LIKA-LIKU
PERJALANAN HIDUP BAPAK SUSIONO MULAI
MASA KANAK-KANAK HINGGA SEKARANG
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
yang
dibina oleh
Bapak Prof. Dr. Hariyono, M. Pd
dan Ibu Indah W. P. Utami S. Pd., S. Hum., M. Pd
Oleh
Siska Ferina Susianti
130731607274
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
SEJARAH
Desember 2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SW karena atas rahmat dan karuniaNya, penulis dapat
menyelesaikan membuat untuk tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah yang
berjudul “Lika-liku Perjalanan Hidup Bapak Susiono
Mulai Masa Kanak-kanak Hingga Sekarang” ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga dapat terselesaikannya makalah ini. Terutama kepada
Ibu Indah W.P. Utami, S.pd., S.Hum., M.Pd selaku pembimbing, yang senantiasa
memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Tak
lupa kepada teman-teman yang selalu membantu hingga dapat terselesaikannya
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan penulisan yang akan datang. Selain itu penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada pembaca sekalian yang telah bersedia membaca makalah ini.
Malang,
Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................................ 01
B.
Rumusan Masalah........................................................................................... 02
C.
Tujuan.............................................................................................................. 02
D.
Metode Sejarah............................................................................................... 02
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Perjalanan Hidup Bapak
Susiono Ketika Masih Anak-Anak............. 05
B.
Kehidupan Bapak Susiono Menginjak
Remaja, Dewasa, dan Sekarang........ 08
C.
Masalah yang Pernah Dihadapi Bapak
Susiono dan Cara Beliau
Mengatasinya................................................................................................... 11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan..................................................................................................... 12
3.2. Saran............................................................................................................... 12
DAFTAR
RUJUKAN
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
BAB I
A.
Latar
Belakang
Keluarga
merupakan sebuah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga, dan beberapa anggota keluarga lainnya dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling bergantung satu sama lain juga saling
bekerja sama antar anggota keluarga. Keluarga merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, terutama bagi penulis, keluarga adalah segalanya yang
tidak tergantikan dengan apapun, karena keluarga tempat kita untuk menyampaikan
keluh kisah dalam keseharian melakukan kegiatan. Keluarga adalah orang pertama
kita dalam membantu kesusahan masalah kita, disaat kita susah dan duka selalu
ada untuk kita dan tidak pernah mengelu mengahadapi kita semua. Selain itu
keluarga juga merupakan tempat kita pertama kali bersosialisasi.
Keluarga mempunyai banyak fungsi yang tidak
kita sadari itu. Antara lain fungsi tersebut yaitu pertama keluarga sebagai
fungsi afektif, sebagai pemenuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan
kasih sayang dan rasa nyaman antar sesama keluarga. Fungsi kedua adalah
sosialisasi, mengajarkan kita cara bergaul dan cara bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar agar kita tidak terjerumus dalam hal negative. Fungsi ketiga
adalah sebagai fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan sehingga keluarga
tersebut memiliki penerus. Yang keempat yaitu agama, memberikan cara kita
pengajaran tentang agama mengenalkan kita terhadap Tuhan dan cara kita sholat
denganNya. Yang kelima dalam segi ekonomis memberikan pemenuhan kebutuhan kita
seperti pakaian, makan dll. Selanjutnya keluarga juga memiliki fungsi merawat
kesehatan utuk merawat keluarga yang sedang sakit dan memiliki fungsi
pengamanan untuk saling menjaga dan melindungi sesama keluarga.
Keluarga juga mempunyai banyak tugas antara
lain yang disebutkan penulis adalah dalam pemeliharaan fisik keluarga, yaitu
memberikan perlindungan terhadap keluarganya. Yang kedua pemeliharaan
sumber-sumber
daya yang ada dalam
keluarga, agar setiap anggota keluarga terpenuhi apa yang diinginkan dan juga
saling membantu dalam melakukan kegiatan dalam keluarga.
Selain
itu dalam sebuah keluarga yang terdiri dari individu-individu yang berbeda yang
sering terjadi suatu permasalahan antar individu atau permasalahan individu
lainnya. Permasalahan yang dialami oleh individu tersebut juga berbeda-beda,
seperti yang dialami oleh Bapak Susiono selaku ayah dari penulis ini sangat
jauh berbeda dengan yang dialami oleh saudara-saudaranya yanga lain. Maka dari
itu penulis membuat topik makalah sejarah keluarga ini mengenai lika-liku
perjalanan hidup Bapak Susiono mulai masa kanak-kanak hingga sekarang.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sejarah perjalanan hidup Bapak Susiono ketika masih anak-anak?
2. Bagaimana
kehidupan Bapak Susiono ketika menginjak remaja, dewasa hingga sekarang ini?
3. Apa
sajakah permasalahan yang pernah dialami Bapak Susiono sepanjang kisahnya
sampai saat ini dan bagaimana beliau mengatasinya?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui sejarah kehidupan Bapak
Susiono ketika masih kecil.
2. Untuk
mengetahui keadaan Bapak Susiono ketika menginjak remaja, dewasa, hingga
sekarang ini.
3. Untuk
menjelaskan permasalahan yang pernah dihadapi Bapak Susiono selama ini dan
bagaimana cara beliau mengatasinya.
D.
Metode
Dalam
melakukan penelitian sejarah perlu melakukan suatu tahapan-tahapan, agar
penelitian tersebut dapat berjaln dengan baik sehingga untuk menyusun hasil
dari tahapan tersebut dapat runtut. Cara dan tahapan dalam melakukan penelitian
sangat penting karena akan berpengaruh dengan hasil wawancara itu. Secara
sederhana dalam melakukan penelitian sejarah dapat dijelaskan dalam beberapa
langkah, yaitu heuristic, kritik,
interpretasi, dan historiografi (Hariyono, 1995:109-112).
1. Pemilihan Topik
A. Kedekatan Emosional
Dalam suatu kehidupan, perjalanan hidup yang terjadi
dari satu individu ke individu lain akan berbeda. Seperti yang telah dialami
oleh banyak orang bahwa dalam suatu kehidupan akan terjadi lika-liku kehidupan
yang harus dihadapi oleh masing-masing individu. Hal itulah yang menjadikan
penulis mengangkat topik ini, karena menurut penulis kehidupan Bapak Susiono
yang penuh dengan lika-liku itu sangat menarik untuk dikupas dan agar penulis
maupun pembaca dapat menjadikan apa yang dialami Bapak Susiono itu sebagai
pelajaran hidup. Selain itu agar dapat menghargai hidupnya dan tidak selalu
mengeluh atau merasa kekurangan, terutama penulis agar mengetahui bagaimana
pahit getirnya kehidupan Bapak Susiono yang tidak lain adalah ayah dari
penulis.
B. Kedekatan intelektual
Untuk keabsahan makalah ini, penulis mencari
sumber-sumber, baik primer maupaun sekunder. Pemilihan topik ini bertujuan agar
para anak muda, khususnya pembaca lebih dapat bersyukur dengan apa yang telah
diperolehnya sehingga dapat menghargai hidupnya dan tidak terus mengeluh.
2. Heuristik
Dalam hal ini penulis mencoba untuk
mendapatkan data-data dari sumber primer atau pun sekuder. Penulis menggunakan
metode wawancara dalam mendapatkan data-data mengenai kehidupan Bapak Susiono,
baik wawancara dengan Bapak Susiono sendiri selaku sumber primer atau pun
dengan salah satu anggota keluarga Bapak Susiono sebagai sumber sekunder kemudian
digabungkan dan mengumpulkan data dari internet untuk mengumpulkan data yang
penulis inginkan. Penulis mengumpulkan data dari wawancara dan dari internet
agar bisa dibandingkan dan bisa mengetahui perbedaannya.
3. Kritik / Verifikasi
Seperti yang telah diketahui dalam
penyusunan makalah ini penulis mengumpulkan data dari narasumber primer dan
sekunder. Wawancara dengan narasumber sekunder tersebut dilakukan guna mengecek kebenaran dari apa yang dijelaskan
oleh narasumber primer. Selain itu penulis juga mengumpulkan data dari internet
agar dapat dibandingkan antara lain dari wawancara menyebutkan kejadian yang
dialami Bapak Susiono sebagai akibat dari dampak peristiwa penting dan
bersejarah yang pernah terjadi di Indonesia seperti halnya G30S atau runtuhnya
Orde Baru, karena peristiwa itu telah dialami Bapak Susiono.
4.
Interpretasi
Interpretasi
disini sangat dibutuhkan oleh penulis dalam pembuatan makalah ini, karena untuk
membuat argumen yang berdasarkan sumber yang diperoleh dari pelaku sejarah itu
sendiri yang tidak lain adalah Bapak Susiono dan juga dari narasumber sekunder
atau keluarga dari Bapak Susiono. Dari kedua keterangan tersebut penulis
menginterpretasikan bahwa Bapak Susiono adalah pribadi yang patut dicontoh
terutama bagi penulis karena merupakan sosok yang tegar bahkan ketika beliau
masih kecil. Bagaimana ketegaran beliau ketika menghadapai lika-liku
kehidupannya yang pahit, dan mungkin untuk remaja saat ini mereka akan putus
asa jika berada diposisi Bapak Susiono saat itu. Kepribadiaannya yang pantang
menyerah dan tidak putus asa menjalani hidup hingga sampai sekarang ini.
5.
Historiografi
Pada bab 1 penulis menjelaskan bagaimana
cara mencari informasi dengan cara mengumpulkan wawancara dan mengumpulkan data
dari internet yang dapat memperkuat suatu peristiwa yang telah terjadi dan
dialami oleh Bapak Susiono. Sedangkan bab 2 menjelaskan bagaimana isi dari
perjalanan hidup dari Bapak Susiono sewaktu beliau masih anak-anak, menginjak
remaja sampai dewasa, dan sekarang ini juga mengenai permasalahan yang pernah
dihadapi oleh Bapak Susiono dan bagaimana cara beliau menghadapinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perjalanan Hidup Bapak
Susiono Ketika Masih Anak-Anak
Masa anak-anak bagi kebanyakan orang sangatlah
menyenangkan karena ketika kita masih kecil semua yang kita inginkan akan
dituruti oleh orang tua kita. Namun itu semua berbeda dengan yang dialami oleh
Bapak Susiono semasa kecil. Bapak Susiono kelahiran Malang, 12 Juni 1961 ini
telah mengalami pahitnya kehidupan sejak kecil, apalagi jika dilihat dari tahun
kelahirannya beliau juga mengalami masa-masa suram di Indonesia yaitu peristiwa
G30S/PKI. Bapak Susiono sewaktu kecil hidup dalam keluarga yang sederhana,
namun beliau tidak pernah melihat ayah kandungnya karena ayah kandungnya
meninggal ketika beliau masih bayi, dan ibunya menikah lagi setahun setelah
kematian suaminya itu. Selain itu Bapak Susiono bukanlah anak pertama karena
beliau memiliki kakak, namun itu juga saudara tiri karena mereka berbeda ayah.
Ketika waktu kecil Bapak Susiono telah mengalami hidup
di keluarga yang dengan status kekeluargaannya saudara tiri, karena ibunya
menikah 3 kali. Meskipun begitu Bapak Susiono mengaku hidupnya sangat bahagia
kala itu, meskipun hidup kekurangan namun ayah tirinya atau saya biasanya
memanggilnya ‘Mbah Juki’ adalah orang yang sangat baik, walaupun Bapak Susiono
anak tirinya namun tetap disayangi seperti anak kandungnya yang lain. Selain
itu saudara tirinya yang lain yang biasanya penulis memangil dengan nama Pakde
Asnan, Lek Ali, Lek Miming, dan Lek Uriantono juga sangat baik pada beliau, dan
juga sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Seperti yang telah disebutkan di awal, bahwa Bapak
Susiono ini mengalami peristiwa G30S/PKI jika dilihat dari tahun kelahiran
Bapak Susiono yang tertera di KTP waktu itu beliau berumur 4 tahun, namun
menurut pengakuan beliau, sewaktu peristiwa itu beliau sepertinya telah berumur
6 tahunan karena beliau ingat bahwa telah mengerti ada peristiwa itu. Mungkin
disebabkan karena pada zaman dahulu belum ada akta kelahiran dan kelahiran seorang
anak hanya diingat berdasarkan weton, selain itu ibu beliau juga tidak bisa
baca tulis,
kemungkinan
besar Bapak Susiono lahir sebelum tahun 1961. Menurut pengakuan Bapak Susiono
ketika beliau kecil, setelah peristiwa G30S/PKI itu seluruh pria dewasa
dikampungnya diamankan oleh para tentara, seperti yang kita ketahui bahwa
setelah peristiwa G30S/PKI terjadi penumpasan terhadap simpatisan PKI oleh kaum
Anshor, ketika masa itu menurut Bapak Susiono bahwa pria dewasa dikampungnya
bukanlah simpatisan Pki, namun seperti yang terjadi dibanyak tempat dan juga
terjadi dikampung penulis dulu banyak orang yang tidak bersalah namun namanya
didaftar sebagai simpatisan PKI sehingga membuat mereka harus diamankan oleh tentara agar tidak dibunuh.
Itulah yang diingat Bapak Susiono mengenai peristiwa besar sewaktu beliau masih
kecil.
Perlu diketahui oleh pembaca, seperti anak seusianya
Bapak Susiono juga pernah mengenyam pendidikan namun itu hanya sampai kelas 4
SD saja, dikarenakan perekonomian keluarganya yang surut sehingga membuat Bapak
Susiono sebagai anak kedua merasa bertanggung jawab atas 3 adik-adiknya tersebut
yang masih kecil-kecil, meskipun kakak pertamanya juga telah bekerja waktu itu,
namun hanya cukup untuk dirinya sendiri dan sedikit untuk keluarganya. Awal
bapak Susiono bekerja selepas keluar dari sekolah itu adalah membantu
tetangganya di bidang mebel dan inilah awal Bapak Susiono menginjakkan karir
dalam bidang mebel. Hasil dari bekerjanya itu diberikan kepada orangtua dan
juga untuk jajan adik-adiknya. Ada hal yang unik menurut penulis mengenai
keadaan Bapak Susiono waktu itu, berdasarkan pengakuannya selepas pulang kerja
beliau harus pergi merumput karena waktu itu keluarganya dititipii binatang
piaaraan atau masyarakat jawa menyebutnya ‘ingon-ingon’ oleh tetangganya,
ketika merumput itu beliau harus juga menjaga ketiga adiknya karena kedua
orangtuanya bekerja apalagi dua adiknya masih balita, sehingga beliau mencari
rumput dengan membawa ketiga adiknya bersamanya. Hal inilah yang dianggap penulis bahwa Bapak Susiono orang yang patutu
diteladani, karena beliau rela dan ilhlas menjaga adiknya meskipun bukan
saudara kandung.
Namun menurut Ibu Kasiaton, ibu kandung Bapak Susiono,
tiba-tiba Bapak Susiono mengalami sakit yang cukup parah ketika beliau berumur
sekitar 10 tahunan, ketika itu beliau sakit panas yang cukup tinggi, mendadak
tidak bisa bicara dan hanya bisa menggeram-geram, ketika dipriksakan ke mantri
saat itu, Bapak Susiono diperkirakan tidak bisa diselamatkan dan divonis akan
meninggal beberapa jam lagi. Menurut ibu kasiaton itu adalah masa yang berat
baginya karena divonis akan kehilangan anaknya. Namun datang tetangganya dan
menyarankan untuk membawa ke orang yang bernama Bapak Duladin atau penulis
biasanya memanggilnya ‘Mbah Dul’, langsung saja mbah Juki membawanya dan disana
Bapak Susiono diobati entah dengan cara apa karena ibu Kasiaton juga tidak
ingat, yang diingat hanya ketika sampai dirumah ibu Kasiaton diminta meletakkan
cabai, merica, dan perlengkapan masak lain dibawah bantal Bapak Susiono.
Setelah itu beberapa jam kemudian beliau tiba-tiba bangun dan minta makan,
setelah itu Bapak Susiono pun sudah seperti biasa lagi, lewatlah masa-masa
Bapak Susiono hampir meregang nyawa.
Namun konflik yang dialami tidak hanya sampai disitu
saja, setelah masa-masa Bapak Susiono hampir meregang nyawa tiba-tiba mbah Dul
(orang yang mengobati Bapak Susiono) datang kekeluarganya dan meminta untuk
mengasuh Bapak Susiono atau menjadikan beliau sebagai anak angkat karena mbah
Dul tidak memilik anak laki-laki, menurut pengakuan ibu Kasiaton sebenarnya
beliau tidak rela memberikan Bapak Susiono pada mbah Dul karena anak pertamanya
yaitu pakde Asnan saat itu juga telah diasuh oleh adik dari mbah Juki. Namun
mengingat mbah Dul telah mengobati Bapak Susiono dan ketika itu Bapak Susiono
juga masih tetap sakit-sakitan, akhirnya Bapak Susiono diasuh juga oleh mbah
Dul supaya tidak sakit-sakitan lagi.
Akhirnya bapak Susiono pun diasuh oleh mbah Dul dan
tinggal di daerah Besuk, Blimbing. Disana beliau memiliki banyak teman dan
salah-satunya yang sekarang ini tetap menjadi sahabat baiknya yaitu penulis
biasanya memanggilnya Om Bambang dan sudah seperti ayah penulis sendiri. Meskipun
telah diasuh oleh mbah Dul tidak berarti Bapak Susiono hidupnya akhirnya
menyenangkan dan berkecukupan, malah beliau harus lebih giat bekerja membantu
mbah Dul yang saat itu juga bekerja di bidang mebel kecil-kecilan. Karena hidup dengan ayah angkat membuat Bapak Susiono
harus membantu keluarga angkatnya dalam bidang ekonomi, sehingga uang hasil
beliau bekerja sebagian harus diberikan kepada orangtua angkatnya itu.
Hal yang paling diingat oleh Bapak Susiono ketika ikut
mbah Dul bekerja ketika harus mengirimkan pesanan orang di pusat Malang Kota
sementara itu rumah beliau di Blimbing sehingga mereka harus jalan kaki.
Padahal menurut pengakuan Bapak Susiono ketika itu membawa lemari yang sangat
besar karena masih jarang yang mempunyai mobil, lemari itu dibawa dengan
gerobak. Apalagi setelah selesai mengirimkan pesanan itu, mbah Dul menyuruh
beliau untuk pulang sendiri membawa gerobak sementara mbah Dul masih ada
urusan.
Meskipun telah diasuh oleh mbah Dul, namun menurut
pengakuan Bapak Susiono kehidupan beliau malah terlunta-lunta karena mempunyai
dua orang tua apalagi adik dari mbah Juki juga sering meminta beliau untuk
tinggal dirumahnya. Sehingga Bapak Susiono tinggal dibeberapa tempat, jika
sehari tinggal di mbah Dul maka keesokan harinya atau lusa tinggal bersama Ibu
Kasiaton dan mbah Juki, kemudian berikutnya tinggal di mbah Ni (adik dari mbah
Juki). Jika beliau tidak kunjung menginap di rumah orangtua kandungnya makan
adik-adiknya atau saudara tirinya itu yang bergantian menginap atau hanya
mengunjunginya di mbah Dul.
Meskipun masa kecilnya terlunta-lunta dan harus
bekerja keras, namun Bapak Susiono tetap mensyukuri hidupnya dan tidak pernah mengeluh.
Bahkan hal itu lantas tidak membuat beliau marah kepada ibunya karena diberikan
kepada orang lain dan membuat hidupnya terlunta-lunta, malah beliau sangat
menyayangi semua orangtuanya itu. Hal ini sangatlah mengagumkan bagi anak
seusianya itu.
B. Kehidupan Bapak Susiono Menginjak
Remaja, Dewasa, dan Sekarang
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Bapak Susiono
diasuh oleh mbah Dul sejak beliau sakit-sakitan dan sampai beliau sembuh.
Beliau tinggal dengan mbah Dul hingga dewasa. Tak banyak yang bisa diceritakan
ketika masa remajanya hanya Bapak Susiono harus bekerja dan tinggal dirumah
orangtuanya bergantian. Selain itu uang dari hasil beliau bekerja juga
digunakan untuk sekolah adik-adiknya.
Ketika dewasa Bapak Susiono juga tetap bekerja di
bidang mebel, namun tempat beliau bekerja lebih besar daripada sebelumnya meskipun
masih tetap di Blimbing, selain itu karena sudah lama bekerja dibidang ini
sehingga membuat beliau ahli dan sangat dipercaya. Selain itu beliau juga
pandai dalam mendesain barang-barang mebel tersebut. Ketika beliau dewasa ini
beliau juga pernah bekerja dicabang yang ada diberbagai daerah milik tempat beliau bekerja itu. Ketika
beliau dewasa ini beliau juga akhirnya bertemu dengan seseorang yang kini telah
menjadi istrinya. Pertemuan itu terjadi di pemandian Wendit, setelah hari raya
Idul Fitri, karena pertemuan itu akhirnya, Bapak Susiono dan ibu Rumanah
menjalin hubungan dan mereka menikah pada tahun 1987 mereka pun tinggal di
rumah orangtua ibu Rumanah, karena ibu Rumanah memang anak bungsu sehingga
harus tinggal di rumah orangtua ibu Rumanah di desa Malangsuko kecamatan
Tumpang.
Setelah setahun menikah mereka dikaruniai seorang
putera yang lahir pada 13 Oktober 1988 dan diberi nama Angga Ade Irawan,
setelah itu 4 tahun kemudian lahirlah anak kedua seorang bayi perempuan pada 29
Juni 1992 yang diberi nama Yunita Lani Nilawati, kehidupan keluarga Bapak Susiono
saat itu sangat bahagia. Kebahagiaan itu bertambah ketika 3 tahun kemudian
beliau dikaruniai seorang putri cantik pada 12 Februari 1995 yang diberi nama
Siska Ferina Susianti yang tidak lain adalah penulis sendiri namun selain
mengasuh anak kandungnya, bapak Susiono dan ibu Rumanah juga mengasuh keponakan
mereka yang memang dari kecil telah ikut ibu Rumanah yang bernama Eko Mahmudi.
Kehidupan bapak Susiono saat itu sudah bisa dibilang
telah mengalami perkembangan, pekerjaannya lumayan mapan apalagi beliau sangat
dipercaya dalam bidangnya karena telah berpengalaman. Meskipun setelah itu
terjadi revolusi di Indonesia yaitu perubahan pemerintahan dari masa orde baru
ke reformasi, peristiwa itu sangat berpengaruh untuk perekonomian keluarga
bapak Susiono meskipun hanya sedikit.
Perekonomian keluarga kecil bapak Susiono semakin
membaik ketika beliau dipanggil ke sebuah perusahaan yaitu PT. Kharisma
Matahari Khatulistiwa pada tahun 2001 yang bergerak dibidang mebel, padahal
seperti yang telah kita ketahui bahwa bapak Susiono hanya mengenyam pendidikan
SD itu saja tidak sampai tamat. Mungkin karena telah berpengalaman di bidang
itu yang membuat bapak Susiono bisa dipanggil walaupun beliau tidak melamar
pekerjaan disana. Ketika bekerja disana jabatan beliau pun terus naik hingga
beliau menjabat sebagai Ass. Manager bagian produksi, disana beliau tidak hanya
mendesain barang-barang itu namun juga mengarahkan anak buahnya bagaimana cara
membuat barang tersebut.
Meskipun begitu cobaan itu datang lagi ketika mendadak
istri pak Susiono sakit parah, ketika diperiksakan ke dokter divonis menderita
komplikasi tujuh penyakit dan itu penyakit yang parah-parah, namun bapak
Susiono tetap tabah dan berusaha mengobatkan istrinya hingga kini dan
alhamdulillah istri pak Susiono kini mulai sembuh. Dalam jangka beberapa tahun
itu pak Susiono menikahkan keponakannya pada tahun 2007 dan kemudian menikahkan
putra kandungnya tahun 2008.
Meskipun istrinya sakit-sakitan pak Susiono tidak
pernah mengeluh, karena masih ada kedua putrinya yang membutuhkannya juga ada
cucu-cucunya yang menjadi penghiburnya. Dari pernikahan keponakannya itu beliau
mempunyai cucu laki-laki yang bernam Fila David Erlangga, sementara dari
pernikahan putranya beliau memiliki cucu perempuan yang bernama Nela Anggita
Putri.
Seperti kata orang bijak, semakin banyak cobaan yang
datang berarti Allah semakin menyayanginya, mungkin itu yang terjadi pada keluarga
bapak Susiono tahun 2010 pabrik tempat bapak Susiono bekerja mengalami gulung
tikar sehingga beliau kehilangan pekerjaannya, padahal ketika itu putri
bungsunya yang tak lain adalah penulis mulai masuk sekolah SMA, meskipun
mendapat pesangon namun waktu itu bapak Susiono menganggur selama 4 bulan.
Sehingga uang hasil pesangon itu habis untuk makan sehari-hari selama itu.
Namun kemudian bapak Susiono mendapat pekerjaan dari teman untuk bekerja di
tempat milik Pak Ratno walau itu hanya sementara.
Setelah itu pekerjaan dari bapak Susiono menjadi tidak
tetap kadang bekerja kalau ada yang menawari pekerjaan namun tetap dibidang
yang dikuasai beliau yaitu mebel. Pekerjaan bapak Susiono berpindah-pindah
tempat namun sekarang ini beliau tetap bekerja di Pak Ratno karena pesanan yang
masih banyak dan mungkin akan sampai tahun depan. Kehidupan bapak Susiono kini
meskipun perekonomiannya tidak sebaik ketika bekerja di pabrik namun seluruh
keluarganya tetap merasa hidup berkecukupan dan bahagia.
C. Masalah yang Pernah Dihadapi Bapak
Susiono dan Cara Beliau Mengatasinya
Seperti yang telah disebutkan diatas permasalahan yang
dihadapi bapak Susiono sangat banyak, namun menurut beliau permasalahan yang
lumayan pelik ketika istrinya sakit parah. Menurut beliau itu mungkin bukan
suatu masalah karena itu semua adalah kehendak Allah, namun yang menjadi
masalah adalah ketika beliau gundah dan resah karena penyakit istrinya beliau
harus bersikap tegar dihadapan anak-anaknya agar mereka bisa tenang, untuk
mengatasi masalah ini adalah beliau tetap bersabar dan tidak lupa berdoa agar
beliau juga bisa tenang menghadapi masalah ini.
Selain itu permasalahan yang cukup rumit adalah ketika
beliau di PHK karena waktu itu kebutuhan sangat banyak dan bahan-bahan makanan
juga mahal. Namun ketika itu beliau tidak hanya berpangku tangan, beliau saat
itu terus berusaha untuk mencari pekerjaan dengan menghuungi teman-temannya
yang lain. Usaha itu akhirnya membuahkan hasil, sehingga beliau bisa tetap
bekerja dan menafkahi keluarganya sampai sekarang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehidupan Bapak
Susiono memang penuh dengan lika-liku, namun beliau tidak pernah mengeluh dalam
hidupnya. Hingga kini beliau bisa hidup bahagia bersama dengan keluarga
kecilnya, meskipun tidak hidup mewah beliau tetap bersyukur dengan apa yang
telah beliau peroleh.
B. Saran
Dalam hidup penuh dengan cobaan oleh karena itu untuk
menjalani kehidupan tergantung bagaimana kita menyikapi suatu masalah itu.
Ketika kita tengah dirundung sebuah masalah kita lantas tidak boleh putus asa,
kita harus berdoa dan mencari jalan keluar untuk masalah tersebut. Selain itu
kita juga harus menysukuri hidup kita, karena hidup kita begitu berharga untuk
kita sia-siakan, juga kita harus lebih mensyukuri apa saja yang telah kita
dapatkan.
DAFTAR
RUJUKAN
Kasiaton,
80 tahun, Dusun Borobugis rt 04 rw 10 Desa Sapterenggo Kecamatan Pakis
Kabupaten Malang, 01 Desember 2013, tempat di kediaman Ibu Kasiaton.
Rumanah,
46 tahun, Jl. Nusa Indah II 10 rt 18 rw 07 Malangsuko Tumpang Kabupaten Malang,
01 Desember 2013, tempat di kediaman Ibu Rumanah.
Susiono,
52 tahun, Jl. Nusa Indah II 10 rt 18 rw 07 Malangsuko Tumpang Kabupaten Malang,
01 Desember 2013, tempat di kediaman Bapak Susiono.
Hamid, A.R.
& Madjid M.S. 2011. Pengantar Ilmu
Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Hariyono. 1995. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Malang: Pustaka Jaya.
Kuntowijoyo.
2013. Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
LAMPIRAN
Foto
Almarhum Bapak Juki Foto Ibu Kasiaton ketika di wawancara
Foto Bapak
Susiono saat di wawancara Foto Ibu
Rumanah saat di wawancara
Foto
pernikahan keponakan Bpk Susiono Foto
pernikahan putra Bpk Susiono
Akta
kelahiran Angga Ade Irawan Akta kelahiran Yunita Lani Nilawati
Akta
kelahiran Siska Ferina Susianti Foto kedua cucu Bapak Susiono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar