MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Ibu Indah Wahyu.,
S.Pd., M.Pd.
oleh
Bayu Anggo Eka Jurita
130731615722
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
SEJARAH
Desember 2013
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang..................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1
1.3
Tujuan...............................................................................................
1
1.4 Metode Sejarah.................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Awal berdirinya usaha dagang nenek Minarsih ............................... 4
2.2 Perkembangan usaha dagang nenek
Minarsih dari awal berdiri hingga sekarang 5
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan........................................................................................
8
3.2 Saran................................................................................................
8
DAFTAR RUJUKAN.....................................................................................
9
LAMPIRAN.................................................................................................... 10
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Keluarga
merupakan bagian terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri beberapa orang
yang dikepalai oleh seorang kepala keluarga yang tinggal bersama dan saling
ketergantungan satu dengan yang lainnya. Sejak pertama lahir, keluarga
merupakan kelompok pertama yang dihadapi oleh seorang individu, sebelum
individu tersebut terjun ke kelompok yang lebih besar yaitu masyarakat.
Keluarga
merupakan tempat pertama yang mengajarkan individu unuk bersosialisasi, mengenalkan
norma-norma dan segala hal aspek tentang kehidupan. Suatu keluarga pastilah
memiliki sejarah yang menarik yang dapat diceritakan kepada generasi penerus
keluarga. Dari sinilah saya tertarik untuk menulis sejarah keluarga saya,
terutama tentang sejarah awal berdirinya usaha dagang dari nenek saya.
1.2
Rumusan
Masalah
Makalah
ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana
awal berdirinya usaha dagang nenek Minarsih?
2. Bagaimana
perkembangan usaha dagang nenek Minarsih
dari awal berdiri hingga sekarang?
1.3
Tujuan
Makalah
ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui
awal berdirinya usaha dagang nenek
Minarsih.
2. Mengetahui
perkembngan usaha dagang nenek Minarsih dari awal berdiri hingga sekarang.
1.4 Metode
1. Pemilihan
topik
A. Kedekatan emosinal
Nenek
saya merupakan seorang pedagang, yang memulai usahanya dari berjualan dengan
tempat yang numpang di tempat orang
hingga sampai akhirnya dapat membeli tempat sendiri untuk berjualan. Maka dari
itu saya ingin mengatahui bagaimana sejarah berdirinya usaha tersebut hingga
berkembang sampai saat ini.
B. Kedekatan
intelektual
Untuk
mendukung makalah ini, saya mencari sumber-sumber baik sumber primer maupun
sumber sekunder. Pemilihan topik ini bertujuan, supaya pembaca mengetahui
bagaimana awal mula berdirinya suatu usaha hingga sampai bisa berkembang. Maka
dari itu pemilihan topik yang saya akan bahas adalah sejarah berdirinya dan
berkembangnya usaha dagang nenek saya.
2. Heuristik
Pengumpulan
data-data dan sumber-sumber yang saya dapat untuk pembahasan topik ini yaitu
sumber primer diperoleh dari wawancara langsung dengan nenek saya yang bernama
Minarsih, yang merupakan perintis dari usaha tersebut dan merupakan sumber
primer yang terlibat langsung dari masalah ini. Sedangkan sumber sekunder
diperoleh dari wawancara dengan Sriani dan Kandar yang merupakan anak dan
suaminya.
3. Kritik
A. Kritik
eksternal
Dari
sumber primer yaitu nenek Minarsih
memaparkan bahwa memang dulu sebelum memiliki toko sendiri beliau berjualan
dengan cara menumpang di emperan toko orang lain. Dan menurut sumber sekunder
yaitu Kandar dan Sriani memang benar dulu
sebelum memiliki toko sendiri nenek Minarsih menumpang berjualan di emperan
toko orang lain.
B. Kritik
internal
Dari
wawancara yang telah dilakukan dengan para narasumber bahwa nenek Minarsih
memulai usahanya dari menumpang ke orang lain hingga sampai akhirnya bisa
berdiri sendiri usahanya.
4. Interpretasi
Dari
data-data yang terkumpul dari sumber primer dan sumber sekunder, saya dapat
menginterpretasikan bahwa nenek Minarsih membuka usaha dengan cara menumpang tempat
kepada orang. Orang tersebut berbaik hati memberi tempat kepada nenek Minarsih
untuk berjualan dan menganggap nenek Minarsih bagian dari keluarga. Dengan kebaikan
orang tersebut nenek Minarsih selalu siap membantu jika orang tersebut
membutuhkan pertolongan, untuk sekedar berbalas budi.
Dirasa
sudah cukup tua akhirnya orang tersebut mewariskan usahanya kepada anaknya. Dan
kemudian anaknya menggantikan usahanya tersebut, namun tidak lama anaknya
menjalankan usaha ayahnya. Akhirnya toko tersebut dijual kepada nenek Minarsih
yang sudah dianggap keluarga dan kenal baik. Semenjak saat itulah nenek
Minarsih memulai usahanya dengan memiliki toko sendiri.
5. Historiografi
Pada
bab 1 penulis menjelaskan tentang bagaimana memperoleh data-data dan
fakta-fakta melalui wawancara secara langsung dengan sumber primer dan sumber
sekunder. Dan pada bab 2 menjelaskan tentang awal berdirinya usaha nenek
minarsih dan perkembangan usaha tersebut dari awal berdiri hingga saat ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Awal berdirinya usaha dagang nenek Minarsih
Awalnya nenek Minarsih hanya
berdagang di sebuah emperan pertokoan milik orang lain. Nenek Minarsih
berjualan minyak tanah dan jamu-jamuan tradisional, suaminya bekerja sebagai
petani. Nenek Minarsih memilki empat anak, satu laki-laki dan tiga perempuan.
Nenek Minarsih mulai berjualan
sekitar tahun 1975. Sekitar pukul 04.00 pagi nenek Minarsih sudah bersiap-siap
untuk mempersiapkan dagangannya. Dengan dibantu suaminya nenek Minarsih membawa
barang dagangannya ke tempat di mana nenek Minarsih berjualn yang jaraknya lumayan cukup jauh dari rumah.
Sungguh beruntung nenek Minarsih
bisa mendapat tempat untuk berjualan dari oranga lain, tanpa dipungut biaya.
Orang yang memberi tempat berjualan tersebut bernama pak Kartodriyo, dia juga
seorang pedagang. Pak Kartodriyo berjualan bunga-bunga untuk digunakan
berziarah ke kuburan dan juga untuk ritual-ritual tertentu adat Jawa.
Sekitar tahun 1985, pak Kartodriyo
mewariskan usahanya tersebut kepada anaknya yang bernama Arjo. Pak Arjo pun
akhirnya menggantikan usaha ayahnya tersebut.
Biasanya pak Arjo meminta bantuan tentang cara berdagang dari usaha
ayahnya tersebut kepada nenek Minarsih, karena pak Arjo belum begitu memahami
tentang berdagang bunga untuk digunakan ziarah ke kuburan dan
keperluan-keperluan lainya seperti ritual-ritual tertentu adat Jawa. Memang
sebelum usaha tersebut diwariskan ke pak Arjo, nenek Minarsih sering membantu
pak Kartodriyo sekedar untuk membalas kebaikan pak Kartodriyo yang telah
berbaik hati meminjamkan tempat kepada nenek Minarsih untuk berdagang. Sehingga
nenek Minarsih tahu tentang usaha-usaha pak Kartodriyo.
Pak
Arjo tidak lama menjanlankan usaha tersebut, mungkin hanya sekitar satu tahun pak Arjo menjalankan usaha
dari warisan usaha ayahnya. Sekitar tahun 1986, akhirnya toko tersebut dijual
dan nenek Minarsih pun membeli toko tersebut.
Sekitar tahun 1986 inilah, mulai
berdirinya usaha dagang nenek Minarsih. Nenek minarsih melanjutkan usaha dari
pak Kartodriyo, yang berjualan bunga untuk ziarah untuk ke kubur, ritual-ritual
tertentu adat Jawa dan ditambah berjulan jamu-jamuan tradisional yang memang
usaha nenek Minarsih dari awal berdagang.
Lama-lama jamu tradisional milik
nenek Minarsih mulai dikenal luas oleh orang. Selain itu jaga usaha dagang
bunganya pun juga mulai berkembang.
2.2 Perkembangan usaha
dagang nenek Minarsih dari awal
berdiri hingga sekarang
Sebelum memiliki toko sendiri,
nenek Minarsih hanya menumpang di
emperan toko milik orang lain yaitu toko milik pak Kartodriyo. Karena sudah
cukup lama menumpang di toko milik pak Kartodriyo dan sudah kenal dengan baik,
keluarga pak Kartodriyo pun , kushusnya ahli waris dari toko tersebut yaitu
anaknya pak Kartodriyo setuju menjual toko tersebut kepada nenek Minarsih.
Sejak saat itulah, nenek Minarsih
memiliki toko dan ini merupakan langakah awal untuk membangun usahanya menjadi
lebih berkembang lagi. Nenek Minarsih berjualan dengan meneruskan usaha dari
pak Kartodriyo, dan ditambah dengan usahanya sendiri.
Dari awal berdagang, nenek Minarsih
berjualan minyak tanah dan jamu-jamuan tradisional. Setelah memiliki toko
sendiri nenek Minarsih mulai berjualan berbagai barang-barang yang berhubungan
dengan adat Jawa. Ini dipat dari hasil belajar dari ibunya yang memang sangat
memegang teguh dengan adat Jawa.
Dari usaha pak Kartodriyo pun juga
diteruskan nenek Minarsih, yaitu berjualan bunga untuk digunakan berziarah ke
kuburan dan digunakan pula untuk ritual-ritual tertetu adat Jawa. Jenis bunga
yang perdagangkan ada banyak jenis, sesuai dengan fungsiya. Seperti kembang
boreh digunakan untuk berziarah ke kuburan, kembang telon digunakan untuk
ritual-ritual tertentu, kembang ini terdiri dari tiga macam bunga, dan kembang
tujuh warna yang digunakan untuk kebutuhan spiritual, yang terdiri dari tujuh
macam bunga.
Selain berjualan kembang untuk
fungsi tertentu, nenek Minarsih juga berjualan perlengkapan orang meninggal.
Perlengkapan ini terdiri dari kain mori, nisan, kembang, tikar, dan kendi serta
benda-benda yang dibutuhkan menurut adat Jawa. Selain itu juga nenek Minarsih
berjualan segala jamu tradisonal, yang paling terkenl dari salah satu jamu
tradisional tersebut adalah jamu cekokan. Jamu ini berkasiat untuk menambah
nafsu makan, dan jamu ini banyak dibeli oleh ibu-ibu untuk diberikan kepada
anak-anaknya yang nafsu makannya terganggu. Para ibu-ibu lebih suka membeli
jamu tradisional ini dibandingkan membeli obat berbahan kimia untuk menambah
nafsu makan. Karena jamu tradisonal milik nenek Minarsih ini merupakan buatan
sendiri dan berbahan baku tumbuh-tumbuhan alami sehingga lebih aman dikonsumsi
daripada obat-obatan berbahan kimia yang cenderung akan berdampak negatif jika
sering dikonsumsi.
Masih banyak barang-barang dan
alat-alat adat Jawa yang diperdagangkan nenek Minarsih untuk kebutuhan
tertentu. Sehingga toko milik nenek Minarsih ini dikenal dengan toko
tradisional, karena toko ini memperdagangkan segala barang-barang tradisional
dan berkaitan dengan adat Jawa.
Ada waktu-waktu tertentu yang paling rame dari toko milik nenek
Minarsih ini, yang pertama adalah hari jumat kliwon, karena pada hari jumat
kliwon banyak orang membeli barang-barang yang berkaitan dengan adat Jawa untuk
ritual tertentu dan juga untuk kebutuhan spiritual oleh
orang-orang tertentu. Yang kedua
adalah satu minggu sebelum masuk bulan Ramadhan dan satu minggu sebelum hari
raya Idul Fitri, kedua waktu ini disebut dengan istilah “prepekan”. Prepekan
merupakan ketika banyak orang yang berziarah ke kuburan untuk mendoakan arwah
para leluhur, dan disertai penebaran bunga. Sehingga pada waktu prepekan toko
milik nenek Minarsih sangat ramai dikunjungi pembeli untuk membeli kembang
boreh untuk digunakan proses penebaran bunga saat berziarah ke kuburan.
Biasanya pada waktu prepekan nenek
Minarsih bisa menghabiskan hingga 10 kg bunga dalam satu hari. Bunga-bunga ini
didapat dengan cara memesan pada orang-orang yang berjualan bunga.
Toko milik nenek Minarsih meskipun
merupakan toko yang memperdagangkan barang-barang tradisional, namun masih bisa
bertahan dan bersaing dengan toko-toko lain yang sudah modern dan juga memperdagangkan
barang-barang modern, hingga sekarang ini bahkan toko nenek Minarsih rame
dikunjungi pembeli. Dari usaha dagang ini nenek Minarsih dikatakan cukup
sukses, karena dari usaha ini beliau dapat menyekolahkan keempat anaknya dan
dari keempat anaknya tersebut tiga orang anak nenek Minarsih dapat mengenyam
pendidikan hingga perguruan tinggi.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Untuk memperoleh sesuatu memang harus
dilakukan pengorbanan dan perjuangan yang tidak mudah. Seperti halnya nenek
Minarsih dalam membangun usahanya harus
diperlukan pengorbanan dan perjuangan. Dari makalah yang saya tulis ini mengenai sejarah usaha
dagang nenek Minarsih memiliki beberapa kesimpulan sebagi berikut.
·
Nenek Minarsih memulai
berdagang hanya dengan menumpang di tempat orang lain, hingga sampai akhirnya
bisa membeli tempat tersebut untuk dijadikan tempat usahanya sendiri.
·
Toko milik nenek
Minarsih dikatakan sudah cukup lama berdagang
mulai tahun 1986 hingga sekarng
ini, namun toko ini hingga sekarang masih bisa bertahan bahkan ramai dikunjungi
pembeli, meskipun hanya memperdagangkan barang-barang tradisional adat Jawa.
3.2 Saran
Tak
ada gading yang tak retak. Dan tak selalu yang berkilau itu indah, termasuk
tulisan ini. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dari pembaca demi
perbaikan karya- karya di masa mendatang. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca, penulis dan semuanya khususnya di dunia pendidikan.
DAFTAR
RUJUKAN
1.
Nama : Kandar
TTL : Tulungagung, 15 November 1930
Alamat : Ds. Panjerejo RT 04 RW
06, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung
Pekerjaan
:
Petani
2.
Nama :
Minarsih
TTL : Tulungagung, 9 Juni 1942
Alamat
: Ds. Panjerejo RT 04 RW 06,
Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung
Pekerjaan
: Pedagang
3.
Nama :
Sriani
TTL : Tulungagung, 13 September
1963
Alamat
: Ds. Karangsari RT 03 RW 04,
Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung
Pekerjaan
: Guru
LAMPIRAN
Foto nenek Minarsih bersama Kandar suaminya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar