yang digunakan dalam pembuatan makalah ini. Dari penjelasan Ibu melalui pembelajaran kuliah di kelas, menjadi lebih paham dan mengerti. Meskipun dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Mungkin karena masih belum luasnya pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang bersangkutan tersebut. Untuk itu kami meminta maaf jika dalam penyusunan makalah ini terdapat suatu kesalahan. Kami berharap dengan disusunnya makalah ini dapat dipergunakan sebagai penunjang pemahaman dan pengetahuan tentang bagaimana ruang lingkup sejarah tentang sebuah cita-cita yang tidak terwujud dan membuat keputusasaan sesaat, adanya sebuah motivasi bahkan solusi yang tepat dalam menghadapi semua itu yang ada kaitannya dengan suatu metode sejarah yang telah kita pahami dan kita pelajari selama ini. Dan kami mengharapkan adanya perbaikan atau revisi dari para pembaca.
    Malang, Oktober 2013
    Penulis
    DAFTAR ISI
    HALAMAN
    KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI ii
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan 2 1.4 Metode Sejarah 1.4.1 Pemilihan Topik……………………………………. 2 1.4.2 Heuristik……………………………………………. 3 1.4.3 Kritik Eksternal dan Kritik Internal………………… 3 1.4.4 Interpretasi………………………………………….. 4 1.4.5 Historiografi………………………………………... 4
    BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Cita-cita yang diinginkan pak Sudjak……………………… 5 2.2 Masalah yang membuat terhambatnya cita-cita beliau…… 7 2.3 Akhir perjalanan dari cita-cita yang tidak terwujud………. 8
    BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 10 3.2 Saran 10
    DAFTAR RUJUKAN 11
    BAB I PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Dalam pembuatan makalah ini kami memberi judul “kegagalan cita-cita pak sudjak di masa lalu” merupakan suatu problema yang mungkin ada di sekitar kita bahkan banyak yang bilang bahwa itu merupakan permasalahan sejarah kehidupan sosial yang pernah dialami oleh setiap orang,berupa suatu kegagalan dalam kehidupan, karena menurut pandangan sejarawan, sejarah itu dikategorikan sejarah yang istimewa artinya tidak pernah dilupakan dan selalu teringat. Bahwa kita tahu batas antara peristiwa biasa dan istimewa itu terletak pada kepentingan, secara garis besar kepentingan itu tertuju pada pelaku sejarah bahkan ataupun penulis sejarah itu sendiri, tetapi dalam hal ini sejarah keluarga yang ditulis harus berdasarkan evidensi atau sebuah kenyataan sejarah untuk membuktikan suatu kebenaran sejarah itu sendiri. Bukti tersebut banyak kaitannya dengan peristiwa yang dialami. Sejarah sebagai cerita dapat dibentuk dengan mengumpulkan bukti atau sumber sejarah kemudian menafsirkannya sesuai pemikiran penyusunnya (Ali, 2005:30). Dalam menentukan suatu kebenaran sejarah kita harus menghadirkan saksi sejarah atau sebuah kesaksian sejarah, kesaksian tersebut harus di perkuat dengan lebih dari satu saksi dan tertuju atau berpedoman dalam beberapa sumber sejarah. Jadi tujuan membuat makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui beberapa peristiwa penting bahkan istimewa yang itu merupakan bagian dari keindahan sejarah pada kehidupan kita yang sudah terjadi. Dalam hal ini makalah ini membahas tentang motivasi dalam perjalanan hidup pak sadjak, tentang cita-citanya dulu yang belum terwujud walaupun telah banyak membuang harta benda untuk mewujudkan itu semua. Penulisan makalah ini juga didukung pada beberapa sebuah interpretasi atau sebuah penafsiran, dimana peristiwa tersebut bersifat masa lalu, artinya sudah terjadi. Interpretasi yang dikemukakan dalam sejarah tersebut adalah sebuah penafsiran peristiwa yang terjadi di masa lalu yang pada akhirnya membuahkan hasil, walaupun melenceng dari cita-cita yang sebelumnya.
    1.2 Rumusan Masalah 3 Apa cita-cita yang diinginkan pak Sudjak ? 4 Masalah apa saja yang membuat terhambatnya cita-cita beliau? 5 Bagaimana akhir perjalanan dari cita-cita yang tidak terwujud?
    1.3 Tujuan 1. Mengetahui cita-cita yang diinginkan pak Sudjak. 2. Mengetahui masalah yang membuat terhambatnya cita-cita beliau 3. Mengetahui akhir perjalanan dari cita-cita yang tidak terwujud.
    1.4 Metode sejarah 1.4.1 Pemilihan Topik Alasan saya memilih topik atau tema diatas yaitu saya memiliki ketertarikan untuk menceritakan suatu sejarah yang saya mengangapnya sangat istimewa yaitu sejarah keluarga yang ada di ruang lingkup keluarga saya, karena dulu sebelum menikah bapak saya memiliki cita-cita yang sangat tinggi, artinya sebagian orang mengangap bahwa itu tidak mungkin karena banyak penghambatnya. Tapi dalam meraih cita-cita tersebut, bapak saya mengalami sebuah kegagalan, tetapi dalam hal ini beliau tetap maju dan memiliki rasa pantang menyerah serta tidak putus asa, disinilah ketertarikan saya, yaitu ketegaran beliau dalam mengapai cita-cita tinggi walaupun beliau terlahir dalam keluarga sederhana bahkan penuh dengan kecukupan karena saudara kandungnya yang begitu banyak, serta. Suatu hal yang sangat luar biasa yaitu suatu kesabaran, pantang menyerah dan benar-benar memaknai sebuah kehidupan. Dan mungkin yang saya rasakan sekarang sebuah kenyamanan.
    1.4.2 Heuristik Pengumpulan data dan sumber-sumber yang sesuai dengan topik pembahasan yang saya bahas yaitu sumber primer yang saya dapat dari mewawancari Bapak Sudjak yang merupakan seorang sopir ambulance di sebuah puskesmas di wilayah pilangkenceng. Sedangkan sumber sekunder yakni widjiati yaitu istri dari Bapak Sadjak. Sumber sekunder sendiri untuk pembanding dan pendukung dari sumber primer.
    1.4.3 Kritik Ekstern dan Kritik Intern Kritik Eksternal Dari sumber primer dapat diketahui bahwa bapak sadjak dulunya pernah bercita-cita tinggi menjadi seorang angkatan darat yang dulunya bernama tentara republik Indonesia, tetapi tidak terwujud dan beliau memilih mencari pekerjaan yang lain demi kebahagiaan orang tuanya yang Bapak Sajak tahu bahwa dia sadar beliau dari keluarga yang berkecukupan dalam bidang sandang dan pangan, beliau juga sadar dan yakin bahwa beliau bisa sukses dengan jerih payahnya sendiri. Dengan kata lain Bapak sajak juga akhirnya menikah dengan Ibu Widjiati yang umurnya terpaut jauh, tetapi tetap mau menerima Bapak Sudjak apa adanya. Dari sebuah keterbatasan materi, karena beliau hanya di gaji sedikit.
    Kritik Internal Dari wawancara yang telah saya dilakukan, masuk akal jika penyebab utama Bapak Sudjak tidak bisa mewujudkan cita-citanya karena faktor ekonomi, kenyataannya orang tua beliau dari keluarga yang tidak mampu artinya serba kecukupan karena beliau juga memiliki saudara kandung yang banyak dan putus sekolah, dan sekarang Bapak Sudjak mulai bahagia karena memiliki keluarga yang lengkap tanpa melihat status keluarga beliau. Sebuah perjalanan hidup yang menurut saya sangat istimewa.
    1.4.4 Interpretasi Dari data-data atau fakta-fakta yang saya dapat melalui beberapa wawancara, baik dengan sumber primer maupun sumber sekunder dapat saya interpretasikan bahwa kehidupan yang begitu memprihatinkan terlihat dari kehidupan beliau sehari-hari yang begitu berkecukupan yaitu terlihat dari pekerjaan Bapak Sadjak untuk mendaftar menjadi seorang Angkatan Darat tetapi dengan begitu penuh pengorbanan dan liku-liku tantangan, dimana pengorbanan tersebut sangat menguras tenaga misalnya beliau mencari kayu bakar di hutan yang jauh dari tempat tinggalnya dengan menggunakan sepeda tuanya, setelah itu menjual kayu tersebut ke beberapa desa yang jaraknya jauh dan butuh waktu berjam-jam untuk menempuhnya. Saya juga bertanya mengenai pernikahan yang tanpa adanya pertengkaran yang serius diantara beliau yang biasanya terjadi di rumah tangga lainnya. Walaupun beliau sekarang kerja di sebuah puskesmas menjadi sopir ambulance. Beliau selalu menjaga keutuhan rumah tangga dengan kesabaran, keterbukaan. Walau beliau dalam bekerja jarang pulang kerumah untuk berkumpul.
    1.4.5 Historiografi Dalam historiografi ini saya memulai dengan Bab I yaitu pendahuluan, pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan serta metode-metode sejarah. Kemudian dilanjutkan pada Bab II yaitu pembahasan, pembahasan ini merupakan inti makalah yang berupa penjelasan dari judul yang dibahas, tepatnya jawaban dari rumusan masalah yang akan dibahas lebih detail mengenai historiografi ini. Dan yang terakhir Bab III penutup yaitu berisi kesimpulan dan saran dari pembahasan. Serta saya membuat makalah ini dengan beberapa daftar rujukan untuk memperkuat isi atau pembahasan makalah yang saya jelaskan dengan beberapa keterangan dari saksi sejarah dan sumber-sumber lainnya.
    BAB II PEMBAHASAN
    2.1 Cita-Cita yang diinginkan Pak Sudjak Dalam makalah ini saya akan membahas tentang cita-cita Pak Sudjak yang dimana kita tahu, cita-cita tersebut merupakan suatu sejarah juga, karena bersifat istimewa yang akan dijalani oleh manusia dalam setiap kehidupannya, selain itu merupakan sebuah kejadian yang unik dari hal peristiwa itu sendiri. Dan saya akan membahas tentang cita-cita yang diinginkan Pak Sudjak, yaitu beliau merupakan bapak saya, beliau sekarang berumur 54 tahun yang berkerja sebagai sopir ambulan di salah satu puskesmas di pilangkenceng, dulunya pernah bercita-cita ingin menjadi sebuah Tentara Republik Indonesia, yang sekarang merupakan TNI, beliau merupakan siswa yang berprestasi juga, nilai-nilai di sekolah selalu bagus dan unggul dari teman-temannya, serta beliau sekolah dengan uangnya sendiri tanpa minta ke orang tua, kalau minta pun pasti orang tua beliau tidak memberinya. walaupun dulu sampai SMP sudah boleh mendaftar TNI. Beliau juga sangat berambisi atau sangat berkeinginan merubah ekonomi orang tuanya, agar tidak ada ejekan dari orang-orang di sekitarnya. Beliau juga rela berjualan kayu bakar yang di dapatnya dari hutan, kemudian menjualnya dengan berjalan kaki, karena beliau pada saat itu belum mempunyai sepeda. Beliau berjualan sampai berhari-hari untuk mendapatkan uang, sebagai tabungan mendaftar menjadi Tentara Republik Indonesia. Walau tak jarang beliau sering dihina, tapi beliau tidak menghiraukan itu semua, hinaan dari mereka membuat suatu semangat baru beliau menjadi yang lebih baik dan sabar. Pada akhirnya tabungan dari berjualan kayu terkumpul, beliau mulai mendaftar jadi Tentara Republik Indonesia tepatnya pada tahun 1979, tetapi uang tersebut belum memenuhi syarat akhirnya orang tuanya merasa kasihan, dan akhirnya orang tua beliau menjual sebagian tanahnya untuk mendaftar menjadi Angkatan bersenjata. Dalam pendaftaran tersebut beliau menempuh 3 tahap, tahap pertama dan kedua sudah terlaksana, tinggal tahap ke 3 merupakan seleksi, pada tahap k-3 ini tiba-tiba posisi beliau tergeser, tak diduga beliau tergeser oleh orang-orang yang mampu membayar uang lebih banyak. Cita-cita tersebut sangat beliau inginkan. Tapi takdir berkata lain, Akhirnya beliau merasa putus asa sesaat, tetapi dalam pikiran beliau, putus asa tidak ada gunanya, dan beliau mulai bangkit dari rasa keterpurukan tentang masalah yang dihadapinya. Akhirnya beliau berjualan kayu kembali untuk mengganti uang orang tuanya yang pada saat itu rela menjual sebagian tanah untuk mendaftar menjadi Angkatan. Tetapi dari hasil menjual tanah, uang tersebut masih kurang saja. Pak Sudjak akhirnya mulai sadar bahwa ada jalan lain untuk sukses, walaupun kadang sering terlintas dalam pikirannya, merasa iba kepada ibunya, karena setiap makan harus mencari pinjaman kemana-mana. Salah satu saudara kandung pak sudjak ada yang merantau ke Kalimantan tepatnya di samarinda. Dari itulah tanah yang terjual bisa dibeli kembali. Rumah yang semula kecil bisa dibangun walaupun dindingnya hanya terbuat dari kayu. Akhirnya pak sudjak senang walaupun bukan dari jerih payahnya.
    2.2 Masalah yang membuat terhambatnya cita-cita Pak Sudjak. Dari beberapa penjelasan tadi beliau juga memaparkan tentang beberapa masalah atau sebuah penghambat untuk menuju cita-citanya, mengapa keinginan menjadi Angkatan tidak terwujud, itu ada beberapa hambatan antara lain: 2.2.1 Merasa tidak percaya diri, pada awalnya beliau sempat tidak percaya diri,sebab beliau tahu beliau dari keluarga yang serba berkecukupan atau kurang mampu secara materi.kadang makan saja cari pinjaman, karena saudara kandung beliau juga banyak. Jadi beliau menanggap beliau tidak mampu, tapi dari diri beliau tertanam, pantang menyerah dan keyakinan untuk mewujudkan itu semula, walau pada akhirnya juga gagal atau dalam hal ini kurang beruntung. 2.2.2 Hinaan dari para tetangga, itu membuat beliau sangat minder. Kadang beliau hanya diam dan tidak menghiraukan perkataan tetangganya. Karena menurut beliau perkataan mereka merupakan motivasinya buat maju dalam menghadapi itu semua. 2.2.3 Keadaan ekonomi yang membuat beliau berjualan kayu bakar sambil sekolah, beliau meluangkan waktu juga, membagi waktu berjualan dan bersekolah, karena menurut beliau tidak mungkin beliau dapat meraih cita-citanya tanpa usaha. Sepulang sekolah beliau langsung ke hutan untuk mencari kayu bakar sebagai tambahan tabungan. Disisi lain juga ibu beliau hanya bekerja serabutan, yaitu bekerja sebagai tukang pijat bayi itupun kalau dibutuhkan, kalau tidak dibutuhkan yang dirumah saja dan ayahnya hanya bekerja sebagai pumbuat anyaman bambu. Sebuah kerajinan yang menghasilkan uang walaupun keuntugannyaa tidk seberapa.Bambu nya itu juga bukan bambu sndiri, melainkan bambu milik orang lain. Apabila bambu tersebut laku, maka uangnya juga dibuat bayar bambu milik orang. Kadang bukannya untung malah rugi, karena harga bambu itu mahal sekali. Apabila pemilik bambu itu merasa iba, kadang bamboo yang di potong diberikan secara gratis. 2.2.4 Tersingkir oleh orang-orang yang berani mengeluarkan uang banyak, dalam masa itu suap-menyuap sudah ada, tapi di situlah beliau mulai geram, kenapa rakyat kecil selalu tidak berhak untuk hal yang istimewa, tapi beliau yakin berarti beliau bias mencari berkah dengan jalan lain dan akhirnya beliau mulai mendaftar menjadi sopir. Dari beberapa yang telah dikemukakan beliau tentang hambatan tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa meraih suatu hal itu butuh pengorbanan. Dan kita juga tahu bahwa usaha yang dilakukan Pak Sudjak itu sangat berat, memang tidak mudah dalam menghadapi itu semua, mungkin keterbatasan materi yang beliau rasakan membuat beliau bangkit untuk merubah ekonomi keluarganya. Walau bahwa kita tahu cita-citanya tidak terwujud, beliau juga sempat putus asa tapi beliau bisa mengatasi itu semua.
    2.3 Akhir perjalanan dari cita-cita yang tidak terwujud. Dalam cita-cita atau keinginan Pak Sudjak yang tidak terwujud, akhirnya pada tahun 1985 Pak Sudjak mulai mendaftar menjadi sopir ambulan di salah satu puskesmas di desa kenongorejo kecamatan pilangkenceng, kabupaten madiun. Akhirnya beliau di ajarkan berkendara hingga 2 bulan, dan akhirnya resmi menjadi sopir dengan dibuktikan dengan surat izin mengemudi. Gajinya juga tidak seberapa, dulu gajinya 1 bulan hanya 25000, itupun bagi beliau sangat besar. Tidak cukup itu saja beliau mulai merangkap pekerjaan, beliau mendaftar menjadi penjaga malam dan tukang sapu di puskesmas itu, walaupun gajinya pada saat itu tidak di naikkan, beliau tetap sabar. Dari hal itu beliau mulai berkeinginan untuk menikah sebagai pelengkap kehidupannya. Tetapi tidak mudah mencari calon istri,karena beliau juga sadar bahwa jarang yang mau dengan beliau karena beberapa alasan. Tapi suatu ketika ada tontonan wayang di tetangga desa, beliau mulai menghibur diri dan akhirnya menghadiri tontonan wayang tersebut. Disitulah beliau bertemu dengan seorang gadis yang berambut panjang, cantik,akhirnya beliau pun kenalan. Itu merupakan pertemuan awal dari kisah-kisah Pak Sudjak, kemudian tidak lama-lama Pak sudjak melamar Ibu Widjiati menjadi istrinya, dan Akhirnya mereka berdua hidup bahagia, walaupun mereka menikah dengan seadanya, kesederhanaan karena kemana-mana selalu bawa sepeda. Walaupun mereka menikah terpaut umur 12 tahun, karena Ibu widji sekarang berumur 42 dan bapak sudjak berumur 54 tahun. Setahun kemudian Pak Sudjak memiliki anak pertamanya yang mereka berdua beri nama Sri Rahayu dan yang kedua saya Dwi Margianti. Pak Sudjak mulai bersemangat dalam melakukan pekerjaannya. Capek pun dia tetap giat bekerja demi anak-anaknya. Dan beliau juga sadar tentang keinginanya yang tidak terwujud, beliau sadar bahwa rejekinya bukan di situ, beliau juga memaparkan perasaannya bahwa masa lalu yang begitu amat pedih sudah terbayarkan, beliau memiliki keluarga yang lengkap yang sayang terhadap beliau. Walaupun sering terlintas kekecewaan, karena belum membahagiakan kedua orang tuanya yang sekarang telah tiada. Dan Pak Sudjak berharap orang tuanya di tempatkan dengan orang-orang yang beriman. Serta saudara kandung beliau sudah berumah tangga sendiri-sendiri. Dari hikmah itu kita semua percaya bahwa masa lalu akan merubah semuanya menuju kebaikan di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Sejarah kehidupan pak Sudjak yang dulunya kelam sekarang merupakan hasil akhir dari pengorbanan beliau.
    BAB III PENUTUP
    3.1 KESIMPULAN Dari makalah diatas tentang kisah sejarah yang pernah dialami pak Sudjak, kemudian saya menyimpulkan bahwa: 1. Beliau sangat berambisi atau sangat berkeinginan merubah ekonomi orang tuanya, agar tidak ada ejekan dari orang-orang di sekitarnya, maka dari itu beliau mendaftar menjadi Angkatan bersenjata. 2. Masalah yang menyebabkan terhambatnya dalam mewujudkan cita-cita beliau yaitu: 2.1 Merasa tidak percaya diri. 2.2 Hinaan dari para tetangga, itu membuat beliau sangat minder. 2.3 Keadaan ekonomi. 2.4 Tersingkir oleh mereka yang berani mengeluarkan uang banyak. 3. Dalam cita-cita atau keinginan Pak Sudjak yang tidak terwujud, akhirnya pada tahun 1985 Pak Sudjak mulai mendaftar menjadi sopir ambulan di salah satu puskesmas di desa kenongorejo kecamatan pilangkenceng.
    3.2 SARAN Dari makalah tersebut saya berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca untuk menyempurnakan selanjutnya. Semoga makalah ini menjadi motivasi juga bagi para pembaca yang senantiasa pernah mengalami kejadian yang kelam dimasa lampau dan di harapkan untuk bangkit. Saya juga mengucapkan terima kasih bagi kritik dan saran yang telah di sampaikan dari para pembaca.
    DAFTAR RUJUKAN
    Ali, R.M. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara.
    Narasumber: Nama : Widjiati TTL : Madiun, 7 April 1971 Alamat : Desa Kedung banteng Rt: 4, Rw: 1, kecamatan Pilangkenceng, kabupaten madiun. Status : Menikah Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
    Nama : Sudjak TTL : Madiun, 2 April 1959 Alamat : Desa kedung banteng Rt: 4, Rw: 1, kecamatan Pilangkenceng, kabupaten madiun Status : Menikah Pekerjaan : Pegawai swasta ( Sopir Ambulan di puskesmas Pilangkenceng, Kabupaten Madiun)
    Foto keluarga Besar Beliau dan Foto-Foto wawancara:
    Ini merupakan keluarga besar Beliau. Dari kanan yaitu mertua laki-laki beliau, dan selanjutnya mertua perempuan beliau, dan Anak beliau serta Istri beliau.


    wawancara saya dengan Ibu widjiati, Ibu Widjiati merupakan istri dari Bapak Sudjak.

    Wawancara Saya dengan Beliau, yaitu Bapak Sudjak.
    Foto Bersama setelah wawancara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar