Minggu, 08 Desember 2013

Pengantar Ilmu Sejarah (Dyan Dianggra pendidikan sejarah off B 130731615669)



LIKA-LIKU KEHIDUPAN SEPASANG KEKASIH







MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
PENGANTAR ILMU SEJARAH
yang dibina oleh







oleh
Dyan Dianggra
130731615669
















UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Desember 2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena dengan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah dengan makalah yang berjudul “Awal mula pertemuan dan kehidupan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu untuk menyelesaikannya makalah ini. Kepada Ibu Indah Wahyu, M. Pd sebagai pembimbing yang telah mengarahkan dalam pembuatan makalah ini. Terima kasih juga kepada teman-teman dan para narasumber yang telah mendukung untuk terselesaikannya makalah ini.
Walaupun makalah ini telah selesai, namun penulis sadar bahwa makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, bagi para pembaca kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kekurangan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk para pembaca yang sudah bersedia untuk membaca makalah ini.


Malang, 7 Desember 2013


Penulis










BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Didalam menjalani kehidupan tidak semua berjalan dengan begitu gampang. Kadang hidup begitu menyenangkan dan kadang juga begitu sulit untuk dijalani. Antara lain adalah perjalanan hidup Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati. Yang berawal dari pertemuan keduanya di suatu pabrik rokok. Dan kemudian hubungan keduanya terus berlanjut.
Namun, hubungan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati tidak berjalan dengan lancar. Berbagai halangan atau hambatan selalu muncul. Antara lain halangan yang paling berat adalah tidak direstuinya hubungan mereka berdua oleh Ibu dan saudara-saudara Ibu Nunuk Sulistyowati. Hubungan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati sangat ditentang khususnya oleh Ibu dari Ibu Nunuk Sulistyowati yang bernama Roro Yatini. Hubungan mereka tidak disetujui karena seorang Bapak Misnadi seorang yang memiliki pekerjaan yang kurang mapan yaitu seorang sopir tebuan yang memiliki gaji tidak tetap dan bekerja hanya pada musim giling saja.
Walaupun begitu Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati terus memperjuangkan hubungannya sampai keluarga Ibu Nunuk Sulistyowati merestui hubungan mereka.

1.2              Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimana awal pertemuan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati?
1.2.2        Kenapa hubungan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati tidak direstui?
1.2.3        Bagaimana perjuangan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati untuk mempertahankan hubungan?
1.2.4        Bagaimana kehidupan Bapak Misnadi dan Ibuk Nunuk Sulistyowati setelah menikah?


1.3              Tujuan
1.3.1        Mengetahui awal pertemuan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati.
1.3.2        Mengetahui penyebab hubungan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati tidak direstui.
1.3.3        Mengetahui perjuangan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati untuk mempertahankan hubungan.
1.3.4        Mengetahui kehidupan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati setelah menikah.

1.4              Metode
1.4.1        Pemilihan Topik
1)        Kedekatan Emosional
Hubungan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati penuh dengan rintangan. Yaitu mulai dari restu orang tua dan kehidupan ekonominya. Maka dari itu penulis ingin membahas awal mula pertemuan, penyebab tidak direstuinya hubungan mereka, perjuangan untuk mempertahankan hubungan mereka dan juga kehidupan mereka setelah menikah.
2)        Kedekatan Intelektual
Untuk keabsahan penulis mencantumkan sumber primer dan sumber sekunder. Pemilihan topik ini damaksudkan agar para pembaca tidak mudah menyerah dan harus terus berjuang untuk hal apapun. Oleh sebab itu pemilihan topik yang akan saya bahas adalah Lika-liku Kehidupan Sepasang Kekasih.

1.4.2        Heuristik
Sesuai dengan pemilihan topik, sumber primer adalah Ibu Nunuk Sulistyowati yang dilakukan dengan wawancara. Sementara itu sumber sekunder adalah Yuli Lestariana yang merupakan adek kandung dari Ibu Nunuk Sulistyowati. Sumber sekunder digunakan untuk pembanding dan pendukung dari sumber primer.

1.4.3        Kritik Sumber
1)        Kritik Eksternal
Dari sumber primer yaitu Ibu Nunuk Sulistyowati benar mengakui kalau hubungannya dengan Bapak Misnadi tidak direstui. Sedangkan dari sumber sekunder yaitu Yuli Lestariana juga berpendapat kalau hubungan Ibu Nunuk Sulistyowati dan Bapak Misnadi tidak direstui
2)        Kritik Internal
Dari hasil wawancara dengan Ibu Nunuk Sulistyowati dan Yuli Latariana, memang masuk akal jika hubungan Bapak Misnadi dengan Ibu Nunuk Sulistyowati tidak direstui. Karena faktor ekonomi dan pekerjaan Bapak Misnadi yang kurang mapan.

1.4.4        Interpretasi
Dari data-data hasil wawancara, penulis mencitrakan bahwa awak bertemunya Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk adalah di pabrik rokok. Setelah mereka berdua saling mengenal, Bapak Misnadi mengutarakan perasaannya dan Ibu Nunuk menerimanya. Namun hubungan mereka tidak direstui oleh pihak keluarga dari Ibu Nunuk karena Bapak Misnadi hanya seorang sopir tebuan yang gajinya tidak tetap dan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Namun akhirnya hubungan merekapun direstui dan mereka menikah. Setelah menikah mereka dikaruniai dua orang anak laki-laki.

1.4.5        Historiografi
Dalam historiografi penulis menjelaskan yang dimulai dari BAB I yang berisi pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode. Lalu dilanjutkan dengan BAB II yang berisi pembahasan. Pembahasan ini adalah inti dari makalah yang merupakan jawaban dari rumusan masalah. Lalu yang terakhir BAB III yang berisi penutup. Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Awal Mula Pertemuan.
Pertemuan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati berawal di pabrik rokok yang berada di daerah Pakisaji Kabupaten Malang. Pada saat itu Ibu Nunuk Sulistyowati bekerja sebagai pekerja borongan bagian verpak. Sementara itu Bapak Misnadi di pabrik itu hanya mengantar dan menjemput kakak sepupunya yang bekerja sebagai mandor. Pertemuan mereka berawal saat Ibu Nunuk sedang keluar pabrik untuk kembali pulang kerumah. Pada saat bersamaan Bapak Misnadi juga di pabrik itu untuk menjemput kakak sepupunya yang sudah selesai bekerjanya. Mereka berdua saling melihat. Disaat itulah Bapak Misnadi mulai tertarik kepada Ibu Nunuk Sulistyowati.
Akhirnya setelah sekitar satu minggu Bapak Misnadi memberanikan diri untuk berkenalan dengan Ibu Nunuk. Setelah keduanya saling mengenal dan mulai dekat, Bapak Misnadi mengutarakan isi hatinya. Akan tetapi pada awalnya Ibu Nunuk masih belum mau menerima karena Ibu Nunuk takut pada kakak kandungnya yang juga bekerja di pabrik tersebut. Namun karena Bapak Misnadi terus mendekati, akhirnya Ibu Nunukpun menerima cinta dari Bapak Misnadi.

2.2         Penyebab Hubungan Yang Tidak Direstui.
Setelah Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk menjadi sepasang kekasih. Bapak Misnadi memberanikan diri untuk berkunjung ke rumah Ibu Nunuk. Setelah keluarganya tahu kalau Bapak Misnadi seorang sopir yang memiliki gaji tidak tetap dan dari keluarga tidak punya, maka keluarga dari Ibu Nunuk sangat tidak setuju dengan hubungan itu. Selain itu, keluarga Ibu Nunuk juga tidak setuju karena Pak Misnadi berasal dari keluarga yang sangat kekurangan. Hal ini dibuktikan dengan rumah orang tua Bapak Misnadi yang hanya terbuat dari anyaman bambu.
Selain orang tua Ibu Nunuk Sulistyowati yang tidak merestui hubungan Ibu Nunuk dengan Bapak Misnadi, Kakak tertua yang bekerja satu pabrik dengan Ibu Nunuk juga tidak setuju dengan hubungan mereka. Penyebabnya juga sama, yaitu Bapak Misnadi yang hanya seorang sopir tebuan yang berpenghasilan tidak tetap dan kurang mapan. Jadi, yang tidak memberi restu adalah dari pihak keluarga Ibu Nunuk Sulistyowati.
Karena hubungan yang tidak disetujui ini, Ibu Nunuk Sulistyowati sempat akan diasingkan ke Yogyakarta oleh keluarganya. Akan diasingkannya ke Yogyakarta karena Mbah Roro Yatini orang tua Ibu Nunuk Sulistyowati adalah orang Yogyakarta asli. Namun semua itu tidak terjadi karena Ibu Nunuk keras hati tidak mau.

2.3         Perjuangan Untuk Mempertahankan Hubungannya.
Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati terus memperjuangkan hubungan mereka sampai mendapat restu dari orang tua dan kakak dari Ibu Nunuk Sulistyowati. Mereka berdua terus memperjuangkan dan tidak mau untuk mengakhiri hubungan mereka walaupun orangtua Ibu Nunuk Sulistyowati menginginkan mereka untuk mengakhiri hubungan mereka. Bapak Misnadi terus-menerus mencoba meyakinkan orang tua dan kakak Ibu Nunuk Sulistyowati.
Sampai akhirnya hubungan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati direstui dan mereka berdua menikah. Namum pernikahan mereka tidak berlangsung di rumah Ibu Nunuk, melainkan di rumah Bapak Misnadi. Hal ini disebabkan karena kakak kandung Ibu Nunuk yang nomer 5 masih belum menikah. Sehingga pernikahan tersebut berlangsung di rumah Bapak Misnadi. Mungkin itu semua adalah adat di daerah Jawa.

2.4         Kehidupan Setelah Menikah.
Setelah pernikahan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati yang berlangsung di rumah Bapak Misnadi, mereka berdua tinggal dirumah orang tua Bapak Misnadi. Pada tahun 1994 mereka berdua dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Dyan Dianggra. Setelah anak pertama mereka berumur 18 bulan, Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk pindah untuk tinggal di rumah orang tua Ibu Nunuk Sulistyowati karena orang tua Ibu Nunuk pergi ke Yogyakarta. Dirumah orang tua Ibu Nunuk, mereka berdua tinggal serumah bersama kakak laki-laki dan adek perempuan Ibu Nunuk. Bapak Misnadi harus membiayai seluruh anggota di rumah karena kakak dan adek Ibu Nunuk masih belum bekerja. Bapak Misnadi yang dulunya sopir tebuan, pindah menjadi sopir truck makanan ayam. Bapak Misnadi bekerja menjadi sopir truck makanan ayam mulai pagi sampai malam, bahkan sering tidak pulang. Namun setelah orangtua dari Ibu Nunuk kembali ke Malang, Bapak Misnadi kembali lagi menjadi sopir tebuan.
Setelah orangtua dari Ibu Nunuk kembali ke Malang, timbul niatan untuk membuat rumah sendiri dari tanah warisan orang tua Ibu Nunuk. Bapak Misnadi membangun rumah dengan membangunnya sendiri tanpa menyewa tukang. Sampai rumahnya berdiri dan sudah jadi, Bapak Misnadi tidak menyewa satu tukangpun. Akhirnya mereka berdua tinggal dirumahnya sendiri dan sudah tidak lagi hidup satu rumah bersama orang tua Ibu Nunuk Sulistyowati.
Pada tahun 2003 Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati mempunyai anak. Anak itu bernama Tio Pramudika Maulana. Pada tahun 2007 Ibu Nunuk bekerja lagi di pabrik rokok Bentoel untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, karena gaji yang hanya dari Bapak Misnadi masih kurang untuk sehari-hari. Sampai saat ini keluarga itu sudah cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, walaupun kadang-kadang sempat kurang.















BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Awal  pertemuan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati adalah di sebuah pabrik rokok yang berada di daerah pakisaji kabupaten Malang. Saat itu Ibu Nunuk bekerja di pabrik itu sebagai bagian verpak. Setelah keduanya bertemu, keduanya berkenalan dan mulai saling kenal dan dekat.
Walaupun begitu hubungan Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati  tidak disetujui oleh orang tua dan saudara-saudara dari Ibu Nunuk sulistyowati. Penyebab tidak disetujuinya hubungan mereka karena Bapak Misnadi hanyalah seorang sopir tebuan yang kurang mapan dan gajiannya tidak tetap. Namun semua itu tidak menghalangi keduanya untuk terus melanjutkan dan memperjuangkan hubungan mereka. Mereka terus memperjuangkan hubungan mereka sampai akhirnya mereka menikah.
Setelah Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati menikah, kehidupan mereka sudah cukup untuk sehari-hari. Ibu Nunuk berhenti bekerja setelah menikah. Namun keaadan ekonomi mereka sudah cukup karena masih tidak ada yang dipikirkan dan masih belum mempunyai anak. Setelah  2 tahun menikah Bapak Misnadi memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Dyan Dianggra. Setelah itu 9 tahun kemudian Bapak Misnadi dan Ibu Nunuk Sulistyowati mempunyai anak kedua yang bernama Tio Pramudika Maulana.

3.2         Saran
Dalam menjalani kehidupan kita tidak boleh menganggap remeh. Karena didalam kehidupan tidak hanya ada kelancaran, tapi juga hambatan dan halangan. Jadi dalam menjalani kehidupan kita harus terus berhati-hati dan harus tetap berjuang untuk kehidupan kita jika terdapat hambatan dan halangan dalam kehidupan.



DAFTAR RUJUKAN

Narasumber
1.             Nama            :    Nunuk Sulistyowati
          TTL              :    Malang, 9 Februari 1974
          Pekerjaan      :    Buruh harian lepas
          Status           :    Menikah
Alamat          :    Sonosari RT 42 RW 07 Kebonagung Pakisaji Kabupaten Malang
2.             Nama            :    Yuli Lestariana
          TTL              :    Malang, 12 April 1979
          Pekerjaan      :    Ibu Rumah tangga
          Status           :    Menikah
Alamat          :    Sonosari RT 42 RW 07 Kebonagung Pakisaji Kabupaten Malang

















LAMPIRAN





Tidak ada komentar:

Posting Komentar