Sabtu, 07 Desember 2013

Masayu Permatahati -130731607290


PERJUANGAN HIDUP BAPAK MARJUWAN




MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Sejarah
yang dibina oleh Ibu Indah W. P. Utami. S.Pd. S.Hum. M.Pd






Oleh
Masayu Permatahati
130731607290


























UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FALKUTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
DESEMBER 2013





KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis ucapkan kepada  Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “PERJUANGAN HIDUP BAPAK MARJUWAN" sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Indah W.P. Utami S.Pd. S.Hum. M.Pd selaku pembimbing yang telah memberi pengarahan dan bantuanya dalam mengerjakan makalah ini.
Ucapan terimakasih terakhir penulis sampaikan kepada teman-teman yang telah memberi motivasi dan dukunganya.
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saranya untuk kemajuan makalah ini selanjutnya.













Malang, Desember 2013
            Penulis





DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar................................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................................

BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang...........................................................................................................
B.     Rumusan Masalah......................................................................................................
C.     Tujuan........................................................................................................................
D.    Metode Sejarah..........................................................................................................

BAB II
Pembahasan
A.    Sejarah Keluarga........................................................................................................
B.     Usaha Beliau Ketika Akan Sekolah...........................................................................
C.     Usaha Beliau Ketika akan Menikah...........................................................................
D.    Kehidupan Beliau setelah Menikah dan Sampai Sekarang........................................

BAB III
Penutup
A.    Kesimpulan..............................................................................................................
B.     Saran........................................................................................................................

DAFTAR RUJUKAN...................................................................................................
LAMPIRAN..................................................................................................................








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Lahir dari keluarga yang kaya merupakan dambaan setiap anak, karena dengan lahir di keluarga yang kaya akan menjamin kehidupan nya dan juga pendidikanya akan terjamin. Namun hal itu hanya lah mimpi yang tak mungkin dicapai oleh anak-anak yang lahir ditengah keluarga yang kurang mampu. Mereka harus menerima semua itu dengan kesabaran dan keuletan hati. Banyak anak-anak yang lahir dikeluarga kurang mampu lalu berputus asa tidak mau berusaha untuk lebih baik kadang ada yang selalu mengeluh.
Namun tidak sedikit dari mereka yang ingin memiliki kehidupan masa depan yang lebih baik walaupun harus berjuang dan bekerja keras sejak mereka kecil. Hal itu mereka lakukan supaya mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang layak nantinya. Kadang orang tua mereka tidak bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari sehingga mereka dengan terpaksa melakukan kerja keras sejak mereka kecil.
Seperti yang dijalani oleh bapak Marjuwan yang lahir dari keluarga kurang mampu dan memiliki anggota keluarga yang banyak dengan dua saudara tiri dan empat saudara kandung. Namun hanya bapak Marjuwan dan adiknya yang nomor lima yang bisa sekolah tinggi. Bapak Marjuwan lulus Mts miftahussallam dan adik perempuan lulus SMA Negeri 1 Slahung.
Sedangkan saudaranya yang lain tidak mau sekolah karena malu dan memilih untuk bekerja di luar pulau Jawa. Sehingga sekarang saudaranya banyak yang ada di luar Jawa dan jarang untuk berkumpul. Orang tua dari bapak Marjuwan sendiri hanyalah bekerja sebagai buruh tani dan tidak memungkinkan untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Kehidupan seperti itulah yang menyebabkan bapak Marjuwan untuk memacu dirinya supaya nantinya bisa hidup lebih baik. Ketika teman-teman sebayanya bermain bapak Marjuwan memilih bekerja menjadi penggembala sapi milik tetangganya, beliau berusaha bekerja sekeras mungkin untuk bisa membiayai sekolahnya sendiri dan membiayai sekolah adiknya. Bahkan ketika beliau mau menikah pun beliau juga tidak direstui oleh keluarga dari calon wanitanya karena hanya satu alasan beliau dari keluarga yang miskin. Namun hal tersebut tidak membuat beliau putus asa dan menyerah sehingga beliau bisa meyakinkan kedua orang tua wanita yang dicintainya tersebut. Kehidupan masa lalu beliau yang kurang beruntung tersebut beliau gunakan sebagai bahan ajaran untuk mendidik anak-anaknya supaya mandiri sejak kecil, sehingga beliau berharap anak-anaknya bisa lebih sukses.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah keluarga bapak Marjuwan?
2.      Usaha apa saja yang pernah bapak Marjuwan lakukan untuk bisa sekolah?
3.      Bagaimana usaha  ketika bapak Marjuwan ingin menikah?
4.      Bagaimana kehidupan bapak Marjuwan setelah menikah sampai sekarang?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui keluarga bapak Marjuwan.
2.      Untuk mengetahui usaha yang beliau lakukan ketika akan sekolah.
3.      Untuk mengetahui usaha beliau ketika akan menikah.
4.      Untuk mengetahui kehidupan beliau ketika menikah sampai sekarang.

D.    Metode Sejarah
1.      Pemilihan Topik

a.       Kedekatan Emosional
Bapak Marjuwan adalah salah satu anak kurang mampu yang mempunyai banyak saudara, namun beliau bisa menyekolahkan dirinya sendiri dan adik perempuan satu-satunya. Perjuangan beliau dari kecil sampai sekarang tidak pernah ada hentinya, beliau tidak pernah mengeluh ataupun berputus asa walaupun semenjak beliau kecil sampai remaja penuh dengan ejekan dan cibiran karena beliau tinggal di lingkungan orang-orang yang berada.

b.      Kedekatan Intelektual
Kisah pejuangan beliau ketika masih anak-anak sampai beliau berumah tangga penulis mendengarnya langsung dari beliau dan istri beliau. Untuk keakuratan makalah ini penulis mendapatkan sumber-sumber yang dapat dipercaya karena beliau pernah menceritakan semua kisahnya ketika penulis akan masuk Universitas. Perjuangan beliau untuk mendapatkan kehidupan yang layak membuat penulis ingin mengangkatnya sebagai topik makalah dengan judul “PERJUANGAN HIDUP BAPAK MARJUWAN”
                                    


2.      Heunistik
Mencari sumber bisa dengan dua cara yaitu  sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah wawancara langsung terhadap bapak Marjuwan sendiri. Sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang didapatkan dari orang-orang disekitar beliau seperti istri beliau dan ayah beliau.

3.      Kritik
a.       Kritik Internal
Berdasarkan sumber primer yang penulis lakukan dapat diketahui bagaimana kehidupan masa kecil hingga dewasa bapak Marjuwan. Beliau pernah merasakan bagaimana kerasnya mencari kehidupan yang lebih baik atau layak. Beliau mengatakan bahwa pendidikan itu harus dicapai karena dengan pendidikan yang baik maka kehidupan orang tersebut akan menjadi lebih baik.
b.      Kritik Eksternal
Berdasarkan sejarah kehidupan bapak Marjuwan yang terlahir dari keluarga yang kurang mampu, beliau mampu untuk menyekolahkan dirinya amupun adiknya sampai ke jenjang lebih tinggi. Hal itu beliau lakukan demi kehidupanya supaya lebih baik. Baik dari sumber primer maupun sekunder semua menceritakan hal yang sama.

4.      Interprestasi
Berdasarkan sumber-sumber yang diperoleh oleh penulis, penulis dapat menginterprestasikan bahwa masa lalu yang dijalani oleh bapak Marjuwan disebabkan oleh keinginan beliau sekolah yang tinggi namun orang tua beliau tidak bisa menyanggupinya sehingga beliau berjuang bagaimana bisa untuk sekolah. Dari sumber sekunder yang penulis dapat menyatakan bahwa bapak Marjuwan memang memiliki keuletan dan keberanian ketika beliau ingin bekerja di usia anak-anak.
5.      Histiografi
Dalam makalah ini disusun dengan memulai yang pertama BAB I berisikan pendahuluan yang dibagi lagi menjadi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode sejarah. Bab II pembahasan yang nantinya berisi histiografi ini, kemudian yang terakhir adalah Bab III yang berisi penutup dengan diisikan kesimpulan dan saran

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Sejarah Keluarga
Pada tanggal 10 Januari 1970 lahirlah seorang anak laki-laki dari ibu yang bernama Jaitun dan ayahnya bernama Damin. Lalu diberi nama Marjuwan, proses kelahiranya dibantu oleh nenek beliau yang bernama Nyatun yang berprofesi sebagai dukun bayi. Beliau lahir menjadi anak kedua bagi bapak Damin namun yang keempat bagi ibu Jaitun. Ayah beliau menikah dengan seorang janda yang mempunyai anak dua satu laki-laki dan satunya perempuan yang bernama Siti dan Nyoto. Kemudian dari pernikahan Jaitun dengan Damin mempunyai empat anak yang bernama Jono, Marjuwan, Murtini dan Hartoyo.
Setelah beumur sekitar 6 tahun bapak Marjuwan pun ikut neneknya yang dari ayahnya yang bernama Nyatun untuk menemaninya dan merawatnya karena beliau janda dan sudah mulai menua. Bersama dengan neneknya bapak Marjuwan disekolahkan di Sekolah Dasar namun karena penghasilan neneknya sebagai dukun bayi tidak memungkinkan untuk bisa menyekolahkan lebih tinggi. Bapak Marjuwan sadar akan dirinya yang ingin bersekolah lebih lanjut, kemudian beliau bekerja dengan cara meminjam sapi tetangganya kemudian digembala jika sapinya beranak maka anaknya akan menjadi milik bapak Marjuwan.
Setelah lulus SD beliau melanjutkan ke Mts Miftahussalam, setelah kelas tiga beliau ingin melanjutkaan ke SMA namun adik beliau Murtini ingin bersekolah di SMP N 1 Slahung yang menjadi sekolah favorit padaa waktu itu. Akhirnya beliau mengalah dan menyekolahkan adik beliau sampai SMA. Beliau bekerja sebagai penggembala sapi dan menjadi buruh tani. Hasil yang beliau dapat beliau gunakan untuk sekolah adiknya. Berbeda dengam kakak beliau dan adik beliau yang terakhir yang tidak mau bersekolah dan memilih untuk bermain main. Ayah beliau merupakan laki-laki yang suka kepasar sehingga uang hasil kerjanya digunakan untuk kepasar. Dengan tabiatnya yang seperti itu ia tak pernah mengurus keluarganya.
Setelah bapak Marjuwan dewasa beliau bekerja di Malaysia untuk beberapa tahun namun pulang kembali dan menikah dengan Indarwati yang bekerja disebuah pabrik di Bandung Jawa Barat. Beliau berjumpa dengan bu Indarwati dirumah sepupu beliau, karena sepupu beliau menikah dengan kakaknya bu Indarwati. Bertolak belakang dengan keluarga bu Indarwati yang berasal dari kelurga kaya dan terpandang. Karena ayah dan kakek bu Indarwati adalah perangkat desa pada waktu itu.
Ketika akan menikah pak Marjuwan dengan bu Indarwati pun mendapat cobaan yaitu keluarga bu Indarwati tidak mau merestui karena keluarga bapak Marjuwan kurang mampu. Namun bapak Marjuwan tidak berputus asa dan berusaha mendapatkan restu. Ternyata usaha beliau berhasil dan mereka akhirnya menikah setelah perjuangan yang begitu berat dan lama.

2.      Usaha Beliau Ketika Akan Sekolah
Sekolah adalah dambaan setiap anak, apalagi kalau sampai perguruan tinggi. Dengan sekolah kita dapat mengubah masa depan kita menjadi lebih cerah. Begitulah yang sangat diinginkan oleh pak Marjuwan. Karena keinginanya untuk sekolah beliau pun mulai bekerja sejak kecil berumur 7 tahun. Ketika umur 7 tahun beliau ikut kakaknya pergi ke sawah untuk menjadi buruh tani dan ketika siang sampai sore beliau kehutan mengembala kambing tetangga bersama teman-temanya.
Walaupun penghasilan beliau tidak seberapa namun cukup untuk membeli seragam dan 1 buku ditambah 1 pensil, dan untuk penghapusnya beliau menggunakan karet gelang. Semenjak masih kecil beliau ikut neneknya yang berprofesi sebagai dukun bayi, neneknya begitu menyayangi bapak Marjuwan karena mau bekerja keras demi sekolah. Ayah dan ibu beliau tidak sanggup untuk membiayai sekolah beliau karena untuk makan sehari hari saja kesulitan.
Kakak tiri maupun kandung beliau ketika remaja sudah mulai merantau ke pulau Sumatra untuk mencari kehidupan sendiri, sehingga dirumah hanya tinggal beliau yang paling besar. Setelah beliau lulus SD adik perempuan beliau sekolah di SD dan juga mempunyai tekad yang besar untuk sekolah. Setelah lulus Mts beliau ingin melanjutkan namun terhalang karena adik perempuanya ingin melanjutka ke SMP yang favorit dan cukup mahal.
Akhirnya beliau pergi ke Malaysia dan membiayai semua pendidikan adik perempuan beliau sampai SMA. Setelah beliau pulang dari Malaysia, adik perempuan beliau bekerja dan menikah dengan orang Jombang. Setelah itu beliau ingin menyekolahkan adiknya yang paling bungsu, namun dia tidak mau dan memilih bermain dirumah. Dengan izasah Mts beliau bisa mencari pekerjaan yang lumayan baik di Malaysia.




3.      Usaha Beliau Ketika akan Menikah
Ketika akan menikah beliau pun mendapat cobaan lagi karena keluarga besar wanitanya tidak merestui, bahkan bapak Marjuwan pun di hina karena hanya dari keluarga yang kurang mampu. Namun hal tersebut tidak membuat Pak Marjuwan sakit hati, beliau malah menganggap itu sebagai tantangan yang harus dilewati.
Selama 2 tahun berpacaran bu Indarwati berada di kota Bandung Jawa Barat karena beliau mengikuti saudaranya. Sedangkan pak Marjuwan kembali ke Malaysia untuk mencari dana untuk membuat rumah dan melamar bu Indarwati. Ketika di Malaysia pun pak Marjuwan harus hati-hati karena beliau adalah imigran gelap yang tidak mempunyai surat-surat yang resmi. Beliau berhasil membangun rumah dan membeli beberapa sawah, beliau berhasil karena dengan izasah Mts yang beliau punya dapat membuat beliau nekerja sebagai mandor atau pengawas kelapa sawit yang mempunyai penghasilan cukup.
Setelah itu beliau pergi ke rumah bu Indarwati dengan melamarnya, karena kegigihan dan keuletan beliau untuk bekerja dan bisa menghasilkan rumah sendiri maka beliau direstui dan akhinya mereka menikah pada tanggal 05 Mei 1995.

4.      Kehidupan Beliau setelah Menikah dan Sampai Sekarang
Setelah menikah beliau tinggal dirumah neneknya karena rumah beliau ditinggali oleh orang tua dan adik bungsu beliau. Setelah anak pertama beliau lahir beliau pun pergi lagi ke Malaysia, namun bu Indarwati tidak mau tinggal dirumah nenek beliau dan akhirnya pulang kerumah orang tuanya. Selama dua tahun beliau merantau beliau membangun rumah di depan mertua beliau. Setelah nenek beliau meninggal maka rumah neneknya dirobohkan.
Setelah selesai mempunyai rumah sendiri mertua beliau menyuruh beliau pulang dan diberi lahan ditambah kebun cengkeh yang cukup luas, bahkan beliau diangkat sebagai jogo boyo (tangan kanan kepala desa).  Namun hal tersebut tidak menyukupi kebutuhan bapak Marjuwan, akhirnya beliau membeli sebuah mobil pick up, dan menjadi sopir yang selalu pergi ke pasar.
Akhirnya karena kegigihan beliau bekerja sebagai sopir sampai sekarang beliau bisa menyekolah anaknya yang pertama hingga ke perguruan tinggi, dan anak beliau yang kedua masih bersekolah di SMP. Bahkan sekarang beliau mempunyai dua rumah yang satunya adalah di temat bekas rumah neneknya dulu. Setelah mengalami masa lalu yang buruk namun dengan usahanya beliau dapat memetik hasilnya sekarang.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan sejarah beliau yang berada dikeluarga yang kurang mampu dapat disimpulkan bahwa beliau mempunyai keinginan cukup besar supaya dapat sekolah dan memiliki pekerjaan yang baik, beliau tidak ingin nasib keluarga dan masa depan beliau seperti orang tuanya.
Ketika akan bersekolah pun beliau harus bekerja dahulu dan berhemat. Namun keinginan beliau untuk melanjutkan ke SMA harus terhalang karena adik perempuanya yang ingin bersekolah juga dan beliau pun rela berkorban tidak melanjutkan.
Ujian dan cobaan beliau pun juga harus diahadapi ketika akan menikah. Hanya karena beliau anak orang yang tidak mampu, beliau pun ditolak. Namun karena kegigihan dan keuletan beliau dapat menikah dengan bu Indarwati.
Setelah menikah beliau mempunyai pekerjaan yang cukup baik dan bisa memiliki dua rumah. Dapat disimpulkan bahwa usaha jerih payah beliau ketika masih muda membuat beliau berhasil dan sukses dapat menyekolahkan dua putrinya.

B.     Saran
Kehidupan selalu berubah, sesorang yang lahir dikeluarga yang miskin tidak selalu akan menjadi orang miskin. Seperti yang dialami oleh bapak Marjuwan, dengan keuletan dan jerih payah beliau maka beliau dapat sukses. Janganlah memandang sesorang sebelah mata karena kehidupan sesorang itu tidak ada yang mengetahui nantinya.












DAFTAR RUJUKAN

1.      Nama                            :   Marjuwan             
Ttl                                 :   Ponorogo, 10 Januari 1970
Alamat                          :  Desa Senepo kec. Slahung kabupaten Ponorogo
Pekerjaan                      :    Sopir
Status                            :   Menikah
Nomor hp                     :    085259995733

2.      Nama                          :    Indarwati
Ttl                               :    Ponorogo, 10 Juni 1973
Alamat                         :    Desa Senepo kec. Slahung kabupaten Ponorogo
Pekerjaan                   :   Ibu rumah tangga
Status                         :   Menikah
Nomor hp                   : 085234759496

3.      Nama                            : Damin
Ttl                                 :  -
Alamat                         : Desa Duri kec. Slahung kabupaten Ponorogo
Pekerjaan                      : Petani
Status                            : Menikah
Nomor hp                      :-












LAMPIRAN

1.      Foto keluarga bapak Marjuwan


2.      Foto mobil bapak Marjuwan sekarang



3.      Foto rumah bapak Marjuwan

1 komentar:

  1. Bagus...saat masih di Senepo mungkin saya pernah bekerja sama. Saya terlahir juga di Krajan, Senepo, Slahung. Rumah saya pas di depan SD Senepo 1. Ayah saya Pak Sucipto. salam buat pak Marjuwan.

    BalasHapus