Minggu, 08 Desember 2013



SEJARAH USAHA DAGANG NENEK MINARSIH

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Ibu Indah Wahyu., S.Pd., M.Pd.

oleh
Bayu Anggo Eka Jurita
130731615722





 








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Desember  2013



DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan............................................................................................... 1
1.4 Metode Sejarah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Awal berdirinya usaha dagang nenek Minarsih ...............................  4
2.2 Perkembangan usaha dagang  nenek Minarsih dari awal berdiri  hingga sekarang 5
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan........................................................................................ 8
3.2  Saran................................................................................................ 8
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................... 9
LAMPIRAN.................................................................................................... 10






BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri beberapa orang yang dikepalai oleh seorang kepala keluarga yang tinggal bersama dan saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Sejak pertama lahir, keluarga merupakan kelompok pertama yang dihadapi oleh seorang individu, sebelum individu tersebut terjun ke kelompok yang lebih besar yaitu masyarakat.
Keluarga merupakan tempat pertama yang mengajarkan individu unuk bersosialisasi, mengenalkan norma-norma dan segala hal aspek tentang kehidupan. Suatu keluarga pastilah memiliki sejarah yang menarik yang dapat diceritakan kepada generasi penerus keluarga. Dari sinilah saya tertarik untuk menulis sejarah keluarga saya, terutama tentang sejarah awal berdirinya usaha dagang dari nenek saya.

1.2  Rumusan Masalah
Makalah ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Bagaimana awal berdirinya usaha dagang nenek Minarsih?
2.      Bagaimana perkembangan usaha dagang  nenek Minarsih dari awal berdiri  hingga sekarang?

1.3  Tujuan
Makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1.      Mengetahui awal berdirinya usaha dagang  nenek Minarsih.
2.      Mengetahui perkembngan usaha dagang  nenek Minarsih  dari awal berdiri hingga sekarang.




1.4 Metode
1.      Pemilihan topik
A.    Kedekatan  emosinal
Nenek saya merupakan seorang pedagang, yang memulai usahanya dari berjualan dengan tempat yang  numpang di tempat orang hingga sampai akhirnya dapat membeli tempat sendiri untuk berjualan. Maka dari itu saya ingin mengatahui bagaimana sejarah berdirinya usaha tersebut hingga berkembang sampai saat ini.

B.     Kedekatan intelektual
Untuk mendukung makalah ini, saya mencari sumber-sumber baik sumber primer maupun sumber sekunder. Pemilihan topik ini bertujuan, supaya pembaca mengetahui bagaimana awal mula berdirinya suatu usaha hingga sampai bisa berkembang. Maka dari itu pemilihan topik yang saya akan bahas adalah sejarah berdirinya dan berkembangnya usaha dagang nenek saya.
2.      Heuristik
Pengumpulan data-data dan sumber-sumber yang saya dapat untuk pembahasan topik ini yaitu sumber primer diperoleh dari wawancara langsung dengan nenek saya yang bernama Minarsih, yang merupakan perintis dari usaha tersebut dan merupakan sumber primer yang terlibat langsung dari masalah ini. Sedangkan sumber sekunder diperoleh dari wawancara dengan Sriani dan Kandar yang merupakan anak dan suaminya.
3.      Kritik
A.    Kritik eksternal
Dari sumber primer  yaitu nenek Minarsih memaparkan bahwa memang dulu sebelum memiliki toko sendiri beliau berjualan dengan cara menumpang di emperan toko orang lain. Dan menurut sumber sekunder


 yaitu Kandar dan Sriani memang benar dulu sebelum memiliki toko sendiri nenek Minarsih menumpang berjualan di emperan toko orang lain.
B.     Kritik internal
Dari wawancara yang telah dilakukan dengan para narasumber bahwa nenek Minarsih memulai usahanya dari menumpang ke orang lain hingga sampai akhirnya bisa berdiri sendiri usahanya.
4.      Interpretasi
Dari data-data yang terkumpul dari sumber primer dan sumber sekunder, saya dapat menginterpretasikan bahwa nenek Minarsih membuka usaha dengan cara menumpang tempat kepada orang. Orang tersebut berbaik hati memberi tempat kepada nenek Minarsih untuk berjualan dan menganggap nenek Minarsih bagian dari keluarga. Dengan kebaikan orang tersebut nenek Minarsih selalu siap membantu jika orang tersebut membutuhkan pertolongan, untuk sekedar berbalas budi.
Dirasa sudah cukup tua akhirnya orang tersebut mewariskan usahanya kepada anaknya. Dan kemudian anaknya menggantikan usahanya tersebut, namun tidak lama anaknya menjalankan usaha ayahnya. Akhirnya toko tersebut dijual kepada nenek Minarsih yang sudah dianggap keluarga dan kenal baik. Semenjak saat itulah nenek Minarsih memulai usahanya dengan memiliki toko sendiri.
5.      Historiografi
Pada bab 1 penulis menjelaskan tentang bagaimana memperoleh data-data dan fakta-fakta melalui wawancara secara langsung dengan sumber primer dan sumber sekunder. Dan pada bab 2 menjelaskan tentang awal berdirinya usaha nenek minarsih dan perkembangan usaha tersebut dari awal berdiri hingga saat ini.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Awal berdirinya usaha dagang nenek Minarsih
Awalnya nenek Minarsih hanya berdagang di sebuah emperan pertokoan milik orang lain. Nenek Minarsih berjualan minyak tanah dan jamu-jamuan tradisional, suaminya bekerja sebagai petani. Nenek Minarsih memilki empat anak, satu laki-laki dan tiga perempuan.
Nenek Minarsih mulai berjualan sekitar tahun 1975. Sekitar pukul 04.00 pagi nenek Minarsih sudah bersiap-siap untuk mempersiapkan dagangannya. Dengan dibantu suaminya nenek Minarsih membawa barang dagangannya ke tempat di mana nenek Minarsih berjualn yang  jaraknya lumayan cukup jauh dari rumah.
Sungguh beruntung nenek Minarsih bisa mendapat tempat untuk berjualan dari oranga lain, tanpa dipungut biaya. Orang yang memberi tempat berjualan tersebut bernama pak Kartodriyo, dia juga seorang pedagang. Pak Kartodriyo berjualan bunga-bunga untuk digunakan berziarah ke kuburan dan juga untuk ritual-ritual tertentu adat Jawa.
Sekitar tahun 1985, pak Kartodriyo mewariskan usahanya tersebut kepada anaknya yang bernama Arjo. Pak Arjo pun akhirnya menggantikan usaha ayahnya tersebut.  Biasanya pak Arjo meminta bantuan tentang cara berdagang dari usaha ayahnya tersebut kepada nenek Minarsih, karena pak Arjo belum begitu memahami tentang berdagang bunga untuk digunakan ziarah ke kuburan dan keperluan-keperluan lainya seperti ritual-ritual tertentu adat Jawa. Memang sebelum usaha tersebut diwariskan ke pak Arjo, nenek Minarsih sering membantu pak Kartodriyo sekedar untuk membalas kebaikan pak Kartodriyo yang telah berbaik hati meminjamkan tempat kepada nenek Minarsih untuk berdagang. Sehingga nenek Minarsih tahu tentang usaha-usaha pak Kartodriyo.



Pak Arjo tidak lama menjanlankan usaha tersebut, mungkin hanya  sekitar satu tahun pak Arjo menjalankan usaha dari warisan usaha ayahnya. Sekitar tahun 1986, akhirnya toko tersebut dijual dan nenek Minarsih pun membeli toko tersebut.
Sekitar tahun 1986 inilah, mulai berdirinya usaha dagang nenek Minarsih. Nenek minarsih melanjutkan usaha dari pak Kartodriyo, yang berjualan bunga untuk ziarah untuk ke kubur, ritual-ritual tertentu adat Jawa dan ditambah berjulan jamu-jamuan tradisional yang memang usaha nenek Minarsih dari awal berdagang.
Lama-lama jamu tradisional milik nenek Minarsih mulai dikenal luas oleh orang. Selain itu jaga usaha dagang bunganya pun juga mulai berkembang.

2.2 Perkembangan usaha dagang  nenek Minarsih dari awal berdiri  hingga sekarang
Sebelum memiliki toko sendiri, nenek  Minarsih hanya menumpang di emperan toko milik orang lain yaitu toko milik pak Kartodriyo. Karena sudah cukup lama menumpang di toko milik pak Kartodriyo dan sudah kenal dengan baik, keluarga pak Kartodriyo pun , kushusnya ahli waris dari toko tersebut yaitu anaknya pak Kartodriyo setuju menjual toko tersebut kepada nenek Minarsih.
Sejak saat itulah, nenek Minarsih memiliki toko dan ini merupakan langakah awal untuk membangun usahanya menjadi lebih berkembang lagi. Nenek Minarsih berjualan dengan meneruskan usaha dari pak Kartodriyo, dan ditambah dengan usahanya sendiri.
Dari awal berdagang, nenek Minarsih berjualan minyak tanah dan jamu-jamuan tradisional. Setelah memiliki toko sendiri nenek Minarsih mulai berjualan berbagai barang-barang yang berhubungan dengan adat Jawa. Ini dipat dari hasil belajar dari ibunya yang memang sangat memegang teguh dengan adat Jawa.



Dari usaha pak Kartodriyo pun juga diteruskan nenek Minarsih, yaitu berjualan bunga untuk digunakan berziarah ke kuburan dan digunakan pula untuk ritual-ritual tertetu adat Jawa. Jenis bunga yang perdagangkan ada banyak jenis, sesuai dengan fungsiya. Seperti kembang boreh digunakan untuk berziarah ke kuburan, kembang telon digunakan untuk ritual-ritual tertentu, kembang ini terdiri dari tiga macam bunga, dan kembang tujuh warna yang digunakan untuk kebutuhan spiritual, yang terdiri dari tujuh macam bunga.
Selain berjualan kembang untuk fungsi tertentu, nenek Minarsih juga berjualan perlengkapan orang meninggal. Perlengkapan ini terdiri dari kain mori, nisan, kembang, tikar, dan kendi serta benda-benda yang dibutuhkan menurut adat Jawa. Selain itu juga nenek Minarsih berjualan segala jamu tradisonal, yang paling terkenl dari salah satu jamu tradisional tersebut adalah jamu cekokan. Jamu ini berkasiat untuk menambah nafsu makan, dan jamu ini banyak dibeli oleh ibu-ibu untuk diberikan kepada anak-anaknya yang nafsu makannya terganggu. Para ibu-ibu lebih suka membeli jamu tradisional ini dibandingkan membeli obat berbahan kimia untuk menambah nafsu makan. Karena jamu tradisonal milik nenek Minarsih ini merupakan buatan sendiri dan berbahan baku tumbuh-tumbuhan alami sehingga lebih aman dikonsumsi daripada obat-obatan berbahan kimia yang cenderung akan berdampak negatif jika sering dikonsumsi.
Masih banyak barang-barang dan alat-alat adat Jawa yang diperdagangkan nenek Minarsih untuk kebutuhan tertentu. Sehingga toko milik nenek Minarsih ini dikenal dengan toko tradisional, karena toko ini memperdagangkan segala barang-barang tradisional dan berkaitan dengan adat Jawa.
Ada waktu-waktu tertentu  yang paling rame dari toko milik nenek Minarsih ini, yang pertama adalah hari jumat kliwon, karena pada hari jumat kliwon banyak orang membeli barang-barang yang berkaitan dengan adat Jawa untuk ritual tertentu dan juga untuk kebutuhan spiritual oleh


orang-orang tertentu. Yang kedua adalah satu minggu sebelum masuk bulan Ramadhan dan satu minggu sebelum hari raya Idul Fitri, kedua waktu ini disebut dengan istilah “prepekan”. Prepekan merupakan ketika banyak orang yang berziarah ke kuburan untuk mendoakan arwah para leluhur, dan disertai penebaran bunga. Sehingga pada waktu prepekan toko milik nenek Minarsih sangat ramai dikunjungi pembeli untuk membeli kembang boreh untuk digunakan proses penebaran bunga saat berziarah ke kuburan.
Biasanya pada waktu prepekan nenek Minarsih bisa menghabiskan hingga 10 kg bunga dalam satu hari. Bunga-bunga ini didapat dengan cara memesan pada orang-orang yang berjualan bunga.
Toko milik nenek Minarsih meskipun merupakan toko yang memperdagangkan barang-barang tradisional, namun masih bisa bertahan dan bersaing dengan toko-toko lain yang sudah modern dan juga memperdagangkan barang-barang modern, hingga sekarang ini bahkan toko nenek Minarsih rame dikunjungi pembeli. Dari usaha dagang ini nenek Minarsih dikatakan cukup sukses, karena dari usaha ini beliau dapat menyekolahkan keempat anaknya dan dari keempat anaknya tersebut tiga orang anak nenek Minarsih dapat mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk memperoleh sesuatu memang harus dilakukan pengorbanan dan perjuangan yang tidak mudah. Seperti halnya nenek Minarsih  dalam membangun usahanya harus diperlukan pengorbanan dan perjuangan. Dari makalah  yang saya tulis ini mengenai sejarah usaha dagang nenek Minarsih memiliki beberapa kesimpulan sebagi berikut.
·                Nenek Minarsih memulai berdagang hanya dengan menumpang di tempat orang lain, hingga sampai akhirnya bisa membeli tempat tersebut untuk dijadikan tempat usahanya sendiri.
·                Toko milik nenek Minarsih dikatakan sudah cukup lama berdagang  mulai tahun 1986  hingga sekarng ini, namun toko ini hingga sekarang masih bisa bertahan bahkan ramai dikunjungi pembeli, meskipun hanya memperdagangkan barang-barang tradisional adat Jawa.
3.2 Saran
Tak ada gading yang tak retak. Dan tak selalu yang berkilau itu indah, termasuk tulisan ini. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dari pembaca demi perbaikan karya- karya di masa mendatang. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, penulis dan semuanya khususnya di dunia pendidikan.







DAFTAR RUJUKAN

1.      Nama                           : Kandar
TTL                             : Tulungagung, 15 November 1930
Alamat                        : Ds. Panjerejo RT 04 RW 06, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung
Pekerjaan                     : Petani

2.      Nama               : Minarsih
TTL                 : Tulungagung, 9 Juni 1942
Alamat            : Ds. Panjerejo RT 04 RW 06, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung
Pekerjaan        : Pedagang

3.      Nama               : Sriani
TTL                 : Tulungagung, 13 September 1963
Alamat            : Ds. Karangsari RT 03 RW 04, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung
Pekerjaan        : Guru 



LAMPIRAN

Foto nenek Minarsih bersama  Kandar suaminya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar