Sabtu, 07 Desember 2013

sejarah keluarga

Sejarah Sosok Martono yang Dibanggakan




UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Indah W. P. Utami, S.Pd, S.Hum, M.Pd






Oleh
Marita Dwi Agustin
130731616749







 


















UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PENDIDIKAN SEJARAH
November 2013


Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah dengan membuat makalah yang berjudul “Sejarah Sosok Martono yang Dibanggakan” ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis hingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kepada Ibu Indah Wahyu, M. Pd selaku pembimbing yang senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini, dan tak lupa juga kepada teman-teman.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan. Sehingga, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar lebih sempurnanya makalah ini. Selain itu, penulis juga berterimakasih kepada pembaca yang telah bersedia membaca makalah ini.


Malang, November 2013
Penulis


KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISIii
BAB I PENDAHULUAN1
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3Tujuan.................................................................................................................2
1.4 Metode............................................................................................................2-3

BAB 2 PEMBAHASAN4
2.1 Biografi Martono............................................................................................4-5
2.2 Sejarah Keluarga Martono..............................................................................5-6
2.3 Sifat Martono Menurut Orang di Sekitar........................................................6-7


BAB III PENUTUPAN 8
 3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 8
DAFTAR RUJUKAN 9
LAMPIRAN....................................................................................................10-13


                                                           BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tidak semua apa yang kita daatkan sekarang semata-mata hanya pemberian yang instan. Kebanyakan orang yang menghargai hidupnya yang sekarang adalah orang-orang yang bisa menghargai masa lalunya, mengerti akan sejarahnya, dan mengetahui bagaimana kerasnya hidup. Mereka yang bisa lebih baik itu adalah orang-orang yang bisa mengambil hikmah dari peristiwa yang lalu, dan menjadikannya motivasi untuk menjadi yang lebih baik lagi.
Selain itu, mereka juga berusaha agar orang-orang yang mereka sayangi tidak mengalami apa yang ia alami di masa lalu. Dengan memberikan pelajaran-pelajaran agar tidak mengalami hal yang sama.Motivasi untuk memberikan hal-hal yang lebih baik lagi tidak semata-mata mudah. Mereka juga harus melalui banyak hal yang sulit untuk dilewati. Lalu, tidak hanya sulit, mereka juga harus mengorbankan apa yang mereka punya. Contohnya saja dengan mengorbankan masa sekolah mereka, ada juga dengan cara bekerja di luar kota yang lebih baik lagi dan pastinya meninggalkan keluarga mereka juga.
Dengan bekerja lebih keras serta mempunyai motivasi yang kuat yaitu agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi untuk orang-orang yang mereka sayangi, mereka dapat mempunyai kehidupan yang layak ataupun yang lebih baik dari pada yang lalu. Namun, tidak semua yang melakukan itu dapat mengalami hal yang indah setelah bekerja keras itu. Ada juga yang tidak. Sebenarnya, berhasil tidaknya untuk mendapatkan apa yang kita inginkan adalah berasal dari diri kita untuk benar-benar mengerjakan dan mencapai modal itu. Selain itu, ada juga faktor lain yaitu kesempatan untuk mendapatkan hal itu, serta adanya dukungan dari keluarga itu sendiri.
Maka dari itu, untuk mendapatkan hal-hal yang menjadi impian kita dimasa mendatang, tidak akan menjadi milik kita jika kita tidak mulai merancang semua itu mulai sekarang dan berusaha agar itu semua menjadi milik kita di masa yang akan datang.


1.2  Rumusan Masalah
a.       Bagaimana biografi dari Martono?
b.      Bagaimana sejarah keluarga kecil Martono?
c.       Bagaimana pandangan orang disekitar tentang sifat Martono?
1.3  Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, dapat diketahui tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut:
a.       Mengetahui biografi dari Martono.
b.      Mengetahui sejarah keluarga kecil Martono.
c.       Mengetahui sifat dan kebiasaan Martono dari orang-orang sekitarnya.
1.4  Metode
a.       Pemilihan Topik
1)      Kedekatan Emosional
Martono adalah seorang ayah sekaligus saudara yang melewati hidupnya dari nol atau dari bawah. Dengan hanya bermodal lulusan SD, beliau mempunyai impian untuk membuat hidupnya lebih baik lagi. Dan mempunyai mimpi agar hidup keluarganya tidak seperti beliau dulu.
2)      Kedekatan Intelektual
Untuk keabsahan makalah ini, penulis berusaha mencari infomasi dan sumber-sumber baik yang primer maupun sekunder. Penulis juga mempunyai tujuan dalam menulis makalah ini, agar pembaca dapat mempunyai semangat untuk menjadi lebih baik saat mendapat cobaan atau ujian. Oleh karena itu, penulis memilih topik “Sejarah Sosok Martono yang Dibanggakan”.
b.      Heuristik
Penulis mendapatkan sumber-sumber informasi dari sumber primer yaitu dengan melakukan wawancara dengan Martono yang sebagai narasumber. Selain itu juga melakukan dengan mendapatkan sumber sekunder, yaitu dengan melakukan wawancara dengan Markamah sebagai orang tua narasumber. Lalu, dengan Satumi dan Zuaidah sebagai saudara kandung. Selain itu, dengan Wiji Asih yang sebagai istri serta dengan Eko Puji dan Siska sebagai anak dan menantu.
c.       Kritik
a.       Kritik Eksternal
Dari semua yang sudah dilakukan oleh penulis berupa wawancara dengan sumber primer yaitu Martono sendiri yang menyatakan bahwa semua yang ditulis dimakalah ini benar adanya.
b.      Kritik Internal
Setelah melakukan wawancara dari beberapa sumber, semua hal yang dilakukan Martono agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi disebabkan oleh faktor ekonomi yang tidak mencukupi untuk keluarga yang mempunyai 6 orang anak dengan pekerjaan orangtua sebagai petani.
d.      Interpretasi
Penulis menginterpretasikan dari sumber primer maupun sumber sekunder bahwa kehidupan yang dilakukan oleh Martono adalah murni atas faktor ekonomi. Lalu, dengan kurang sadarnya tentang pentingnya pendidikan dan dengan faktor ekonomi dengan tidak adanya biaya, Martono memilih untuk bekerja. Bekerja di berbagai kota, hingga ia bekerja di sebuah perusahaan air mineral yaitu AQUA. Beliau juga bertemu dengan Wiji Asih juga di pabrik itu. Setelah itu, mereka menikah dan mempunyai 2 anak.
e.         Historiografi
Dalam Historiografi, penulis pertama-tama memulainya dengan Bab I pendahuluan. Dalam Bab I ini terdapat latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode-metode yang digunakan penulis. Selanjutnya, dala Bab II pembahasan, dalam pembahasan ini penulis menjelaskan berupa jawaban-jawaban yang menjadi rumusan masalah. Lalu, pada Bab III penutup, yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Martono
Martono adalah anak ke-4 dari 6 bersaudara. Martono lahir dari pasangan Sapawi dan Markamah. Beliau lahir pada 01 Januari 1966. Tanggal lahir ini bukan tanggal lahir yang pasti, menurut Markamah, ibu beliau, mengatakan bahwa dulu dengan tidak adanya pembuatan akta kelahiran yang pasti, akhirnya hanya memperkirakan tanggal lahir serta tahunnya berdasarkan peristiwa apa yang penting pada saat itu.
Pada waktu itu, tidak adanya sekolah taman kanak-kanak (TK), itu membuat Martono memulai sekolahnya langsung ke Sekolah Dasar (SD). Beliau bukan termasuk anak yang bisa dikatakan dapat dibanggakan, karena beliau lebih sering tidak masuk sekolah untuk bekerja. Selain itu, menurut cerita dari kakaknya Satumi, Martono sudah mulai merokok di usia yang masih dibilang dini itu. Beliau juga lebih sering meminta jualan kakaknya yang berupa es, daripada membantu untuk menjual. Ekonomi keluarga Martono adalah dibawah rata-rata yang membuat semua anaknya tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, bahkan kakak sulung Martono yang bernama Madrim pun harus berhenti sekolah.
Martono hanya bersekolah hingga kelas 6 SD. Beliau hanya menyelesaikan sekolah dasarnya saja, itu juga dikarenakan faktor utama tidak adanya biaya dan kedua adiknya masih membutuhkan biaya hanya untuk sekolah dasar dan tidak adanya minat untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya, karena beliau dituntut untuk bekerja. Beliau juga pernah tidak naik saat kelas1, menurut beliau, saat pelajaran matematika, beliau bisa mengerjakan dan menjawab, tapi jika guru-guru bertanya bagaimana itu mengerjakannya, beliau tidak bisa menjawab.
Lalu setelah lulus sekolah yang kemudian menjadikan beliau putus sekolah, beliau bekerja di Surabaya menjadi tukang bangunan. Pada saat itu, apa saja pekerjaan akan dilakukannya, karena dengan bekerja beliau bisa membantu sedikit perekonomian di keluarganya. Setelah itu, beliau juga pernah menjadi buruh tani, beliau bekerja kepada orang lain. Orang tuanya juga bekerja sebagai


petani. Beliau juga pernah bekerja sebagai kernet, dan pekerjaan beliau yang terakhir sampai sekarang adalah menjadi buruh di pabrik.
Beliau bekerja di pabrik sudah selama 27 tahun. Jadi, beliau sudah bekerja di pabrik dari umur 20 tahun. Dahulu, walaupun hanya lulusan SD, beliau bisa bekerja di pabrik dan bisa menjadi karyawan tetap. Beliau juga dikenal sebagai pekerja keras dan pekerja yang dapat dipatuh karena tidak pernah melanggar peraturan.
Dalam usianya yang sudah berkepala empat ini, beliau memiliki cita-cita yaitu membahagiakan keluarganya dengan selalu menanamkan rasa pekerja kerasnya. Beliau pernah berkata “dulu saya bekerja dalam hal fisik, harusnya sekarang anak saya bekerja dalam hal fikiran, dan harus bisa lebih baik dari saya”.

2.2 Sejarah Keluarga Kecil Martono
Martono yang pada saat itu berusia 23 tahun bertemu dengan Wiji Asih yang berusia 18 tahun di pabrik AQUA. Mereka berdua waktu itu mempunyai jabatan yang sama walaupun pekerjaannya berbeda. Menurut beliau, beliau dan istrinya, Wiji, berpacaran hanya dalam waktu yang singkat yaitu hanya 8 bulan saja. Setelah 8 bulan itu, mereka berdua menikah pada tanggal 01 Juli 1986. Pernikahan mereka sanagtlah sederhana. Kesederhanaan itu diakbatkan oleh ketidakadaan dalam hal biaya.
Setelah pernikahannya, beliau tidak lantas dengan mudahnya mendapatkan keindahan berumah tangga. Beliau mengalami sakit selama 8 bulan. Beliau mengalami sakit mata hingga beliau tidak bisa melihat, yang mengakibatkan beliau sangat bergantung kepada istrinya. Beliau berkata bahwa beliau bersyukur karena memiliki istri seperti istrinya, karena dalam keadaan yang susah dan sulit untuk dijalani, istri beliau masih mau bersama dan menemani beliau.
Menurut istrinya, Wiji, mereka waktu itu sudah melakukan semaksimal mungkin untuk kesembuhan beliau. Bahkan sampai ke dukun. Namun, saat pada puncaknya, dan pada saat mereka beserta keluarga sudah putus asa, ada satu pengobatan alternatif, yaitu hanya dengan datang dan berdoa itu saja beliau lakukan dengan rutin dan bisa mendapatkan kesembuhan.
Pada saat Martono sakit itu, sang istri sedang mengandung anak pertama mereka. Setelah 1 tahun lebih dari pernikahan mereka, anak mereka yang pertama


pun lahir. Tepat tanggal 24 November1987, Eko Puji Novianto lahir. Pada watu itu, mereka masih belum memiliki rumah, mereka masih mengekos. Jadi, setelah 1 bulan kelahiran Eko, ia dititipkan di rumah orangtua Wiji. Barulah pada tahun 1990 mereka mempunyai rumah dan Eko diajak mereka untuk tinggal bersama mereka, walaupun rumah mereka sangatlah sederhana. Untuk tidurpun mereka hanya menggunakan tikar.
Lima tahun setelah mempunyai rumah, tepat tanggal 01 Agustus 1995, anak kedua mereka yang bernama Marita Dwi Agustin. Menurut beliau, pada saat anak kedua mereka lahir, keadaan ekonomi mereka sudah bisa dikatakan baik, walaupun tidak begitu mewah hanya bisa dikatakan cukup. 
Kedua anak beliau sudah menempuh masa sekolah mereka dengan baik, walaupun anak pertama tidak mau melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi seperti anak kedua, ia lebih memilih untuk bekerja. Anak pertama mereka, Eko, sudah memiliki keluarga kecil sendiri dan mempunyai satu orang putra yang masih berusia 1,5 tahun.

2.3 Pandangan Orang Disekitar Tentang Sifat Martono
Dilihat dari apa yang sudah penulis lakukan yaitu dengan melakukan wawncara dengan orang-orang yang ada kaitannya dengan Martono, dapat diketahui bahwa beliau adalah orang yang mempunyai sifat sebagai berikut:
a.       Senang membantu orang lain
Penulis dapatkan saat wawancara dengan Zuaidah, adik kandung Martono, Zuaidah mengatakan bahwa walaupun sudah sama-sama berkeluarga mereka masih saling membantu. Baik itu hanya berupa kekuatan emosional , fisik, maupun berupa materi.
b.      Senang bergaul dengan orang lain
Ini didapatkan ketika penulis mewawancarai Satumi, kakak sekaligus sebagai tetangga juga. Beliau berkata bahwa disaat ada waktu luang, jika ia (Martono) tidak bekerja ia akan bermain atau bersilahturahmi kerumah Satumi walaupun hanya sekedar untuk berbincag-bincang.



c.       Menghargai orang lain
Biasanya beliau jika ada hari raya agama lain, biasanya akan pergi ke rumah tetangga-tetangganya yang beragama kristen misalnya. Sikap ini ia tanamkan juga kepada keluarganya, bahkan kepada orang-orang yang ada disekitar rumahnya. Hal ini menjadikan sebuah tradisi jika ada orang yang beragama lain sedang merayakan hari raya mereka maka tetangga yang lain akan mengunjungi rumah mereka untuk sekedar memberikan ucapan selamat hari raya.
d.      Tegas
Saat penulis mewawancarai anak kandungnya Eko, ia berkata bahwa beliau adalah orang yang tegas. Tetapi, beliau tidak pernah sedikitpun melakukan kekerasan kepad anak-anaknya.





















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a.  Biografi Martono
martono lahir pada tanggal 01 Januari 1966, dari pasangan Sapawi dan Markamah dengan mempunyai 6 saudara kandung. Beliau adalah anak ke 4. Martono dapat menyelesaikan sekolah dasarnya selama 7 tahun, karena pada waktu kenaikan kelas 1, beliau tidak naik. Setelah itu, beliau bekerja secara serabutan dan pada akhirnya bekerja di pabrik AQUA.
b.      Sejarah Pernikahan Martono
Marono menikah dengan Wiji Asih setelah menjalin hubungan atau pacaran selama 8 bulan. Mereka menikah pada 01 Juli 1986. Setelah menikah, Martono sempat mengalami sakit mata hingga tidak bisa melihat selama 8 bulan. Selanjutnya, setelah 1 tahun pernikahan, mereka mempunyai seorang anak yang bernama Eko Puji Novianto. Lalu, pada tahun 1990, barulah mereka mempunyai rumah, dan 5 tahun setelahnya tepatnya tahun 1995, mereka mempunyai anak yang kedua yang bernama Marita Dwi Agustin. Sekarang ini, mereka sudah mempunyai seorang menantu dan cucu laki-laki berumur 1,5 tahun.
c.       Sifat Martono Menurut Orang di Sekitar
Menurut orang-orang disekitar Martono termasuk orang yang senang membantu orang lain, senang bergaul dengan orang lain, menghargai orang lain dan tegas.

3.2 Saran
Mengetahui sejarah orang lain sangatlah penting. Terutama sebagai sejarawan, harusnya bisa melihat bagaimana keadaan seseorang bukan hanya apa yang dilihat sekarang melainkan apa yang membuatnya menjadi sekarang ini, agar bisa mengambil apa-apa yang layak untuk diteladani dan bisa menjadikan diri lebih baik dari sebelumnya.




DAFTAR RUJUKAN
Nama   : Martono
TTL     : Pasuruan, 01 Januari 1966
Status  : Menikah
Alamat            : Jatianom RT/RW: 004/007 Karangjati Pandaan Pasuruan

Nama   : Wiji Asih
TTL     : Pasuruan, 30 Juni 1969
Status  : Menikah
Alamat            : Jatianom RT/RW: 004/007 Karangjati Pandaan Pasuruan

Nama   : Eko Puji Novianto
TTL     : Pasuruan, 24 November 1987
Status  : Menikah
Alamat            : Glatik, Glagahsari, Sukorjo

Nama   : Satumi
TTL     : 23 Maret 1960
Status  : Menikah
Alamat            : Jatianom RT/RW: 004/007 Karangjati Pandaan Pasuruan

Nama   : Zuaidah
TTL     : 18 Juni 1974
Status  : Menikah
Alamat            : Jatianom RT/RW: 003/006 Karangjati Pandaan Pasuruan

Nama   : Markamah
TTL     : -
Status  : Menikah
Alamat            : Jatianom RT/RW: 003/006 Karangjati Pandaan Pasuruan



LAMPIRAN
1.      02.jpg01.jpgIjazah Martono





























2.      03.jpgIjazah Wiji Asih
04.jpg

 


3.      05.jpgKartu Keluarga



















4.      06.jpgSurat Nikah



Foto Wawancara dengan Narasumber
1.      DSC_0276.JPGDengan ibu Wiji Asih








2.       DSC_0277.JPGDengan bapak Martono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar