Sabtu, 07 Desember 2013

Sejarah Keluarga



SEJARAH PERJUANGAN CINTA AYAH DAN IBU



MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
yang dibina oleh Prof. Dr. Hariyono, M. Pd dan
Ibu Indah W.P. Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd



Oleh
Rike Andrias
130731615702











UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Desember 2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat, rahmat, serta karunia-Nya lah, kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah Perkembangan dan Pertumbuhan Kerajaan Bali Kuno ini dengan lancar. Kami berharap makalah ini dapat membantu para pembaca khususnya mahasiswa dan masyarakat pada umumnya untuk mengetahui bagaimana sejarah keluarga dirinya masing-masing karena selama ini kita tidak pernah sadar akan sejarah keluarga kita.
Kami tahu bahwa pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan pihak-pihak lain. Oleh Sebab itu ucapan terima kasih kami ucapkan kepada:
1.                  Prof. Dr. Hariyono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.
2.                  Drs. Mashuri, M.Hum selaku Kepala Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.
3.                  Ibu Indah W.P Utami, S. Pd., M. Pd selaku Dosen Pembimbing matakuliah Pengantar Ilmu Sejarah yang senantiasa memberi pengarahan.
4.                  Kedua Orang Tua kami yang telah membantu menyelesaikan tugas ini baik doa maupun materi.
5.                  Kepada narasumber dan pihak yang membantu dalam terselesainya makalah ini.
                                     
Kami menyadari dalam pembuatan makalah Perkembangan dan Pertumbuhan Kerajaan Bali Kuno ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik dari pembaca sangat kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Malang, 04 Desember 2013


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Salah satu hal terpenting dalam hidup manusia adalah keluarga. Sejak lahir setiap manusia pasti mempunyai keluarga yang merawat dari kecil. Keluarga juga dijadikan sebagi tempat kita untuk mencurahkan kasih sayang, menceritakan isi hati dan sebagainya. Tetapi kita sering lupa bagaimana sejarah keluarga yang kita punya itu sebelum masa sekarang. Yang kita tahu selama ini tentang sejarah ialah sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu dan hal-hal yang penting saja sebagai contoh sejarah nasional.
  Tanpa kita sadari sebenarnya sejarah keluarga juga penting karena sejarah keluarga itu untuk mengetahui bagaimana terjadinya proses keluarga kita, mungkin ada yang sejarah keluarganya biasa-biasa saja dan mungkin ada juga yang sejarah keluarganya sangat luar biasa. Biasa ataupun luar biasa, harus kita akui bahwa itu adalah sejarah keluarga yang mengambarkan masa lalu keluarga kita. Seperti yang kita ketahui bahwa sejarah adalah rekonstruksi masa lalu (Kuntowijoyo,  1995:14).
Seperti halnya keluarga saya, yang mempunyai sejarah keluarga dari pernikahan ayah dan ibu saya yang dilarang oleh nenek atau Ibu dari pihak Ayah. Meskipun oleh Nenek dilarang untuk menjalin hubungan dengan Ibu, tapi Ayah bersih keras ingin menikah dengan Ibu. Sekarang beliau hidup bahagia bersama keempat anaknya.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan yang bisa saya ambil dari latar belakang tersebit sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana awal kisah perjalanan hidup Ayah yang mencintai Ibu?
1.2.2 Mengapa Nenek melarang hubungan Ayah dengan Ibu?
1.2.3 Bagaimana hasil dari perjuangan Ayah dan Ibu?


1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dibuatnya makalah ini antara lain:
1.1.1        Untuk mengetahui bagaimana awak kisah perjalanan hidup Ayah yang mencintai Ibu
1.1.2        Untuk mengetahui alasan mengapa nenek sampai tidak setuju dengan hubungan Ayang dan Ibu
1.1.3        Untuk mengetahui hasil perjuangan Ayah dan Ibu

1.2    Metode
1.2.1        Pemilihan Topik
1)        Kedekatan Emosional
Ayah dan Ibu merupakan dua insan yang pernah dilarang untuk menjalin hubungan oleh nenek dari pihak ayah. Untuk mengetahui sejarah Ayah dan Ibu dalam mengahapi larangan nenek ini, penulis mencoba membahas bagaimana awal kisah Ayah yang  mencintai Ibu, mengapa nenek dari pihak Ayah melarang hubungan mereka, serta hasil perjuangan cinta Ayah dan Ibu.
2)        Kedekatan Intelektual
Untuk kebenaran makalah ini, penulis mencoba untuk mendapatkan sumber baik dari sumber primer maupun sumber sekunder. Makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui bahwa dua insan yang saling mencintai tidak dapat dipisahkan dengan cara apapun. Walaupun perbedaan ekonomi yang  mendasari tidak jadi masalah. Oleh sebab itu judul makalah ini adalah “Sejarah Perjuangan Cinta Ayah dan Ibu”.
1.2.2        Heuristik
Pengumpulan data dan sumber-sumber yang sesuai dengan topik bahasan ialah sumber primer yatiu dengan mewawancarai langsung Ayah dan Ibu sebagai sumber langsung yang terlibat didalamnya. Sedangkan sember sekunder yakni Suketi merupakan kakak dari pihak ayah dan Suli’ani merupakan adik dari pihak Ibu.
1.2.3        Kritik Sumber
1)      Kritik Eksternal
Dari sumber primer yakni tidak lain adalah Ayah dan Ibu sendiri, memang dulu ketika Ayah saya mulai ada rasa kepada Ibu, Nenek tidak menyetujui karena Ibu berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Sedangkan keluarga Ayah pada waktu itu termasuk ke dalam golongan orang yang terpandang. Hal itu tenyata dinyatakan juga oleh sumber sekunder yakni Suketi yang merupakan kakak dari Ayah dan Suli’ani merupakan adik dari Ibu.
2)      Kritik Internal
Dari wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap
Ayah dan Ibu, dapat diperoleh keterangan sebab nenek melarang hubungan Ayah dan Ibu karena faktor ekonomi. Tetapi mesipun Ayah pada waktu itu dilarang keras untuk menjalin hubungan dengan Ibu, Ayah tidak memperdulikannya. Pada waktu itu, Ibu dilabrak habis-habisan oleh Nenek saya.

1.2.4        Interpretasi
Dari data-data dan fakta-fakta yang saya dapatkan melalui wawancara baik kepada sumber primer maupun sumber sekunder dapat di interpretasikan bahwa, Ayah dan Ibu menjalin hubungan pada waktu itu di landasi dengan rasa cinta yang besar, sehingga walaupun kedua orang tua dari pihak ayah pada waktu itu tidak menyetujui hubungan beliau, tidak menjadi penghalang melanjutkan hubungan itu yang sampai pada akhirnya beliau dapat menikah dan mempunyai 4 orang buah hati hingga sekarang ini. Mungkin karena faktor ekonomi yang pada waktu itu ekonomi dai keluarga Ayah sedang dalam kondisi baik, sedangkan kondisi ekonomi Ibu yang biasa-biasa saja hanya seorang anak dari tukang pande besi dan penjual. Mungkin nenek saya gengsi jika mempunyai menantu dari keluarga biasa-biasa saja. Dengan bermodal cinta dan keyakinan akhirnya beliau disatukan hingga dapat memuwudkan keinginannya yaitu menikah dengan orang yang dicintainya.
1.2.5        Historiografi
Historografi dari makalah ini, penulis melulai dengan Bab I yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode-metode sejarah. Kemudian dilanjutkan dengan Bab II yaitu pembahasan yang berisi awal kisah perjalanan Ayah yang mencintai Ibu, Alasan mengapa nenek melarang hubungan Ayah dan Ibu, dan hasil dari perjuangan Ayah dan Ibu. Yang terakhir adalah Bab III  yaitu penutup yang berisi kesimpulan dan saran serta lampiran-lampiran dan bukti-bukti yang mendukung dari pembuatan makalah ini























BAB II
PEMBAHASAN
“SEJARAH PERJUANGAN CINTA AYAH DAN IBU”

2.1 Awal Kisah perjalanan Ayah yang mencintai Ibu
Pada zaman dahulu, jika wanita tidak sekolah maka ia akan cepat menikah. Wanita pada zaman itu sebenarnya juga ingin mengenyam pendidikan sampai tinggi, namun apa daya bila keadaan ekonomi keluarga mereka tidak mendukung. Begitu juga dengan nasib Ibu saya yang hanya mengenyam pendidikan hingga SD saja. Setelah lulus SD Ibu membantu Nenek untuk berjualan di pasar mengambil barang dangangan dari para penjual. Kadang juga membantu ikut panen padi milik orang lain.
Karena kecantikan Ibu saya pada waktu mudanya, banyak anak muda yang mengenal Ibu, salah satunya adalah Ayah saya. Bahkan sampai sekarang pun, bila Ibu bertemu dengan teman waktu SD dulu, pasti teman Ibu bilang “ini bunga desa dahulunya, banyak laki-laki yang suka padanya”. Mungkin Ayah pada waktu itu juga mencintai Ibu dari kecantikannya.
Pada saat itu anak muda, juga mengenal pacaran seperti pada sekarang ini. Ayah saya suka kepada Ibu tapi tidak mau mengatakannya. Pada suatu ketika Ibu diajak oleh teman laki-lakinya untuk jalan-jalan, Ibu pun mau diajak jalan-jalan.Kemudian selang beberap hari Ibu saya akan dilamar oleh orang lain. Ayah yang mengetahui hal itu, seketika langsung marah kepada Ibu, dan mengatakan “pokoknya kamu tidak boleh menikah dengan laki-laki lain, saya mencintaimu”. Seketika itu hati Ibu saya luluh mendengar kata-kata yang terlontar dari Ayah saya.
Tetapi nenek sudah tahu terlebih dahulu jika Ayah menyukai Ibu. Pada saat itu rumah Nenek dari pihak Ayah dan rumah Nenek dari pihak Ibu sekampung hanya beda beberapa rumah saja. Nenek pun melabrak Ibu dan melarang meneruskan hubngannya dengan Ayah. Ketika itu pula Ibu saya takut dan marah kepada Nenek dari pihak Ayah karena telah mengolok-ngolok diri Ibu.
Tetapi berkat keteguhan dan kekuatan cinta, Ayah dan Ibu dapat melewati cobaan tersebut dan akhirnya mendapatkan restu dari kedua orang tua Ayah.

2.2 Alasan Nenek Melarang Hubungan Ayah dan Ibu
Faktor ekonomi yang menyebabkan hubungan beliau tidak mendapatkan restu pada waktu Ibu. Pada saat itu Ayah berasal dari orang ekonominya sudah baik. Kakek bekerja sebagai tukang kemasan atau dalam bahasa sekarang orang yang membuat perhiasan dari bahan perak sedangkan nenek sebagai Ibu rumah tangga biasa. Sedangkan pada waktu itu Ibu berasal dari keluarga yang ekonominya pas-pasan. Anak seorang Janda yang bercerai dengan kakek. Nenek dari pihak Ibu hanya bekerja sebagai buruh dan pedagang. Mungkin pada waktu itu, pekerjaan  tersebut dianggap biasa dan apalagi seorang Janda.
Menurut Suketi “pihak keluarga dari pihak Ayah pun tidak setuju dengan hubungan Ayah dan Ibu. Mereka beranggapan nenek dari Ibu yang pekerjaannya pada waktu itu berdagang dan sering pergi kemana-mana”. Sedangkan menurut Suli’ani “nenek pada waktu itu mencari dangangan sampai ke desa-desa, karena itu nenek sering pergi kemana-mana untuk mencukupi kebutuhan hidupnya”
Usaha yang dilakukan oleh kedua orang tua Ayah utnuk memisahkan Ayah dan Ibu dengan cara Ayah disuruh kerja di Bank Swasta di Malang. Agar lokasinya jauh dan tidak bertemu dengan Ibu. Tapi usaha dari kedua Orang tua Ayah pun gagal karena Ayah sakit dan tidak mau bekerja lagi di Bank.
Meskipun Ayah dilarang untukmenjalin hubungan baik oleh kedua orang tuanya sendiri maupun keluarganya, Ayah tidak menyerah begitu saja. Ayah membuktikan cintanya yang begitu besar kepada keluarganya dan kedua orang tuanya itu. Dan akhirnya mendapatkan restu dari kedua orang tuanya.
2.1         Hasil dari Perjuangan Ayah dan Ibu
Meskipun tidak mendapat restu dari kedua orang tuanya dalam menjalin hubungan dengan Ibu, Ayah tidak menyerah begitu saja. Ayah pada waktu itu tetap ngeyel berhubungan dan ingin menikah dengan Ibu. Pada saat menikah Ayah berumur 20 tahun dan Ibu sebenarnya masih berumur 15 tahun, tapi karena dulu banyak yang belum cukup sudah menikah akhirnya umur Ibu waktu menikah dituakan menjadi 18 tahun. Kemudian  pada tanggal 4 Januari 1983, Ayah dan Ibu resmi menikah secara sah baik secara agama maupun negara.
Setelah menikah dengan Ibu, Ayah tidak mau merepoti kehidupan kedua orang tuanya dan mertuanya. Beliau membeli rumah dari kakak laki-lakinya yang pada waktu itu rumah yang dibeli kira-kira harganya Rp 500.000,00 yang letaknya sebelah rumah nenek dari pihak Ayah. Pada saat membeli rumah itu, Ayah dan Ibu dulu pernah bekerja di Pabrik Rokok Sampoerna. Karena Ayah tidak kuat dengan bau tembakau yang menyebabkan Ayah sakit, Ayah dan Ibu pun memutuskan untuk berhenti bekerja dan kembali keTuren. Tidak lama kemudian rumah itu dijual lagi kepada adik laki-lakinya Ayah.
Ayah dan Ibu disuruh tinggal bersama Kakek dari Ibu. Jaraknya hanya satu kampung dari rumah Nenek. Ayah dan Ibu dibangunkan rumah oleh Kakek. Hingga saat ini rumah itu menjadi tempat tinggal keluarga kami. Rumah itu dulunya hanya terbuat dari bambu kemudian di lebarkan ke sampingnya dengan bahan dari batu bata.
Setelah dua tahun menikah, tepatnya tahun 1985 Ibu dikarunia seorang anak laki-laki yang bernama IndraIrawan. Pada saat itu Ayah bekerja sebagai Pande Besi yang bekerja pada orang lain. Jika produk dari pande besi tidak terjual maka tengkulak tidak mau menerima produk itu. Mau tidak mau jika musim sepi datang harus mencari sampingan lain, biasanya Ayah bekerja sebagai pedagang burung-burung. Penghasilannya cukup untuk makan sehari-hari. Tiga Tahun kemudian Beliau dikaruniai anak perempuan yang bernama Indri Rahayu. Pekerjaan Ayah tidak lagi menjalankan usaha orang lain tetapi mendirikan pande besi sendiri. Enam Tahun kemudian di karuniai lagi seorang anak perempuan yang bernama Rike Andrias. Setelah usia saya 12 tahun saya mempunyai adik laki-laki yang bernama Ega Rahmadani.






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
·         Ayah mencintai Ibu karena jatuh hati terhadap kecantikan Ibu pada waktu itu.
·         Nenek melarang hubungan Ayah dan Ibu karena adanya perbedaan ekonomi pada waktu itu. Ayah berasal dari keluarga yang mampu sedangkan Ibu berasal dari keluarga biasa.
·         Hasil dari perjuangan Ayah dan Ibu itu akhirnya mereka mendapat restu dan menikah. Dari pernikahan dikaruniai empat orang anak.
3.2 Saran
·         Cinta itu tidak memandang apapun. Jika mencintai seseorang cintailah dengan sepenuh hati. Untuk penulis berikutnya jika mempunyai sejarah keluarga yang sama semoga lebih baik lagi.
·         Untuk para orang tuanya jangan terlalu berlebihan terhadap menilai seseorang. Walaupun berbeda ekonomi dan tidak mendapat restu dari orang tua, tidak menyurutkan semangat seseorang untuk mencintai wanita yang dicintainya.
·         Jika sudah cinta terhadap seseorang, perjuangkanlah hal tersebut. Sesulit apapun perjalanan perjuangan pasti kelak akan bahagia.











DAFTAR RUJUKAN

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta:Tiara Wacana
Nara Sumber
1)        Nama                           :  Prayitno
Tempat, Tanggal Lahir   : Malang, 29 Januari1962
Alamat                          : Jl. Pandean Gg. II Kedok-Turen
2)        Nama                           :  Tunah
Tempat Tanggal Lahir    :  Malang, 24 Agustus 1968
Alamat                          :  Jl. Pandean Gg. II Kedok-Turen
3)        Nama                           :  Suketi
Umur                            :  56 Tahun
Alamat                          :  Jl. Pandean Gg. II Kedok-Turen
4)        Nama                           :  Suli’ani
Umur                            :  38 Tahun
Alamat                          :  Jl. Pandean Gg. II Kedok-Turen















LAMPIRAN

·           Kartu Keluarga

·           Akta Nikah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar