SEJARAH PERJUANGAN
CINTA AYAH DAN IBU
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
yang
dibina oleh Prof. Dr. Hariyono, M. Pd dan
Ibu
Indah W.P. Utami, S.Pd., S.Hum., M.Pd
Oleh
Rike Andrias
130731615702
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Desember 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan
kepada Allah SWT, karena atas berkat, rahmat, serta karunia-Nya lah, kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah Perkembangan dan Pertumbuhan Kerajaan Bali Kuno
ini dengan lancar. Kami berharap makalah ini dapat membantu para pembaca
khususnya mahasiswa dan masyarakat pada umumnya untuk mengetahui bagaimana
sejarah keluarga dirinya masing-masing karena selama ini kita tidak pernah
sadar akan sejarah keluarga kita.
Kami tahu bahwa pembuatan
makalah ini tidak lepas dari bantuan pihak-pihak lain. Oleh Sebab itu ucapan
terima kasih kami ucapkan kepada:
1.
Prof. Dr. Hariyono, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.
2.
Drs. Mashuri, M.Hum selaku Kepala Jurusan
Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.
3.
Ibu Indah W.P
Utami, S. Pd., M. Pd selaku Dosen Pembimbing matakuliah Pengantar
Ilmu Sejarah yang senantiasa memberi pengarahan.
4.
Kedua Orang Tua kami yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini baik doa maupun materi.
5.
Kepada narasumber dan pihak yang membantu dalam
terselesainya makalah ini.
Kami menyadari dalam
pembuatan makalah Perkembangan dan Pertumbuhan Kerajaan Bali Kuno ini masih
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik dari pembaca sangat kami
butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Malang, 04 Desember 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu hal
terpenting dalam hidup manusia adalah keluarga. Sejak lahir setiap manusia
pasti mempunyai keluarga yang merawat dari kecil. Keluarga juga dijadikan
sebagi tempat kita untuk mencurahkan kasih sayang, menceritakan isi hati dan
sebagainya. Tetapi kita sering lupa bagaimana sejarah keluarga yang kita punya
itu sebelum masa sekarang. Yang kita tahu selama ini tentang sejarah ialah
sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu dan hal-hal yang penting saja sebagai
contoh sejarah nasional.
Tanpa kita sadari sebenarnya sejarah keluarga
juga penting karena sejarah keluarga itu untuk mengetahui bagaimana terjadinya
proses keluarga kita, mungkin ada yang sejarah keluarganya biasa-biasa saja dan
mungkin ada juga yang sejarah keluarganya sangat luar biasa. Biasa ataupun luar
biasa, harus kita akui bahwa itu adalah sejarah keluarga yang mengambarkan masa
lalu keluarga kita. Seperti yang kita ketahui bahwa sejarah adalah rekonstruksi
masa lalu (Kuntowijoyo, 1995:14).
Seperti halnya
keluarga saya, yang mempunyai sejarah keluarga dari pernikahan ayah dan ibu
saya yang dilarang oleh nenek atau Ibu dari pihak Ayah. Meskipun oleh Nenek
dilarang untuk menjalin hubungan dengan Ibu, tapi Ayah bersih keras ingin
menikah dengan Ibu. Sekarang beliau hidup bahagia bersama keempat anaknya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan
yang bisa saya ambil dari latar belakang tersebit sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana
awal kisah perjalanan hidup Ayah yang mencintai Ibu?
1.2.2 Mengapa
Nenek melarang hubungan Ayah dengan Ibu?
1.2.3 Bagaimana
hasil dari perjuangan Ayah dan Ibu?
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan
dibuatnya makalah ini antara lain:
1.1.1
Untuk mengetahui bagaimana awak kisah perjalanan hidup Ayah yang mencintai
Ibu
1.1.2
Untuk mengetahui alasan mengapa nenek sampai tidak setuju dengan hubungan
Ayang dan Ibu
1.1.3
Untuk mengetahui hasil perjuangan Ayah dan Ibu
1.2
Metode
1.2.1
Pemilihan Topik
1)
Kedekatan Emosional
Ayah dan Ibu
merupakan dua insan yang pernah dilarang untuk menjalin hubungan oleh nenek
dari pihak ayah. Untuk mengetahui sejarah Ayah dan Ibu dalam mengahapi larangan
nenek ini, penulis mencoba membahas bagaimana awal kisah Ayah yang mencintai Ibu, mengapa nenek dari pihak Ayah
melarang hubungan mereka, serta hasil perjuangan cinta Ayah dan Ibu.
2)
Kedekatan Intelektual
Untuk kebenaran
makalah ini, penulis mencoba untuk mendapatkan sumber baik dari sumber primer
maupun sumber sekunder. Makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui bahwa dua
insan yang saling mencintai tidak dapat dipisahkan dengan cara apapun. Walaupun
perbedaan ekonomi yang mendasari tidak
jadi masalah. Oleh sebab itu judul makalah ini adalah “Sejarah Perjuangan Cinta
Ayah dan Ibu”.
1.2.2
Heuristik
Pengumpulan
data dan sumber-sumber yang sesuai dengan topik bahasan ialah sumber primer
yatiu dengan mewawancarai langsung Ayah dan Ibu sebagai sumber langsung yang
terlibat didalamnya. Sedangkan sember sekunder yakni Suketi merupakan kakak
dari pihak ayah dan Suli’ani merupakan adik dari pihak Ibu.
1.2.3
Kritik Sumber
1)
Kritik Eksternal
Dari sumber
primer yakni tidak lain adalah Ayah dan Ibu sendiri, memang dulu ketika Ayah
saya mulai ada rasa kepada Ibu, Nenek tidak menyetujui karena Ibu berasal dari
keluarga yang biasa-biasa saja. Sedangkan keluarga Ayah pada waktu itu termasuk
ke dalam golongan orang yang terpandang. Hal itu tenyata dinyatakan juga oleh
sumber sekunder yakni Suketi yang merupakan kakak dari Ayah dan Suli’ani merupakan
adik dari Ibu.
2)
Kritik Internal
Dari wawancara
yang dilakukan oleh penulis terhadap
Ayah dan Ibu,
dapat diperoleh keterangan sebab nenek melarang hubungan Ayah dan Ibu karena
faktor ekonomi. Tetapi mesipun Ayah pada waktu itu dilarang keras untuk
menjalin hubungan dengan Ibu, Ayah tidak memperdulikannya. Pada waktu itu, Ibu
dilabrak habis-habisan oleh Nenek saya.
1.2.4
Interpretasi
Dari data-data
dan fakta-fakta yang saya dapatkan melalui wawancara baik kepada sumber primer
maupun sumber sekunder dapat di interpretasikan bahwa, Ayah dan Ibu menjalin
hubungan pada waktu itu di landasi dengan rasa cinta yang besar, sehingga
walaupun kedua orang tua dari pihak ayah pada waktu itu tidak menyetujui
hubungan beliau, tidak menjadi penghalang melanjutkan hubungan itu yang sampai
pada akhirnya beliau dapat menikah dan mempunyai 4 orang buah hati hingga
sekarang ini. Mungkin karena faktor ekonomi yang pada waktu itu ekonomi dai
keluarga Ayah sedang dalam kondisi baik, sedangkan kondisi ekonomi Ibu yang biasa-biasa
saja hanya seorang anak dari tukang pande besi dan penjual. Mungkin nenek saya
gengsi jika mempunyai menantu dari keluarga biasa-biasa saja. Dengan bermodal
cinta dan keyakinan akhirnya beliau disatukan hingga dapat memuwudkan
keinginannya yaitu menikah dengan orang yang dicintainya.
1.2.5
Historiografi
Historografi
dari makalah ini, penulis melulai dengan Bab I yaitu pendahuluan yang berisi
latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode-metode sejarah. Kemudian
dilanjutkan dengan Bab II yaitu pembahasan yang berisi awal kisah perjalanan
Ayah yang mencintai Ibu, Alasan mengapa nenek melarang hubungan Ayah dan Ibu,
dan hasil dari perjuangan Ayah dan Ibu. Yang terakhir adalah Bab III yaitu penutup yang berisi kesimpulan dan
saran serta lampiran-lampiran dan bukti-bukti yang mendukung dari pembuatan
makalah ini
BAB II
PEMBAHASAN
“SEJARAH PERJUANGAN CINTA AYAH DAN IBU”
2.1 Awal Kisah perjalanan Ayah yang mencintai Ibu
Pada zaman
dahulu, jika wanita tidak sekolah maka ia akan cepat menikah. Wanita pada zaman
itu sebenarnya juga ingin mengenyam pendidikan sampai tinggi, namun apa daya
bila keadaan ekonomi keluarga mereka tidak mendukung. Begitu juga dengan nasib
Ibu saya yang hanya mengenyam pendidikan hingga SD saja. Setelah lulus SD Ibu
membantu Nenek untuk berjualan di pasar mengambil barang dangangan dari para
penjual. Kadang juga membantu ikut panen padi milik orang lain.
Karena kecantikan
Ibu saya pada waktu mudanya, banyak anak muda yang mengenal Ibu, salah satunya
adalah Ayah saya. Bahkan sampai sekarang pun, bila Ibu bertemu dengan teman
waktu SD dulu, pasti teman Ibu bilang “ini bunga desa dahulunya, banyak
laki-laki yang suka padanya”. Mungkin Ayah pada waktu itu juga mencintai Ibu
dari kecantikannya.
Pada saat itu
anak muda, juga mengenal pacaran seperti pada sekarang ini. Ayah saya suka
kepada Ibu tapi tidak mau mengatakannya. Pada suatu ketika Ibu diajak oleh
teman laki-lakinya untuk jalan-jalan, Ibu pun mau diajak jalan-jalan.Kemudian
selang beberap hari Ibu saya akan dilamar oleh orang lain. Ayah yang mengetahui
hal itu, seketika langsung marah kepada Ibu, dan mengatakan “pokoknya kamu
tidak boleh menikah dengan laki-laki lain, saya mencintaimu”. Seketika itu hati
Ibu saya luluh mendengar kata-kata yang terlontar dari Ayah saya.
Tetapi nenek
sudah tahu terlebih dahulu jika Ayah menyukai Ibu. Pada saat itu rumah Nenek
dari pihak Ayah dan rumah Nenek dari pihak Ibu sekampung hanya beda beberapa
rumah saja. Nenek pun melabrak Ibu dan melarang meneruskan hubngannya dengan
Ayah. Ketika itu pula Ibu saya takut dan marah kepada Nenek dari pihak Ayah
karena telah mengolok-ngolok diri Ibu.
Tetapi berkat
keteguhan dan kekuatan cinta, Ayah dan Ibu dapat melewati cobaan tersebut dan
akhirnya mendapatkan restu dari kedua orang tua Ayah.
2.2 Alasan Nenek Melarang Hubungan Ayah dan Ibu
Faktor ekonomi
yang menyebabkan hubungan beliau tidak mendapatkan restu pada waktu Ibu. Pada
saat itu Ayah berasal dari orang ekonominya sudah baik. Kakek bekerja sebagai
tukang kemasan atau dalam bahasa sekarang orang yang membuat perhiasan dari
bahan perak sedangkan nenek sebagai Ibu rumah tangga biasa. Sedangkan pada
waktu itu Ibu berasal dari keluarga yang ekonominya pas-pasan. Anak seorang
Janda yang bercerai dengan kakek. Nenek dari pihak Ibu hanya bekerja sebagai
buruh dan pedagang. Mungkin pada waktu itu, pekerjaan tersebut dianggap biasa dan apalagi seorang
Janda.
Menurut Suketi
“pihak keluarga dari pihak Ayah pun tidak setuju dengan hubungan Ayah dan Ibu.
Mereka beranggapan nenek dari Ibu yang pekerjaannya pada waktu itu berdagang
dan sering pergi kemana-mana”. Sedangkan menurut Suli’ani “nenek pada waktu itu
mencari dangangan sampai ke desa-desa, karena itu nenek sering pergi
kemana-mana untuk mencukupi kebutuhan hidupnya”
Usaha yang
dilakukan oleh kedua orang tua Ayah utnuk memisahkan Ayah dan Ibu dengan cara
Ayah disuruh kerja di Bank Swasta di Malang. Agar lokasinya jauh dan tidak
bertemu dengan Ibu. Tapi usaha dari kedua Orang tua Ayah pun gagal karena Ayah
sakit dan tidak mau bekerja lagi di Bank.
Meskipun Ayah
dilarang untukmenjalin hubungan baik oleh kedua orang tuanya sendiri maupun
keluarganya, Ayah tidak menyerah begitu saja. Ayah membuktikan cintanya yang
begitu besar kepada keluarganya dan kedua orang tuanya itu. Dan akhirnya
mendapatkan restu dari kedua orang tuanya.
2.1
Hasil dari Perjuangan Ayah dan Ibu
Meskipun tidak
mendapat restu dari kedua orang tuanya dalam menjalin hubungan dengan Ibu, Ayah
tidak menyerah begitu saja. Ayah pada waktu itu tetap ngeyel berhubungan dan
ingin menikah dengan Ibu. Pada saat menikah Ayah berumur 20 tahun dan Ibu
sebenarnya masih berumur 15 tahun, tapi karena dulu banyak yang belum cukup
sudah menikah akhirnya umur Ibu waktu menikah dituakan menjadi 18 tahun. Kemudian pada tanggal 4 Januari 1983, Ayah dan Ibu
resmi menikah secara sah baik secara agama maupun negara.
Setelah menikah
dengan Ibu, Ayah tidak mau merepoti kehidupan kedua orang tuanya dan mertuanya.
Beliau membeli rumah dari kakak laki-lakinya yang pada waktu itu rumah yang
dibeli kira-kira harganya Rp 500.000,00 yang letaknya sebelah rumah nenek dari
pihak Ayah. Pada saat membeli rumah itu, Ayah dan Ibu dulu pernah bekerja di
Pabrik Rokok Sampoerna. Karena Ayah tidak kuat dengan bau tembakau yang
menyebabkan Ayah sakit, Ayah dan Ibu pun memutuskan untuk berhenti bekerja dan
kembali keTuren. Tidak lama kemudian rumah itu dijual lagi kepada adik
laki-lakinya Ayah.
Ayah dan Ibu
disuruh tinggal bersama Kakek dari Ibu. Jaraknya hanya satu kampung dari rumah
Nenek. Ayah dan Ibu dibangunkan rumah oleh Kakek. Hingga saat ini rumah itu
menjadi tempat tinggal keluarga kami. Rumah itu dulunya hanya terbuat dari
bambu kemudian di lebarkan ke sampingnya dengan bahan dari batu bata.
Setelah dua
tahun menikah, tepatnya tahun 1985 Ibu dikarunia seorang anak laki-laki yang
bernama IndraIrawan. Pada saat itu Ayah bekerja sebagai Pande Besi yang bekerja
pada orang lain. Jika produk dari pande besi tidak terjual maka tengkulak tidak
mau menerima produk itu. Mau tidak mau jika musim sepi datang harus mencari
sampingan lain, biasanya Ayah bekerja sebagai pedagang burung-burung. Penghasilannya
cukup untuk makan sehari-hari. Tiga Tahun kemudian Beliau dikaruniai anak
perempuan yang bernama Indri Rahayu. Pekerjaan Ayah tidak lagi menjalankan
usaha orang lain tetapi mendirikan pande besi sendiri. Enam Tahun kemudian di
karuniai lagi seorang anak perempuan yang bernama Rike Andrias. Setelah usia
saya 12 tahun saya mempunyai adik laki-laki yang bernama Ega Rahmadani.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Ayah mencintai Ibu karena jatuh hati
terhadap kecantikan Ibu pada waktu itu.
·
Nenek melarang hubungan Ayah dan Ibu
karena adanya perbedaan ekonomi pada waktu itu. Ayah berasal dari keluarga yang
mampu sedangkan Ibu berasal dari keluarga biasa.
·
Hasil dari perjuangan Ayah dan Ibu itu
akhirnya mereka mendapat restu dan menikah. Dari pernikahan dikaruniai empat
orang anak.
3.2 Saran
·
Cinta itu tidak memandang apapun. Jika
mencintai seseorang cintailah dengan sepenuh hati. Untuk penulis berikutnya
jika mempunyai sejarah keluarga yang sama semoga lebih baik lagi.
·
Untuk para orang tuanya jangan terlalu
berlebihan terhadap menilai seseorang. Walaupun berbeda ekonomi dan tidak
mendapat restu dari orang tua, tidak menyurutkan semangat seseorang untuk
mencintai wanita yang dicintainya.
·
Jika sudah cinta terhadap seseorang,
perjuangkanlah hal tersebut. Sesulit apapun perjalanan perjuangan pasti kelak
akan bahagia.
DAFTAR RUJUKAN
Kuntowijoyo.
1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta:Tiara Wacana
Nara
Sumber
1)
Nama : Prayitno
Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 29 Januari1962
Alamat : Jl. Pandean Gg. II
Kedok-Turen
2)
Nama : Tunah
Tempat Tanggal Lahir :
Malang, 24 Agustus 1968
Alamat : Jl. Pandean Gg. II Kedok-Turen
3)
Nama : Suketi
Umur : 56 Tahun
Alamat : Jl. Pandean Gg. II Kedok-Turen
4)
Nama : Suli’ani
Umur : 38 Tahun
Alamat : Jl. Pandean Gg. II Kedok-Turen
LAMPIRAN
·
Akta Nikah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar