Minggu, 15 Desember 2013

revisi kelompok 9



PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN SEJARAH


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ilmu Sejarah
Yang dibina oleh Bapak Prof. Hariyono, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 9 Offering B

1.      Agus Mahardika Emas                             (130731602287)
2.      Karolina Setia                                           (130731607284)
3.      Rikha Lilafatu Rohmaya                          (130731607229)

 





UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Desember 2013




DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................... i                                                                           
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2         Topik bahasan................................................................................ ........ 2
1.3         Tujuan..................................................................................................... 2         

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1         Pengertian Prinsip Pembelajaran Sejarah................................................ 3
2.2         Hakikat Pembelajaran Sejarah................................................................ 6
2.3         Sumber  Pembelajaran Sejarah................................................................ 10
2.4         Kurikulum 2013...................................................................................... 12
2.5         Karaketeristik Pendekatan Scientifik dalam Kurikulum 2013...... ........ 17
BAB 3 PENUTUP
3.1         Kesimpulan............................................................................................. 19
3.2         Saran....................................................................................................... 19
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................... 20







BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran sejarah merupakan salah satu wahana untuk mencerdaskan bangsa dalam arti luas yang bersifat pada masa lampau yang di analisis untuk masa kini dan diproyeksi merencanakan kehidupan masa depan. Prinsip-prinsip pembelajaran sejarah juga terbagi menjadi dua yaitu ekstern(faktor yang berasal dari luar individu) dan intern(faktor yang berasal dari dalam individu). Menurut Prof.Dr.A Chaedaralwasilah bahwa pembelajaran yaitu belajar (learning),mengajar (teaching),dan pembelajaran (instruction).
Dengan mengetahui lebih lanjut mengenai prinsip-prinsip pembelajaran sejarah kami dapat meneliti apa saja faktor yang mendukung dalam proses pembelajaran dan mengetahui aspek-aspek pembelajaran, siapa saja yang berperan dan sumber metode pembelajaran yang efektif dan efisien agar siswa yang diberi pelajaran mampu berperan aktif dalam proses tersebut. Teknik-teknik dan prinsip dalam pengajaran dari seorang dosen/guru pun sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan proses mengajar, sangat diharapkan seorang pengajar juga mampu mengetahui dengan jeli akan bagaimana lingkungan yang mendukung efisiensi pembelajaran oleh karakteristik masing-masing siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Dalam proses pembelajaran sejarah pada khususnya juga harus mempunyai teknik atau metode agar pemahaman siswa akan pelajaran sejarah itu sendiri tidak hanya bisa dipahami oleh siswa melainkan bisa memberi manfaat untuk pembentukan karakteristik remaja yang mempunyai semangat meneruskan perjuangan pahlawan di masa lalu dengan menggunakan pedoman pembelajaran yang positif.


1.2) Topik Bahasan
Dalam pembuatan makalah ini kami bermaksud mengetahui tata cara atau prinsip pembelajaran yang dilaksanakan dalam sebuah instansi pembelajaran yang dilakukan oleh seorang Dosen kepada muridnya, diantaranya apakah yang dimaksud dengan prinsip pembelajaran sejarah, bagaimana pembelajaran sejarah disekolah dan apa saja sumber pembelajaran sejarah, bagaimana kurikulum 2013 diterapkan dan bagaiman pendekatan saintifik itu.

1.3) Tujuan
1)             Untuk mengetahui sejauh mana pelajar atau pengajar mengetahui tentang prinsip-prinsip pembelajaran sejarah.
2)             Agar pelajar atau pengajar mengetahui secara luas tentang prinsip-prinsip pembelajaran sejarah.
3)             Untuk mengetahui proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
4)             Untuk mengetahui kurikulum 2013.
5)             Untuk mengetahui pendekatan saintifik dalam pembelajaran.















BAB II
 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Prinsip Pembelajaran Sejarah
Sebelum kita mengerti apa pengeritan prinsip pembelajaran sejarah kita harus paham dulu apa pengertian dari sejarah dan hakikatanya seperti halnya yang dijelaskan oleh ( Kochhar, 2008).
Istilah history (sejarah) diambil dari kata historia dalam bahasa Yunani yang berarti “informasi” atau “penelitian yang ditujukan untuk memperoleh kebenaran”. Sejarah pada masa itu hanya berisi tentang “manusia-kisahnya”-kisah tentang usaha-usahanya dalam memenuhi kebutuhannya untuk menciptakan kehidupan yang tertib dan teratur, kecintaannya akan kemerdekaan, serta kehausannya akan keindahan dan pengetahuan.
Selain itu Kochhar, (2008) juga memberikan pengertian tentang Hakikat sejarah.
   Sejarah adalah ilmu tentang manusia. Sejarah berkaitan dengan ilmu hanya apabila sejarah menkaji tentang kerja keras manusia dan pencapaian yang di perolehnya. Sejarah menguamakan kajian tentang orang-orang yang “ menaklukan daratan dan lautan tanpa beristiahat” dari pada mereka yang “berdiri dan menunggu”. Sejarah mengkaji manusia dalam lingkup waktu. Waktu merupakan unsur esensial dalam sejarah. Sejarah berkaitan dengan rangkaian peristiwa, dan setiap peristiwa terjadi dalam lingkup waktu tertentu. Sejarah mengkaji manusia dalam lingkup ruang. Baik sebagai individu maupn bangsa, manusia dipelajari alam konteks lingkungan fisik dan geografis. Sejarah menjelaskan masa kini. Masa kini merupakan susunan  peristiwa masa lampau.
Tugas sejarah adalah menjelaskan evolusi lahirnya masa kini tersebut. Sejarah merupakan dialog antara peristiwa masa lampau dan perkembangan ke masa depan. Interpretasi terhadap masa lampau dilakukan sejarawan, seleksinya terhadap peristiwa yang signifikan dan relevan, membuka kesadaran akan timbulnya tujuan-tuuan baru kemasa depan. Sejarah merupakan cerita tentang pembangunan kesadaran manusia, baik dalam aspek individual maupaun kolektif. Pembangunan ari zaman batu sampai zaman modern, perkembngan kesadran kota yunani, dan kebangsaan india, sistem pertanian komunal israel, atau proses penemuan identitas diri suatu bangsa.
            Jadi, sebelum kita paham akan arti dari Prinsip Pembelajaran Sejarah kita harus tau seluk beluk sejarah dalam arti luas agar kita bisa tau dan mengerti betul apa yang sebenarnya di bahas dan di pelajaridalam sejarah. Setelah kita paham pengertian sejarah dan hakikatnya maka kita langsung kepada Pngertian Prinsip Pembelajaran Sejarah sendiri seperti yang dijelaskan oleh Sutjiainingsih, (1995:1) menurut beliau
Sejarah merupakan wadah untuk mendorong terbentuknya karakteristik mahasiswa tentang pentingnya sejarah leluhur bangsa. Terciptanya bangsa yang besar yaitu dengan tatap menghargai sejarah bangsanya sendiri dari awal-awal perjuangan melawan penjajah sampai dengan terciptanya kemerdekaan suatu bangsa. Pengajaran sejarah bersifat meneliti kehidupan masa lampau yang didukung dengan penemuan-penemuan masa lampau/prasejarah.



Prinsip pembelajaran sejarah sejarah adalah salah satu wahana untuk mencerdaskan bangsa. Dengan sifatnya yang unik, sejarah perpijak pada fakta masa lampau yang di analisis untk memahami masa kini dan diproyeksikan untuk merencanakan kehidupan masa depan.
Dengan adanya prinsip pembelajaran sejarah kita bisa tahu metode belajar sejarah yang bagai manakah yang kita inginkan, prinsip-prinsip pembelajaran sejarah memberi pengetahuan tentang sejarah dan seluk- beluknya sesuai kebutuhan.
           

.


2.2  Pembelajaran Sejarah
2.2.1 Hakikat Pembelajaran
Menurut Prof.Dr.A Chaedar alwasilah, MA memberikan batasan terhadap istilah belajar,mengajar, dan pembelajaran, yaitu: belajar (learning), mengajar (teaching), dan pembelajaran (instruction). Pada hakikatnya pembelajaran adalah proses mengajar dengan metode dan teknik yang berbeda-beda, salah satunya dengan tanya jawab antara mahasiswa dengan Dosen. Dengan teknik berkelompok, sehingga dengan berkelompok dapat berkomunikasi mahasiswa bisa saling bertukar pikiran satu sama lain. Pembelajaran adalah proses memberi informasi dengan mengelola lingkungan pembelajaran dengan efektif dan efisien (Abdul Rohman :2008). Maksudnya, dalam menjalankan proses belajar mengajar, pembimbing tidak saja harus mengajar pengetahuan kepada siswa, namun juga harus mengajarkan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Mengajar juga disebut membimbing pengalaman anak, bagaimana agar anak tersebut dapat aktif beraktivitas dalam lingkungannya. Dari pembimbingan pengalaman tersebut diharapkan anak memperoleh kecakapan, sikap dan karakter yang baik, sehingga siswa dapat mengembangkan mentalnya untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan dan bisa bisa mengembangkan bakatnya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi pengalaman dengan lingkungan itulah yang harus diberikan pembimbing kepada anak didik, karena sumber dari belajar itu sendiri adalah pengalaman agar siswa nantinya selain dapat pengetahuan yang maksimal juga dapat mengahadapi masalah-masalah dalam kehidupannya. Selain itu, siswa dapat terjun kedalam lingkungan soialnya, menerapkan norma-norma, pikiran, dan perasaanya  kedalam pribadi anak tersebut.



2.2.2 Status Mata Pelajaran Sejarah
Terdapat beberapa diskusi tentang tujuan pembelajaran sejarah yang diajarkan dalam organisasi pendidikan di Indonesia. Dari diskusi tersebut terdapat tujuan bahwa untuk mewujudkan sejarah dalam skema pendidikan, sejarah perlu diajarkan sampai kelas sepuluh. Menyesuaikan dengan pola pendidikan baru, sejarah yang diajarkan di sekolah dasar menjadi bagian dari ilmu sosial, kisah-kisah dan cerita dari tokoh dan peristiwa umumnya yang akan dipelajari. Di kelas bawah dan menengah sejarah dipelajari sebagai bagian dari ilmu sosial. Di kelas menengah sejarah yang diajarkan yaitu sejarah tentang kehidupan peradaban masyarakat India dimulai dari zaman prasejarah sampai perkembangan saat ini.
Pendekatannya tentang sejarah dinasti ke kondisi sosial dan ekonomi serta aspek kebudayaannya. Menurut teori Patel dalam Kochher (2008:21) silabus sejarah yang dianjurkan sebagai berikut: Kelas VI-India Kuno; Kelas VII-India Madya; Kelas VIII-India Modern. Sedangkan untuk kelas IX dan X juga diajarkan pelajaran tentang Sejarah Umat Manusia yang dimulai dari zaman prasejarah. Pada prinsipnya pembelajaran yang diajarkan mengenai pertumbuhan status sosial dan perkembangan pengetahuan dan budaya.
Perkembangan historis dari negara-negara didunia pun juga dipelajari, namun materi yang diajarkan dari historis tersebut khusus bagi negara yang yang mempunyai nilai penting bagi sejarah pada umat manusia pada umumnya,  “sebagai tambahan dalam konteks ini, gerakan kaum sosialis, perang dunia, bangkitnya Asia, Afrika, Amerika Latin, dan masalah perdamaian dan kerja sama internasional serta tata ekonomi baru diperkenalkan ...” (Kochhar, 2008:21).Dari pernyataan tersebut materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya dari aspek  politik sejarah, namun juga pada aspek ekonominya sehinnga para siswa mengetahui perkembangan dunia masa sekarang serta masalah yang terjadi pada negara tersebut pada saat ini. Jadi, sejarah merupakan mata pelajaran inti yang harus diajarkan sampai tingkat sepuluh sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dalam dunia pendidikan.

2.2.3 Penyeleksian Materi Pelajaran Untuk Tingkatan Yang Berbeda
Teori yang digunakan untuk menyeleksi materi pelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Teori zaman kebudayaan dari Stanley Hall
Teori ini menerangkan bahwa perkembangan mental setiap individu merupakan kesimpulan dari perkembangan mental umat manusia. Kochhar (2008:70) menyimpulakan teori ini dengan teori dalam sejarah maka dapat dijelaskan “ sejarah anak-anak cocok untuk anak-anak, sejarah remaja cocok untuk para remaja, sejarah pemuda cocok untuk para pemuda,dan sejarah orang dewasa cocok untuk orang-orang dewasa”. Jadi, dalam penerapannya sejarah harus menyesuaikan dengan umur dan kemampuan dari siswanya. Berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sejarah zaman kuno untuk anak sekolah dasar, sejarah zaman madya untuk anak kelas menengah pertama, dan sejarah modern untuk anak kelas menengah atas. Diasumsikan bahwa tidak sulit untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan kehidupan manusia pada zaman primitif, tetapi untuk tahap berikutnya permasalahan menjadi semakin kompleks dan tahap perkembangannya menjadi semakin sulit.

2.      Pendekatan Biografis
Secara umum kita ketahui bahwa sejarah berisi tentang tokoh-tokoh besar dan tentang kehebatan dari tokoh tersebut, baik tentang tindakannya maupun tentang inspirasi yang mereka berikan. Berdasarkan teori pendekatan Biografis ini, sejarah diajarkan  sebagai cerita dari orang-orang besar dinegeri kita dengan kronologis.
Pada tahap awalnya, sejarah yang sering dimengerti oleh anak-anak  adalah sejarah yang mengisahkan tentang tokoh-tokohnya dan  mengenai prinsip-prinsipnya saja, sehingga sejarah awalnya sudah memberikan wawasan kepada anak dan pada tahap berikutnya mereka akan lebih menyiapakan diri untuk mengetahui gerak sejarah lebih jauh. Oleh karena dalam memberikan gagasan kepada anak diperlukan tokoh yang tepat, tidak hanya tokoh dari dalam negara kita sendiri tetapi juga dari seluruh dunia yang layak untuk kita pelajari. Tokoh tersebut dapat juga dari para ilmuwan, penemu, seniman, tokoh agama dan yang lainnya juga perlu untuk dipelajari.
3.      Teori Psikologi
Teori ini menyinggung tentang sasaran materi yang memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan tingkat perkembangan mentalnya. Teori ini memiliki 3 proses tahapan pembelajaran, yaitu: tokoh, peristiwa, dan gagasan.  Tahap yang paling awal adalah tokoh, untuk pemikiran anak-anak tokoh akan lebih mudah dipahami, tokoh yang diakui berdasarkan dokumen-dokumen dan diakui semua pihak. Pada tahap berikutnya yaitu peristiwa, peristiwa tentang tindakan dari para tokoh dan yang akan dipelajari oleh siswa. Menurut Edward Gibbon dalam Khochhar (2008:74) “berbagai peristiwa sejarah mengubah wajah bumi jauh lebih dahsyat daripada banjir dan gempa bumi”. Artinya berbagai peristiwa sejarah yang disampaikan kepada anak-anak memililiki imajinasi kuat sehingga mereka tertarik dengan fakta sejarah. Pada tahap ketiga yaitu gagasan yang selalu mendorong manusia menuju gagasan besar ke tujuan puncak peradaban. Gagasan yaitu dasar pemikiran yang dilakukan para tokoh dalam berbagai peristiwa. Dalam teori psikologi ini pembelajaran sejarah dapat dilaksanakan apabila kita menggunakan tahap dari tokoh-peristiwa-dan gagasan. Oleh karena itu, teori ini juga memiliki spiral kumulatif melalui tiga tahap, tahap pertama anak anak disekolah dasar belajar sejarah melalui tokoh-tokoh, anak-anak yang lebih besar di sekolah menengah pertama belajar sejarah melalui peristiwa, sedangkan anak di sekolah menengah atas belajar sejarah melaui gagasan.



2.3 Sumber Pembelajaran Sejarah
Sumber pembelajaran adalah sarana pembelajaran dan pengajaran yang sangat penting (Kochhar, 2008:160). Ini berarti bahwa seorang pendidik harus bisa mengembangkan sumber-sumber pembelajaran yang ada misalnya dari buku cetak untuk menambah atau memperjelas apa yang dijelaskan didalam buku tersebut, siswa juga diharapkan dapat menambah wawasan dan minat belajar melalui sumber pembelajaran yang disediakan oleh pihak sekolah. Menurut Kochhar (2008:161 ) sumber pembelajaran dibagi menjadi 3 sumber.
1.      Buku Cetak
 Semua buku yang digunakan sebagai dasar atau bagian dari dasar fokus pembelajaran bisa disebut buku cetak (Kochhar, 2008). Buku ini berisi pengetahuan yang dipilih sebagai bahan dasar untuk pembelajaran dan tersusun secara sistematis. Buku cetak ini juga disusun dengan topik-topik pembelajaran yang utuh dan terkait satu sama lain, serta harus disesuaikan dengan kemampuan tingkat siswa dan diusahakan penuh dengan keanekaragaman perlengkapan dari isi buku ini agar dapat memenuhi fungsi dari proses belajar. Hal yang membedakan antara buku cetak dengan buku biasa adalah dalam hal teknik dan motif belajar-mengajar yang diinstruksikan. Buku cetak menjadi suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan sampai saat ini, serta menjadi alat bantu dalam pembelajaran sejarah yang sangat diperlukan.
2.      Bahan Bacaan Pelengkap
Bahan bacaan pelengkap digunakan untuk memberikan nilai tambah pada buku cetak dan apa saja yang disampaikan oleh pembimbing. Disini buku bacaan pelengkap bersifat memberikan keterangan-keterangan tambahan untuk topik utamanya.
Siswa yang dianggap belum memahami buku cetak dapat menggunakan penjelasan yaitu dari bacaan pelengkap ataupun dengan bantuan guru.
Jadi, bacaan pelengkap merupakan nilai tambah untuk memperluas lingkup yang dipelajari.
3.      Buku Latihan
Buku latihan digunakan untuk mengukur sebagaimana jauh kemampuan siswa untuk memahami apa yang telah diajarkan. Dengan mengerjakan tugas-tugas dari buku latihan siswa diharapkan dapat lebih mengarah kepada konsep yang ada dalam buku crtak. Misalnya kita memberikan latihan kepada siswa tentang gambar dari beberapa alat senjata kuno dan siswa dianjurkan untuk bisa menebak apa alat senjata kuno tersebut.



2.4 Kurikulum 2013
Pemerintah RI dalam UUSPN menyebutkan bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan isi pelajaran, bahan kajian, dan cara penyampaian serta penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman  penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar”. Jadi dalam menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar itu sendiri harus direncanakan sesuai dengan karakteristik di Indonesia agar berjalan dengan seimbang dan terus berkembang menjadi lebih baik.
Kurikulum  pendidikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
Pasal 1
(1)Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
2)StandarKompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
  a.Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A;
       b.KompetensiLulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan
  c.KompetensiLulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C
3)Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

A.    Struktur Kurikulum dan Beban Belajar untuk tingkat Sekolah Dasar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013
Struktur Kurikulum
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Struktur Kurikulum adalah gambaran konsep konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi mata pelajaran dalam kurikulum, beban belajar untuk mata pelajaran, dan beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik.





Alokasi Waktu Belajar Per Minggu

Mata Pelajaran
I
II
III                                                               
IV
V
VI
Kelompok A

1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
4
4
4
4
4
4
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
5
5
6
4
4
4
3
Bahasa Indonesia
8
9
10
7
7
7
4
Matematika
5
6
6
6
6
6
5
Ilmu Pengetahuan Alam



3
3
3
6
Ilmu Prngetahuan Sosial



3
3
3
Kelompok B
1
Seni Budaya dan Prakarya
4
4
4
5
5
5
2
Pendidikan Jasmani, olah raga, dan Kesehatan
4
4
4
4
4
4
Jumlah Alokasi Wktu Per Minggu
30
32
34
36
36
36














Untuk Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat
Untuk Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang dikembangkan oleh pusat dan pemerintah daerah








Beban Belajar
Beban belajar diakumulasikan dalam setiap jam per minggu untuk satu semester. Beban belajar di SD/MI kelasI, II, dan III masing-masing 30, 32, 34sedangkan untuk kelasIV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah 35menit.
B.     Struktur Kurikulum dan Beban Belajar untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013
            Struktur Kurikulum
Alokasi Waktu Belajar Per Minggu
Mata Pelajaran
I
II
III                                                               

Kelompok A

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
3

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3
3
3

Bahasa Indonesia
6
6
6

Matematika
5
5
5

Ilmu Pengetahuan Alam
 5

Ilmu Prngetahuan Sosial
 4
 4
 4

Bahasa Inggris
4
4
4

Kelompok B

Seni Budaya
3
3
3

Pendidikan Jasmani, olah raga, dan Kesehatan
3
3
3

Prakarya
2
2
2

Jumlah Alokasi Wktu Per Minggu
38
38
38















Untuk Kelompok A adalah untuk mata pelajaran pusat, sedangkan konten mata pelajran pusat yang dikembangkan dengan konten mata pelajaran yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran integrative scientic dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu.
Seni Budaya terdiri dari empat aspek yaitu: seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Prakarya terdiri dari kerajinan,rekyasa,budidaya, dan pengolahan.
Beban Belajar
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38, dan 38 untuk masing-masing kelas VII,VIII,dan IX. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40 menit.
C.     Struktur Kurikulum dan Beban Belajar untuk tingkat Sekolah Menengah Atas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013
Struktur Kurikulum
Kelompok Mata Pelajaran Wajib
Mata Pelajaran
I
II
III                                                                
Kelompok A
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
3
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2
2
2
Bahasa Indonesia
4
4
4
Matematika
4
4
4
Sejarah Indonesia
2
2
2
Bahasa Inggris
  2
  2
     2
Kelompok B
Seni Budaya
2
2
2
Pendidikan Jasmani, olah raga, dan Kesehatan
3
3
3
Prakarya dan Kewirausahaan
2
2
2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B Per Minggu
24
24
24
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA/MA)
18
20
20
Jumlah Jam Pelajaran Yang Harus Ditempuh Per Minggu
42
44
44






Kelompok Mata Pelajaran Peminatan
Mata Pelajaran
X
XI
XII                                                               
Kelompok A dan B (Wajib)
24
24
24

C.     Kelompok Peminatan
Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam
3
4
4
Matematika
3
4
4
Biologi
3
4
4
Fisika
3
4
4
Kimia
  3
  4
     4
Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
Geografi
3
4
4
Sejarah
3
4
4
Sosiologi
3
4
4
Ekonomi
3
4
4
Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya
Bahasa dan Sastra Indonesia
3
4
4
Bahasa dan Sastra Inggris
3
4
4
Bahasa dan Sastra Asing Lainnya
3
4
4
Antropologi
3
4
4
Mata Pelajran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat
6
4
4
Jumlah Jam Pelajaran yang Tersedia Per Minggu
66
76
76
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh Per Minggu
42
44
44

















Beban Belajar
Dalam struktur kurikulum SMA/MA ada penambahan jam belajar per minggu sebesar 4-6 jam sehingga untuk kelas X bertambah dari 38 jam menjadi 42 jam belajar, dan untuk kelas XI dan XII bertambah dari 38 jam menjadi 44 jam belajar. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar adalah 45 menit.



2.4 Karaketeristik Pendekatan Scientifik dalam Kurikulum 2013
A. Esensi Pendekatan Ilmiah
Dalam kurikulum 2013 diamanatkan lebih pada pada pendekatan scientifik, pada pendekatan yang menggunakan  penalaran  induktif dan penalaran deduktif. Penalaran deduktif  adalah penalaran yang melihat fenomena-fenomena yang umum kemudian membuat kesimpulan yang khusus, sedangkan penalaran induktif adalah memandang fenomena-fenomena yang bersifat khusus lalu kemudian membuat esensi secara keseluruhan.
                  (http://penelitiantindakankelas.blogspot.com)







B.                 Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik
1.      Mengamati
Kegiatan yang biasanya dilakukan dalam pengamatan yaitu observasi objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang diajarkan guru.
2.      Menanya
Pertanyaan dapat diajukan oleh guru atau siswa dan pertanyaan yang diajukan adalah untuk mendapat tanggapan verbal dari narasumber.
3.      Mengumpulkan
Peserta didik dapat mengumpulkan sumber materi baik yang terdapat di buku pelajaran atau dari jejaring internet.
4.      Mengasosiasi
Setelah mendapat beberapa sumber dar buku pelajaran dan internet kemudian data yang diperoleh dapat dianalisis dan dikumpulkan.
5.      Mengomunikasikan
Setelah mendapat kesimpulan, kesimpulan yang diperoleh dapat disampaikan kepada guru atau pembimbing.












BAB 3
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
1.      Hakikat pembelajaran yang sebenarnya bukan hanya dari pengetahuan saja tetapi juga dengan membimbing pengalaman pada pribadi anak
2.      Dengan mengetahui prinsip pembelajaran sejarah  dapat menentukan faktor lingkungan yang mempengaruhi proses pembelajaran tersebut serta dapat
3.      Menentukan bentuk belajar dengan memahami prinsi-prinsip pembelajaran sejarah.

3.2              Saran
Pendidikan sejarah merupak ibu dari semua pelajaran lain, oleh karena itu diharapkan untuk mencetak generasi bangsa yang baru dengan pribadi yang baik pemerintah dapat mensosialisasikan pentingnya pendidikan sejarah itu untuk mencetak karakteristik bangsa, dan tetap melestarikan peninggalan budaya bangsa. Dalam penulisan makalah ini penulis sadar bahwa terdapat banyak kekurangan didalamnya, oleh karena itu penulis mohon untuk diberi kritik dan saran untuk membangun makalah ini agar dapat lebih baik lagi.










DAFTAR RUJUKAN
Faiq, M. 2013. Karakteristik Pendidikan Scientific (Ilmiah) dalam Kurikulum 2013, (Online), (http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/karakteristik-pendekatan-ilmiah-scientific-dalam-kurikulum-2013.html), diakses pada 09 Desember 2013.
Gazaba, Sidi, Drs. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bharatara Karya Aksara
Kochhar,S. K. 2008. Pembelajaran Sejarah Teaching Of History. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Rahman, Abdul. 2011. Prinsip-prinsip Pembelajaran. Makalah disajikan pada Universitas Pendidikan Indonesia di Jakarta, 06 Februari 2011. (Online), (http://arassh.wordpress.com), diakses pada 18 Septemeber 2013.
Sutjiatiningsih, Sri, Drs. 1995. Pengajaran Sejarah. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Urip. 2013. Kurikulum 2013, (Online), (http://urip.files.wordpress.com/2013/02/kurikulum-2013), diakses pada 09 Desember 2013.
Wildan, M. 2013. Pengertian Kurikulum, Bagaimana Kurikulum 2013?, (Online), (http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/22/pengertian-kurikulum-bagaimana-dengan-kurikulum-2013-594059.html), diakses 09 Desember 2013.
 Zaifbio. 2009. Belajar Dan Pembelajaran, (Online), (http://zaifbio.wordpress.com), diakses pada 29 Oktober 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar