Sejarah Sosok Martono
yang Dibanggakan
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Indah W. P. Utami, S.Pd, S.Hum, M.Pd
Oleh
Marita Dwi Agustin
130731616749
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU
SOSIAL
PENDIDIKAN
SEJARAH
November 2013
Kata Pengantar
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah dengan membuat makalah
yang berjudul “Sejarah Sosok Martono yang Dibanggakan” ini dengan
sebaik-baiknya.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis hingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Kepada Ibu Indah Wahyu, M. Pd selaku
pembimbing yang senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini,
dan tak lupa juga kepada teman-teman.
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan-kesalahan. Sehingga, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar lebih sempurnanya makalah ini. Selain itu, penulis juga
berterimakasih kepada pembaca yang telah bersedia membaca makalah ini.
Malang, November
2013
Penulis
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR
ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN 1
1.1
Latar Belakang 1
1.2 Rumusan
Masalah..............................................................................................2
1.3Tujuan.................................................................................................................2
1.4 Metode............................................................................................................2-3
BAB 2 PEMBAHASAN 4
2.1 Biografi Martono............................................................................................4-5
2.2 Sejarah Keluarga
Martono..............................................................................5-6
2.3 Sifat Martono Menurut
Orang di Sekitar........................................................6-7
BAB III
PENUTUPAN
8
3.1 Kesimpulan
8
3.2
Saran
8
DAFTAR
RUJUKAN
9
LAMPIRAN....................................................................................................10-13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tidak semua apa yang kita daatkan
sekarang semata-mata hanya pemberian yang instan. Kebanyakan orang yang menghargai
hidupnya yang sekarang adalah orang-orang yang bisa menghargai masa lalunya,
mengerti akan sejarahnya, dan mengetahui bagaimana kerasnya hidup. Mereka yang
bisa lebih baik itu adalah orang-orang yang bisa mengambil hikmah dari
peristiwa yang lalu, dan menjadikannya motivasi untuk menjadi yang lebih baik
lagi.
Selain itu, mereka juga berusaha agar
orang-orang yang mereka sayangi tidak mengalami apa yang ia alami di masa lalu.
Dengan memberikan pelajaran-pelajaran agar tidak mengalami hal yang sama.Motivasi
untuk memberikan hal-hal yang lebih baik lagi tidak semata-mata mudah. Mereka
juga harus melalui banyak hal yang sulit untuk dilewati. Lalu, tidak hanya
sulit, mereka juga harus mengorbankan apa yang mereka punya. Contohnya saja
dengan mengorbankan masa sekolah mereka, ada juga dengan cara bekerja di luar
kota yang lebih baik lagi dan pastinya meninggalkan keluarga mereka juga.
Dengan bekerja lebih keras serta
mempunyai motivasi yang kuat yaitu agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik
lagi untuk orang-orang yang mereka sayangi, mereka dapat mempunyai kehidupan
yang layak ataupun yang lebih baik dari pada yang lalu. Namun, tidak semua yang
melakukan itu dapat mengalami hal yang indah setelah bekerja keras itu. Ada
juga yang tidak. Sebenarnya, berhasil tidaknya untuk mendapatkan apa yang kita
inginkan adalah berasal dari diri kita untuk benar-benar mengerjakan dan
mencapai modal itu. Selain itu, ada juga faktor lain yaitu kesempatan untuk
mendapatkan hal itu, serta adanya dukungan dari keluarga itu sendiri.
Maka dari itu, untuk mendapatkan hal-hal
yang menjadi impian kita dimasa mendatang, tidak akan menjadi milik kita jika
kita tidak mulai merancang semua itu mulai sekarang dan berusaha agar itu semua
menjadi milik kita di masa yang akan datang.
1.2 Rumusan
Masalah
a. Bagaimana
biografi dari Martono?
b. Bagaimana
sejarah keluarga kecil Martono?
c. Bagaimana
pandangan orang disekitar tentang sifat Martono?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, dapat diketahui tujuan
pembuatan makalah ini sebagai berikut:
a. Mengetahui
biografi dari Martono.
b. Mengetahui
sejarah keluarga kecil Martono.
c. Mengetahui
sifat dan kebiasaan Martono dari orang-orang sekitarnya.
1.4 Metode
a. Pemilihan
Topik
1) Kedekatan
Emosional
Martono
adalah seorang ayah sekaligus saudara yang melewati hidupnya dari nol atau dari
bawah. Dengan hanya bermodal lulusan SD, beliau mempunyai impian untuk membuat
hidupnya lebih baik lagi. Dan mempunyai mimpi agar hidup keluarganya tidak
seperti beliau dulu.
2)
Kedekatan Intelektual
Untuk
keabsahan makalah ini, penulis berusaha mencari infomasi dan sumber-sumber baik
yang primer maupun sekunder. Penulis juga mempunyai tujuan dalam menulis
makalah ini, agar pembaca dapat mempunyai semangat untuk menjadi lebih baik saat
mendapat cobaan atau ujian. Oleh karena itu, penulis memilih topik “Sejarah Sosok Martono yang Dibanggakan”.
b. Heuristik
Penulis mendapatkan sumber-sumber informasi dari
sumber primer yaitu dengan melakukan wawancara dengan Martono yang sebagai
narasumber. Selain itu juga melakukan dengan mendapatkan sumber sekunder, yaitu
dengan melakukan wawancara dengan Markamah sebagai orang tua narasumber. Lalu,
dengan Satumi dan Zuaidah sebagai saudara kandung. Selain itu, dengan Wiji Asih
yang sebagai istri serta dengan Eko Puji dan Siska sebagai anak dan menantu.
c. Kritik
a.
Kritik Eksternal
Dari
semua yang sudah dilakukan oleh penulis berupa wawancara dengan sumber primer
yaitu Martono sendiri yang menyatakan bahwa semua yang ditulis dimakalah ini
benar adanya.
b.
Kritik Internal
Setelah
melakukan wawancara dari beberapa sumber, semua hal yang dilakukan Martono agar
mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi disebabkan oleh faktor ekonomi yang
tidak mencukupi untuk keluarga yang mempunyai 6 orang anak dengan pekerjaan
orangtua sebagai petani.
d. Interpretasi
Penulis menginterpretasikan dari sumber primer
maupun sumber sekunder bahwa kehidupan yang dilakukan oleh Martono adalah murni
atas faktor ekonomi. Lalu, dengan kurang sadarnya tentang pentingnya pendidikan
dan dengan faktor ekonomi dengan tidak adanya biaya, Martono memilih untuk
bekerja. Bekerja di berbagai kota, hingga ia bekerja di sebuah perusahaan air
mineral yaitu AQUA. Beliau juga bertemu dengan Wiji Asih juga di pabrik itu.
Setelah itu, mereka menikah dan mempunyai 2 anak.
e.
Historiografi
Dalam
Historiografi, penulis pertama-tama memulainya dengan Bab I pendahuluan. Dalam
Bab I ini terdapat latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode-metode
yang digunakan penulis. Selanjutnya, dala Bab II pembahasan, dalam pembahasan
ini penulis menjelaskan berupa jawaban-jawaban yang menjadi rumusan masalah.
Lalu, pada Bab III penutup, yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Biografi Martono
Martono
adalah anak ke-4 dari 6 bersaudara. Martono lahir dari pasangan Sapawi dan
Markamah. Beliau lahir pada 01 Januari 1966. Tanggal lahir ini bukan tanggal
lahir yang pasti, menurut Markamah, ibu beliau, mengatakan bahwa dulu dengan
tidak adanya pembuatan akta kelahiran yang pasti, akhirnya hanya memperkirakan
tanggal lahir serta tahunnya berdasarkan peristiwa apa yang penting pada saat
itu.
Pada
waktu itu, tidak adanya sekolah taman kanak-kanak (TK), itu membuat Martono
memulai sekolahnya langsung ke Sekolah Dasar (SD). Beliau bukan termasuk anak
yang bisa dikatakan dapat dibanggakan, karena beliau lebih sering tidak masuk
sekolah untuk bekerja. Selain itu, menurut cerita dari kakaknya Satumi, Martono
sudah mulai merokok di usia yang masih dibilang dini itu. Beliau juga lebih
sering meminta jualan kakaknya yang berupa es, daripada membantu untuk menjual.
Ekonomi keluarga Martono adalah dibawah rata-rata yang membuat semua anaknya
tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, bahkan kakak
sulung Martono yang bernama Madrim pun harus berhenti sekolah.
Martono
hanya bersekolah hingga kelas 6 SD. Beliau hanya menyelesaikan sekolah dasarnya
saja, itu juga dikarenakan faktor utama tidak adanya biaya dan kedua adiknya
masih membutuhkan biaya hanya untuk sekolah dasar dan tidak adanya minat untuk
melanjutkan ke jenjang selanjutnya, karena beliau dituntut untuk bekerja.
Beliau juga pernah tidak naik saat kelas1, menurut beliau, saat pelajaran
matematika, beliau bisa mengerjakan dan menjawab, tapi jika guru-guru bertanya
bagaimana itu mengerjakannya, beliau tidak bisa menjawab.
Lalu
setelah lulus sekolah yang kemudian menjadikan beliau putus sekolah, beliau
bekerja di Surabaya menjadi tukang bangunan. Pada saat itu, apa saja pekerjaan
akan dilakukannya, karena dengan bekerja beliau bisa membantu sedikit
perekonomian di keluarganya. Setelah itu, beliau juga pernah menjadi buruh
tani, beliau bekerja kepada orang lain. Orang tuanya juga bekerja sebagai
petani. Beliau
juga pernah bekerja sebagai kernet, dan pekerjaan beliau yang terakhir sampai
sekarang adalah menjadi buruh di pabrik.
Beliau
bekerja di pabrik sudah selama 27 tahun. Jadi, beliau sudah bekerja di pabrik
dari umur 20 tahun. Dahulu, walaupun hanya lulusan SD, beliau bisa bekerja di
pabrik dan bisa menjadi karyawan tetap. Beliau juga dikenal sebagai pekerja
keras dan pekerja yang dapat dipatuh karena tidak pernah melanggar peraturan.
Dalam
usianya yang sudah berkepala empat ini, beliau memiliki cita-cita yaitu
membahagiakan keluarganya dengan selalu menanamkan rasa pekerja kerasnya.
Beliau pernah berkata “dulu saya bekerja dalam hal fisik, harusnya sekarang anak
saya bekerja dalam hal fikiran, dan harus bisa lebih baik dari saya”.
2.2 Sejarah
Keluarga Kecil Martono
Martono
yang pada saat itu berusia 23 tahun bertemu dengan Wiji Asih yang berusia 18
tahun di pabrik AQUA. Mereka berdua waktu itu mempunyai jabatan yang sama
walaupun pekerjaannya berbeda. Menurut beliau, beliau dan istrinya, Wiji,
berpacaran hanya dalam waktu yang singkat yaitu hanya 8 bulan saja. Setelah 8
bulan itu, mereka berdua menikah pada tanggal 01 Juli 1986. Pernikahan mereka
sanagtlah sederhana. Kesederhanaan itu diakbatkan oleh ketidakadaan dalam hal
biaya.
Setelah
pernikahannya, beliau tidak lantas dengan mudahnya mendapatkan keindahan
berumah tangga. Beliau mengalami sakit selama 8 bulan. Beliau mengalami sakit
mata hingga beliau tidak bisa melihat, yang mengakibatkan beliau sangat
bergantung kepada istrinya. Beliau berkata bahwa beliau bersyukur karena
memiliki istri seperti istrinya, karena dalam keadaan yang susah dan sulit
untuk dijalani, istri beliau masih mau bersama dan menemani beliau.
Menurut
istrinya, Wiji, mereka waktu itu sudah melakukan semaksimal mungkin untuk
kesembuhan beliau. Bahkan sampai ke dukun. Namun, saat pada puncaknya, dan pada
saat mereka beserta keluarga sudah putus asa, ada satu pengobatan alternatif,
yaitu hanya dengan datang dan berdoa itu saja beliau lakukan dengan rutin dan
bisa mendapatkan kesembuhan.
Pada
saat Martono sakit itu, sang istri sedang mengandung anak pertama mereka. Setelah
1 tahun lebih dari pernikahan mereka, anak mereka yang pertama
pun lahir. Tepat
tanggal 24 November1987, Eko Puji Novianto lahir. Pada watu itu, mereka masih
belum memiliki rumah, mereka masih mengekos. Jadi, setelah 1 bulan kelahiran
Eko, ia dititipkan di rumah orangtua Wiji. Barulah pada tahun 1990 mereka
mempunyai rumah dan Eko diajak mereka untuk tinggal bersama mereka, walaupun
rumah mereka sangatlah sederhana. Untuk tidurpun mereka hanya menggunakan
tikar.
Lima
tahun setelah mempunyai rumah, tepat tanggal 01 Agustus 1995, anak kedua mereka
yang bernama Marita Dwi Agustin. Menurut beliau, pada saat anak kedua mereka
lahir, keadaan ekonomi mereka sudah bisa dikatakan baik, walaupun tidak begitu
mewah hanya bisa dikatakan cukup.
Kedua
anak beliau sudah menempuh masa sekolah mereka dengan baik, walaupun anak
pertama tidak mau melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi seperti anak
kedua, ia lebih memilih untuk bekerja. Anak pertama mereka, Eko, sudah memiliki
keluarga kecil sendiri dan mempunyai satu orang putra yang masih berusia 1,5
tahun.
2.3
Pandangan Orang Disekitar Tentang Sifat Martono
Dilihat
dari apa yang sudah penulis lakukan yaitu dengan melakukan wawncara dengan
orang-orang yang ada kaitannya dengan Martono, dapat diketahui bahwa beliau
adalah orang yang mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Senang
membantu orang lain
Penulis dapatkan saat wawancara dengan Zuaidah, adik
kandung Martono, Zuaidah mengatakan bahwa walaupun sudah sama-sama berkeluarga
mereka masih saling membantu. Baik itu hanya berupa kekuatan emosional , fisik,
maupun berupa materi.
b. Senang
bergaul dengan orang lain
Ini didapatkan ketika penulis mewawancarai Satumi, kakak
sekaligus sebagai tetangga juga. Beliau berkata bahwa disaat ada waktu luang,
jika ia (Martono) tidak bekerja ia akan bermain atau bersilahturahmi kerumah
Satumi walaupun hanya sekedar untuk berbincag-bincang.
c. Menghargai
orang lain
Biasanya beliau jika ada hari raya agama lain,
biasanya akan pergi ke rumah tetangga-tetangganya yang beragama kristen
misalnya. Sikap ini ia tanamkan juga kepada keluarganya, bahkan kepada
orang-orang yang ada disekitar rumahnya. Hal ini menjadikan sebuah tradisi jika
ada orang yang beragama lain sedang merayakan hari raya mereka maka tetangga
yang lain akan mengunjungi rumah mereka untuk sekedar memberikan ucapan selamat
hari raya.
d. Tegas
Saat penulis mewawancarai anak kandungnya Eko, ia
berkata bahwa beliau adalah orang yang tegas. Tetapi, beliau tidak pernah
sedikitpun melakukan kekerasan kepad anak-anaknya.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
a. Biografi Martono
martono
lahir pada tanggal 01 Januari 1966, dari pasangan Sapawi dan Markamah dengan
mempunyai 6 saudara kandung. Beliau adalah anak ke 4. Martono dapat
menyelesaikan sekolah dasarnya selama 7 tahun, karena pada waktu kenaikan kelas
1, beliau tidak naik. Setelah itu, beliau bekerja secara serabutan dan pada
akhirnya bekerja di pabrik AQUA.
b. Sejarah
Pernikahan Martono
Marono menikah
dengan Wiji Asih setelah menjalin hubungan atau pacaran selama 8 bulan. Mereka
menikah pada 01 Juli 1986. Setelah menikah, Martono sempat mengalami sakit mata
hingga tidak bisa melihat selama 8 bulan. Selanjutnya, setelah 1 tahun
pernikahan, mereka mempunyai seorang anak yang bernama Eko Puji Novianto. Lalu,
pada tahun 1990, barulah mereka mempunyai rumah, dan 5 tahun setelahnya
tepatnya tahun 1995, mereka mempunyai anak yang kedua yang bernama Marita Dwi
Agustin. Sekarang ini, mereka sudah mempunyai seorang menantu dan cucu
laki-laki berumur 1,5 tahun.
c. Sifat
Martono Menurut Orang di Sekitar
Menurut
orang-orang disekitar Martono termasuk orang yang senang membantu orang lain,
senang bergaul dengan orang lain, menghargai orang lain dan tegas.
3.2
Saran
Mengetahui
sejarah orang lain sangatlah penting. Terutama sebagai sejarawan, harusnya bisa
melihat bagaimana keadaan seseorang bukan hanya apa yang dilihat sekarang
melainkan apa yang membuatnya menjadi sekarang ini, agar bisa mengambil apa-apa
yang layak untuk diteladani dan bisa menjadikan diri lebih baik dari
sebelumnya.
DAFTAR
RUJUKAN
Nama : Martono
TTL : Pasuruan, 01 Januari 1966
Status : Menikah
Alamat : Jatianom RT/RW: 004/007 Karangjati
Pandaan Pasuruan
Nama : Wiji Asih
TTL : Pasuruan, 30 Juni 1969
Status : Menikah
Alamat : Jatianom RT/RW: 004/007 Karangjati
Pandaan Pasuruan
Nama : Eko Puji Novianto
TTL : Pasuruan, 24 November 1987
Status : Menikah
Alamat : Glatik, Glagahsari, Sukorjo
Nama : Satumi
TTL : 23 Maret 1960
Status : Menikah
Alamat : Jatianom RT/RW: 004/007 Karangjati
Pandaan Pasuruan
Nama : Zuaidah
TTL : 18 Juni 1974
Status : Menikah
Alamat : Jatianom RT/RW: 003/006 Karangjati
Pandaan Pasuruan
Nama : Markamah
TTL : -
Status : Menikah
Alamat : Jatianom RT/RW: 003/006 Karangjati
Pandaan Pasuruan
LAMPIRAN
1. Ijazah Martono
2. Ijazah Wiji Asih
3. Kartu Keluarga
4. Surat Nikah
Foto
Wawancara dengan Narasumber
1.
Dengan
ibu Wiji Asih
2.
Dengan bapak
Martono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar