SEJARAH
KEHIDUPAN KELUARGA BAPAK JAHIT
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI MATA KULIAH
Pengantar
Ilmu Sejarah
Yang
dibimbing oleh ibu Indah Wahyu, M.pd
Oleh
Mochamad
Hanafi
130731607275
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU
SOSIAL
JURUSAN
PENDIDIKAN
SEJARAH
September
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Keluarga adalah
sebuah unit terkecil dari sebuah masyarakat yang sangat bnyak.
Keluarga mempunyai beberapa struktuk antara lain terdiri dari seorang
kepala keluarga, ibu, dan kemudian beberapa orang anak. dalam sebuah
keluarga yang tinggal dalam satu atap, mereka harus bisa saling
bekerjasama agar mereka bisa menciptakan keluarga yang harmonis.
Sebenarnya arti
keluarga bagi sang penulis sangat amat penting. Dimana sebuah
keluarga bisa membantu menyelesaikan masalah, dapat menemani susah
maupun duka, dimanapun dan kapanpun. Sebuh keluarga tidak akan pernah
mengeluh meskipun kita sering meminta bantuan kepada keluarga kita.
Keluarga mempunyai
banyak kelebihan, diantaranya keluarga dapat membimbing dan mendidik
kita dalam berperilaku, terutama dalam bertutur kata dan perbuatan,
dan cara bersosialisasi dalam berhubungn dengan masyarkat disekitar
kita. Sebuah keluarrga akan memberi bekal kepada kita agar menjadi
manusia yang berguna dalam kehidupan masyarakat
Terutama dalam
beribadah, keluarga sering sekali mengingatkan kita jangan sampai
melupakannya, karena ibadah itu sangat penting untuk kehipupan kita
setelah meninggal. Kita harus berdoa kepada tuhan supaya memberi
kesehatan bagi keluarga kita, memberi rizki bagi keluarga kita, dan
jangan lupa berdoa untuk diri kita sendiri supaya semua pekerjaan
yang kita lekukan selalu di beri kelancaran dan kemudahan.
Setiap keluarga
selalu mempunyai masalah tersendiri. Dan setiap keluarga selalu dapat
menyelesaikan permasalahan dengan caranya sendiri, misalnya jika
terdapat sebuah masalah seorang kepala keluarga menyuruh semua
keluarga berkumpul di sebuah ruangan dan membahas apa permasalahannya
hingga selesai
- Rumusan masalah
- Bagaimana keadaan saat bapak jahit pada waktu kecil ?
- Apa saja yang dilakukan dilakukan pada waktu di penjajahan jepang tersebut ?
- Mengapa bapak jahit bisa kembali dengan selamat sampai ke daerah tempat tinggalnya ?
- Tujuan
- Mengetahui awal sejarah bapak Jahit pada masa Kolonial Jepang
- Mengetahui keadaan BapakJahit pada saat penjajahan Jepang
- Mengetahui kehidupan bapak Jahit setelah merdeka
- Metode
- Heuristik
Dalam mengumpulkan
data pada makalah ini saya sebagai penulis menggunakan metode
wawacara kepada seorang narasumber yang bernama Bapak Jahi, selain
itu saya juga mewawancarai Bapak Ali irfan. Bapak Ali ini adalah
cucu dari Bapak Jahit beliau telah sering mendengarkan sejarah
tentang kehidupan ayahandanya. Saya mewawancarai narasumber tersebut
pada tanggal 28 November 213
Dalam wawancara ini
saya mendapat data sebagai berikut :
- Sebelum penjajahan jepang Bapak Jahit adalah seorang anak kecil seperti biasa
- Pada saat usia Bapak Jahit 20 tahun beliau meninggalkan keluarganya.
- Bapak Jahhit pada usia tersebut dipaksa oleh jepang untuk kerja paksa
- Bapak Jahit dipaksa kerja paksa untuk membangun sebuah terowongan untuk kepentingan tentara Jepang
- Beliau dipaksa kerja sebagai HEIHO di Sulawesi
Untuk melengkapi
data tersebut saya juga telah mewawancarai Bapak Ali Irfan, beliau
adalah anak dari Bapak Jahit. Dari Bapak Ali Irfan Saya telah
mendapat beberapa data tentang kejadian pada masa pemerintahan Jepang
di Indonesia
- Usia Bapak Jahit sekarang adalah 88 tahun yang lahir pada tahun 1925
- Setelah bekerja selama 4 tahun menjadi pekerja disana Bapak Jahit berhasil pulang ke daerah asalnya yaitu di Jawa Timur
- Setelah pulang ke Jawa, beliau diangkat anak oleh penduduk setempat
- Kritik
- Narasumber
Narasumber pada
makalah ini adalah BapakJahit yang teleh berumur 88 tahun yang lahir
pada tanggal 14 februari 1925. Yang pada saat menjadi saksi
terjadinya peperangan antara tentara Jepang dengan dengan tentara
Indonesia
Dari pengalaman
beliau, dapat disimpulkan bahwa pada saat itu tentara Jepang sama
sekali tidak pernah mementingkan masyarakat Indonesia. Bahkan beliau
mengatakan meskipun ada seseorang yang sakit parah, tentara Jepabg
tetap saja menyuruh mereka untuk tetap bekerja
- Data
Dari data yang telah
saya dapat dari wawancara tersebut, saya telah membandingkan cerita
yang saya dapat dari Bapak Jahit dengan sebuah buku referensi yang
elah say abaca.
Setelah itu saya
dapat beranggapan bahwa memang benar pada saat Jepang menguasai
Indonesia, mereka sering menyiksa masyarakat Indonesia, bahkan
walaupun sakit mereka tetap dipaksa untuk bekerja keras
- Interpretasi
Dari penafsiran dari
data yang saya dapat dari narasumber dan buku referansi, saya
mengambil suatu penafsiran data tersebut bahwa kenapa teentara Jepang
berkuasa sekian ratus tahun di Indonesia adalah karena kekejaman
Jepang terhadap masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat Indonesia
tidak berani melawan tentara Jepang tersebut
Berikutnya mengenai
cara jepang mengambil sumber daya alam yang berada di Indonesia.
Tentara Jepang mengambil SDA dari Indonesia sangat amat banyak dan
itupun mereka memperkerjakan mmasyarakat Indonesia secara paksa hanya
dibayar dengan sesuap nasi utuk pekerjaan yang dilakukan dari pagi
hari sampai sore hari
- Historiografi
Dari penulisan
kembali rekontruksi sejarah yang terjadi pada jaman dahulu yang
diperoleh dari narasumber. Dari data yang saya dapat saya telah
membagi menjadi 3 hal yang menjadi permasalahan. Dari 3 hal yang
menjadi permasalahan tersebut saya membagi lagi menjadi 3 pembahasan
yang telah saya dapat dari data wawancara dan referensi yang telah
say abaca sebelumnya
BAB
II
PEMBAHASAN
AWAL
MULA MASUKNYA JEPANG KE INDONESIA
- Awal mula kisah Bapak Jahit
Pada awalnya Bapak
Jahit adalah seeorang anak laki-laki basa yang hanya mengerti bermain
dan bersenang-sesnang saja. Akan tetapi setelah beliau mulai menjadi
seorang remaja, ia mulai berani memerangi tentara Jepang yang
semena-mena terhadap masyarakat Indonesia.
Beliau beserta
teman-temannya pernah berusaha masuk ke benteng milik Jepang yang di
jaga oleh banyak tentara. Mereka menyusup ke benteng jepang tersebut
bertujuan untuk mengambil persenjataan Jepang yang akan digunakan
untuk memerangi tentara Jepang itu sendiri. Selain untuk merampas
sejata yang dimiliki oleh Jepang mereka juga berusaha untuk
membebaskan tawanan yang berada di dalam kurungan atau penjara.
Meskipun mereka tahu
bahwa penjagaan pada benteng tersebut sangat ketat tetap saja mereka
tidak perduli. Akhirnya sekelompok pemuda tersebut berhasil merebut
beberapa senjata yang dimiliki oleh tentara Jepang tersebut. Akan
tetapi mereka tiddak bisa menyelamatkan masyarakat Indonesia yang
menjadi tawanan Jepang yang di penjara dalam benteng tersebut.
Namun pada saat
mereka ingin keluar dari benteng tersebut ada seeorang penjaga yang
melihat bahwa senjata milik tentara Jepang tersebut telah di rampas.
Merekapun berusaha melarikan diri dari tentara Jepang yang telah
mengejar mereka. Para pemuda ini berlari hingga sampai perkampungan
terdekat dan mereka barpencar untuk mengelabui para tentara Jepang
itu.
Para pemuda itu
bersembunyi di dalam rumah peduduk setempat hingga keadaan aman.
Setelah mereka merasa aman barulah mereka keluar dari tempat
persembunyian mereka dan kembali ke tempat atau markas para pemuda
tersebut. Akan tetapi salah satu teman mereka tertangkap oleh tentara
Jepang
Bapak Jahit pun
berusaha menolong dan membebaskan temannya tersebut namun karena
banyaknya tentara Jepang itu pada akhirnya Bapak Jahit berhasil
mereka tangkap dan menjadi salah satu tawanan tentara Jepang.
Kemudian Pak Jahit pun dipaksa oleh tentara Jepang untuk kerja paksa
- Peristiwa saat Bapak Jahit Berhasil di tangkap tentara Jepang
Setelah tentara
Jepang berhasil menangkap masyarakat yang dianggap ingin memberontak
kepada Jepang. Kemudian Jepang membawa semua tawanannya yang telah
mereka tangkap mesuju ke Sulawesi. Di sana para tawanan dipaksa
bekerja untuk kepentingan tentara Jepang pada masa itu. Mereka
dipaksa bekerja untuk membuat sebuah terowongan.
Mereka diipaksa
membuat terowoongan untuk kepentingan tentara Jepang, yang dimana
terowongan tersebut dipergunakan untuk menyimpan barang-barang
tambang yang telah berhasil mereka dapatkan dari Sumber Daya Alam
yang ada pada bumi Indonesia. Setelah mereka dipaksa bekerja hamper
selama 2 tahun, mereka kemudian diangkat sebagai tentara untuk
membantu tentara Jepang. Jepang memberi pasukan tentara pembantu
tersebut HEIHO yang akan dikirim ke Barotai dan Borma. Mereka dilatih
untuk menjadi tentara yang hebat, setelah mereka diberi latihan agar
menjadi tentara mereka di ajarkan untuk menggunakan snjata seperti
pisau dan senjata api
HEIHO dibentuk oleh
jepang untuk membantu Jepang dalam mengalahkan musuh-musuhnya.
Pasukaan ini
dibentuk berdasarkan intruksi Bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum
kekaisaran Jepang pada tanggal 2 September 1942 dan mulai merekrut
anggota pada tanggal 22 April 1943. Heiho pada awalnya dimaksudkan
untuk membantu pekerjaan kasar militer seperti membangun kubu dan
parit perthnan, menjaga tahanan dll. Dalam seiring perkembangannya,
seiring semakin sengitnya pertenpuran, Heiho dipersenjatai dan
dilatih untuk diterjunkan di medan perang. (Insiklopedia Nasional
Indonesia)
Setelah di tugaskan
untuk berperang oleh tentara Jepang sebagai Heiho, dan berhasil
pulang dengan selamat ke Indonesia, para tentara Jepang itupun di
kembalikan ke Sulawesi akan tetapi mereka masih tetap di paksa
bekerja untuk kepentingan tentara Jepang.
Kemudian menjelang
akhir pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah pasukan Heiho
diperkirakan hamper mencapai 42.000 orang dengan lebihh dari
setengahnya terkonsentrasi di Pulau Jawa. Sama seperti yang di alami
oleh Bapak Jahit, tahanan yang berada di Jawa pun dipaksa untuk
bekerja keras hanya demi untuk sesuap nasi yang diberikan oleh
tentara Jepang. Padahal nasi yang di berikan kepada pekerja tersebut
sisa-sisa dari makanan yang sudah basi dan tidak layak untuk dimakan
lagi.
- Kehidupan Bapak Jahit Setelah Pemerintahan Jepang
Setelah masa
pemerintahan Jepang memudar dan hilang dari Indonesia, Heiho
dibubarkan oleh PPKI dan orang-orang yang menjadi tentara Heiho
dipulangkan ke daerahnya masing-masing. Pak Jahit pulang ke Jawa,
tepatnya pulang ke Jawa Timur, pulang ke daerahnyya yang berada di
Kabupaten Lumajang di desa Karangbendo.
Bapak Jahit ikut
keluarganya yang berada di daerah perkotaan Lumjang. Kemudian Bapak
Jahit menikah dengan seorang wanita di sana. Pernikahan Bapak Jahit
dengan istrinya ini sebenarnya karena telah di Jodohkan keluarganya.
Merekapun menikah di lumajang dan membangun sebuah rumah yang nyaman
untuk sebagai tempat untuk berteduh dan melapas lelah.
Pada saat mereka
menikah Bapak Jahit tidak bekerja, namun setelah Bapak Jahit
mempunyai anak, Bapak Jahit pun berusaha mencari pekerjaan. Bapak
Jahit memulai bisnis dengan jual beli beras hingga sampai
beberapatahun. Bapak Jahit pun ingin mengembangkan bisnisnya agar
menjadi lebih besar lagi untuk memperoleh keuntungan yang lebih
besar, bapak Jahit pun membangun sebuah took yang lumayan besar an
tempatnya pun sangat strategis
Bapah Jahit juga
memiliki 11 anak. semua anaknya kini telah menjadi pengusaha dan
kebanyakan putra dan putri Bapak Jahit sekarang berprofesi sebagai
pengajar atau guru. Namun sekarang anak bapak Jahit tinggal 8 orang
yang masih hidup hingga saat ini
Ke sebelas anak dari
bapak Jahit bernama :
Anak
pertama bernama Istifaiyah
Anak
ke duanya bernama Abdul Wahit (Alm)
Anak
ke tiganya bernama Fatkhullah (Alm)
Anak
ke empat bernama Rifai
Anak
ke lima bernama Ali Irfan (Ayah Saya)
Anak
ke enam bernama M.Miskan
Anak
ke tujuh bernama Ridwan
Anak
ke delapan bernama Lilik Munfaridah
Anak
ke sembilan bernama Nurul Jannah
Anak
ke sepuluh bernama Siti Rukhoinah
Mereka
semua kini masih bekerja daan bertempat tinggal di daeerah sekitar
Lumajang
BAB
III
PENUTUP
- Simpulan
Pada
masa pemerintahan Jepang di Indonesia, Jepang sangat kejam dalam
menjalankan pemerinthannya. Bahkan banyak yang telah mati akibat
kekejaman jepang tersebut, mereka yang dianggap memberontak terhadap
Jepang akan langsung di hokum mati di tempat. Semua tentara jepang
selalu semena-mena terhadap masyarakat Indonesia.
Tentara
jepangpun sering memaksa masyarakat setempat untuk bekerja secara
paksa dan tanpa dibayar sedikitpun. Meskipun pekerja Indonesia sakit
tetap saja di suruh bekerja hingga tubuhnya lemas dan mati. Jepang
juga membentuk sebuah tentarra bantuan untuk membantu di dalam sebuah
peperangan atau pertempuran. Tentara yang merekrut masyarakat
Indonesia sebagai prajuritnya di namakan Heiho.
- Saran
Dalam
penulisan makalah ini mungkin masih banyak kesalahan dan
kekurangannya. Oleh sebab itu penulis mengharap kritok dan saran yang
membangun dari makalah yang telah saya buat ini.
Daftar
Rujukan
Narasumber
1
Nama :
Bapak Jahit
Tempat,
tanggal lahir : Lumajang, 14 Februari 1925
Pekerjaan :
Pedagang
Alamat :
Jln. Mayor Komari Sampoerna RT 05 RW 01
:
kelurahan Ditotrunan, Kec. Lumajang, Kabupaten :Lumajang/ Jawa Timur
Peran
dalam peristiwa : Saksi mata pada masa penjajahan Jepang
Wikipedia,
2013. Ensiklopedia Nasional Indonesia, (Online),
(id.m.wikipedia.org/wiki/Heiho) diakses 8 Nonember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar